Washington, EKOIN.CO – Mantan analis senior di Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Michael Maloof, menyatakan bahwa tidak ada sistem pertahanan udara di dunia saat ini yang mampu menghadapi rudal hipersonik Oreshnik milik Rusia. Hal ini disampaikan Maloof dalam wawancaranya yang dikutip dari Russia Today pada Senin, 4 Agustus 2025.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Dalam pernyataannya, Maloof menjelaskan bahwa rudal tersebut memiliki potensi besar untuk menggeser keseimbangan kekuatan militer global, terutama dalam konflik yang melibatkan Rusia, termasuk perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina. Ia menekankan bahwa kemampuan Oreshnik sangat sulit dihadapi oleh sistem pertahanan konvensional mana pun.
Menurutnya, saat ini baik Ukraina maupun negara-negara sekutu di Barat belum memiliki teknologi yang cukup canggih untuk mengintersepsi rudal hipersonik seperti Oreshnik. Maloof mengatakan bahwa misil tersebut dapat mencapai targetnya hanya dalam hitungan menit, yang membuatnya sangat sulit untuk dicegah.
Rudal Oreshnik dilaporkan mampu melaju dengan kecepatan lebih dari 7.000 mil per jam, atau sekitar 11.000 kilometer per jam. Dengan kecepatan ini, Maloof menyatakan bahwa “tidak ada pertahanan terhadapnya” di dunia saat ini, baik yang dimiliki Amerika Serikat maupun negara lain.
Senjata hipersonik Rusia menimbulkan kekhawatiran global
Maloof menegaskan bahwa kepemilikan rudal hipersonik oleh Rusia menciptakan ketidakseimbangan dalam struktur militer global. “Memiliki [rudal] hipersonik yang saat ini tidak ada pertahanannya… sungguh menakjubkan,” ujar Maloof, menyoroti dampaknya pada kemampuan bertahan Ukraina di medan tempur.
Ia menambahkan bahwa senjata ini memberikan keunggulan strategis signifikan bagi Rusia. Kecepatan tinggi rudal Oreshnik membuat radar dan sistem pertahanan yang ada tidak memiliki waktu reaksi yang memadai untuk bertindak sebelum rudal menghantam sasarannya.
Meskipun Amerika Serikat saat ini tengah mengembangkan sistem pertahanan untuk menghadapi senjata hipersonik, seperti mengadaptasi sistem pertahanan rudal THAAD, proyek tersebut masih berada dalam tahap pengembangan awal. Maloof menyatakan bahwa sistem-sistem tersebut belum memiliki kemampuan operasional untuk digunakan di lapangan.
Dengan keunggulan teknologi ini, Rusia diperkirakan dapat melancarkan serangan presisi dalam waktu sangat singkat, yang dapat melumpuhkan sistem militer lawan sebelum mereka mampu bereaksi. Maloof mengingatkan bahwa situasi ini menciptakan risiko eskalasi konflik yang sangat tinggi.
Amerika Serikat masih tertinggal dalam pengembangan pertahanan
Maloof menjelaskan bahwa meskipun berbagai program sedang dirintis di AS, tidak satu pun dari sistem pertahanan tersebut yang saat ini mampu melindungi wilayah dari ancaman rudal hipersonik. Proyek-proyek tersebut termasuk penelitian senjata energi terarah dan sistem sensor canggih, namun semuanya belum siap digunakan.
Kekhawatiran terkait rudal hipersonik juga disampaikan oleh beberapa pakar militer lainnya, yang menilai bahwa Rusia dapat memanfaatkan teknologi ini sebagai alat tekanan diplomatik maupun kekuatan militer aktual. Dengan adanya kemampuan seperti Oreshnik, potensi perlombaan senjata global semakin menguat.
Dalam laporan terpisah, Pentagon mengakui bahwa senjata hipersonik merupakan ancaman baru yang serius dan menjadi fokus utama pengembangan sistem pertahanan baru. Namun, kemajuan Rusia dalam teknologi ini diklaim jauh lebih cepat dibanding negara-negara Barat.
Michael Maloof menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa dunia menghadapi tantangan baru dalam bentuk senjata yang hampir tidak mungkin dihentikan, kecuali ada terobosan besar dalam teknologi pertahanan. Hal ini, menurutnya, menjadi prioritas strategis bagi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya dalam waktu dekat.
Secara keseluruhan, kepemilikan rudal hipersonik Oreshnik oleh Rusia menunjukkan adanya perubahan besar dalam peta kekuatan militer dunia. Senjata ini memungkinkan Rusia memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam berbagai konflik, termasuk konfrontasi yang sedang berlangsung di Ukraina.
Pernyataan dari Michael Maloof ini menjadi pengingat bahwa perkembangan teknologi militer yang tidak seimbang dapat menimbulkan ketegangan baru di tingkat internasional, serta meningkatkan risiko konflik berskala besar.
Kondisi ini mendorong banyak negara untuk segera meninjau ulang kebijakan pertahanan nasional masing-masing dan mempercepat pengembangan teknologi antirudal modern yang dapat menghadapi ancaman baru ini.
Kesimpulan dari pernyataan Maloof menyiratkan bahwa ketergantungan pada sistem pertahanan lama tidak lagi relevan di era rudal hipersonik, dan investasi pada inovasi pertahanan menjadi sangat penting.
Meskipun belum ada bukti penggunaan Oreshnik secara langsung dalam pertempuran, pengakuan terhadap kemampuan rudal ini telah mengubah kalkulasi strategi militer di berbagai belahan dunia.
Dampak dari kehadiran rudal ini tidak hanya dirasakan di bidang militer, tetapi juga berpengaruh terhadap stabilitas politik internasional dan hubungan antarnegara.
Rudal hipersonik Oreshnik menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi komunitas internasional, terutama dalam upaya menjaga keseimbangan keamanan global.
Dalam situasi ini, perlu adanya kerja sama lintas negara dalam penelitian dan pengembangan sistem pertahanan masa depan yang adaptif terhadap ancaman baru.
Negara-negara harus mulai mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk inovasi pertahanan, termasuk pengembangan sistem deteksi dini, radar canggih, dan senjata antirudal generasi baru.
Selain itu, penting bagi pemerintah dan lembaga pertahanan untuk meningkatkan pelatihan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman rudal hipersonik.
Dunia menghadapi kenyataan baru dalam bidang militer, di mana teknologi sangat menentukan arah dan hasil konflik. Oleh karena itu, adaptasi dan antisipasi menjadi kunci untuk menjaga keamanan dan stabilitas jangka panjang.
Tanpa adanya terobosan dalam teknologi pertahanan, ketimpangan kekuatan seperti yang ditunjukkan oleh rudal Oreshnik berpotensi meningkatkan risiko konflik berskala besar di masa depan.
Perlu adanya forum internasional yang membahas regulasi penggunaan senjata hipersonik, demi mencegah perlombaan senjata yang lebih intensif dan mengancam keamanan global.
(*)