Jakarta, – EKOIN – CO – Dunia perfilman Indonesia kembali menghadirkan karya yang sarat makna melalui film layar lebar berjudul Agape. Film ini mengusung tema cinta tanpa pamrih, pengorbanan, serta ketulusan dalam merawat orang-orang tercinta di tengah kondisi sulit, termasuk sakit yang berkepanjangan.
Disutradarai oleh Ari bersama tim kreatifnya, Agape digarap dengan konsep multiplot yang menghubungkan empat cerita berbeda, namun tetap berpusat pada satu tema besar: cinta yang tulus dan pengorbanan dalam kehidupan nyata. Proses produksi dilakukan selama 15 hari, dengan mayoritas lokasi syuting di rumah sakit di Bogor.
“Setiap penulis membawa cerita sendiri yang kemudian diramu agar bisa berdiri sebagai kisah utuh. Dari sana, kita satukan dalam benang merah yang kuat,” ujar salah satu tim penulis dalam konferensi pers.
Para aktor dan aktris senior hingga generasi baru turut terlibat dalam film ini. Meriam Bellina, Tio Pakusadewo, serta sejumlah bintang muda menghadirkan dinamika akting yang memperdalam nuansa emosional. Salah satu karakter yang menyita perhatian adalah Sarah, seorang istri yang setia merawat suaminya yang mengidap demensia. Peran ini digarap dengan riset mendalam dan penuh tantangan oleh aktris Tara, yang mengaku terbantu oleh arahan para senior di lokasi.
Tak hanya soal cerita, Agape juga memberi ruang pada aspek musik. Lagu kebangsaan SMA Pangudi Luhur yang dimasukkan dalam film, menurut penulis skenario, dipilih sebagai representasi persahabatan dan kenangan masa muda para tokohnya.
Film ini diharapkan mampu menghadirkan refleksi bagi penonton tentang makna cinta yang sesungguhnya. “Harapannya, Agape bisa mengubah perspektif penonton bahwa cinta bukan sekadar kata, melainkan tindakan nyata dalam pengorbanan dan ketulusan,” ungkap Michael Lumbantobing, salah satu produser.
Agape dijadwalkan tayang serentak di bioskop tanah air pada September 2025. Kehadirannya diproyeksikan menjadi salah satu karya yang memberi warna baru dalam perfilman nasional, sekaligus memperkuat narasi bahwa film Indonesia mampu menyajikan kisah humanis yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.



























