Jakarta, EKOIN.CO – Dewan Eropa dan sejumlah negara Uni Eropa mengecam keras rencana Israel untuk mengambil alih kendali penuh atas Kota Gaza. Ketua Dewan Eropa Antonio Costa menyatakan keputusan tersebut berpotensi merusak hubungan diplomatik antara UE dan Israel. Pernyataan ini disampaikan melalui akun X, mengutip AFP, Sabtu (9/8/2025).
“Saya mendesak pemerintah Israel mempertimbangkan ulang keputusan ini,” tulis Costa. “Langkah ini akan berdampak serius pada hubungan UE-Israel.” Costa menambahkan bahwa situasi di Gaza sudah sangat memprihatinkan, dan ekspansi militer Israel hanya akan memperburuk kondisi kemanusiaan.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga menyerukan pembatalan rencana Israel. “Operasi militer di Gaza harus dihentikan,” tegasnya. Von der Leyen mendesak pembebasan sandera dan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Jerman Hentikan Ekspor Senjata ke Israel
Pemerintah Jerman mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara ekspor senjata ke Israel. Keputusan ini diumumkan Kanselir Friedrich Merz pada Jumat (8/8/2025), menyusul rencana perluasan operasi militer Israel di Gaza.
“Prioritas kami adalah pembebasan sandera dan gencatan senjata,” kata Merz dalam pernyataan resmi, dikutip dari AFP. Dia juga menyoroti penderitaan warga sipil Gaza yang terus meningkat akibat konflik berkepanjangan.
Respons Internasional dan Krisis Kemanusiaan
Negara-negara Eropa lainnya, termasuk Prancis dan Spanyol, turut mengkritik langkah Israel. Menteri Luar Negeri Prancis menyebut rencana tersebut sebagai “pelanggaran hukum internasional.” Sementara itu, PBB melaporkan bahwa lebih dari 1,5 juta warga Gaza membutuhkan bantuan darurat.
Organisasi kemanusiaan seperti Palang Merah Internasional mencatat kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan. “Gaza berada di ambang bencana,” ujar perwakilan PBB di wilayah tersebut.