Jakarta,EKOIN.CO- Parlemen resmi mengesahkan APBN 2026 dengan nilai sekitar Rp3.843 triliun dalam sidang paripurna pada Sabtu, 27 September 2025. Anggaran tersebut ditargetkan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 5,4 persen serta menjaga defisit di level 2,68 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ikuti berita terkini di WA Channel EKOIN.
Fokus utama dari APBN 2026 mencakup perluasan program makanan gratis untuk siswa dan ibu hamil, peningkatan belanja pertahanan, serta sejumlah kebijakan fiskal yang diarahkan untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional.
APBN 2026 Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah menargetkan laju pertumbuhan 5,4 persen melalui kombinasi investasi publik, penguatan konsumsi rumah tangga, serta ekspor. Dukungan fiskal dalam APBN 2026 juga diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia lewat program sosial dan pendidikan.
“APBN 2026 dirancang untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi sekaligus memperkuat ketahanan nasional,” ujar Menteri Keuangan dalam rapat paripurna.
Belanja negara tahun depan diprioritaskan pada sektor pendidikan, kesehatan, serta infrastruktur. Program makanan gratis menjadi salah satu unggulan karena diharapkan dapat meningkatkan gizi anak dan ibu hamil, sehingga memperbaiki kualitas generasi mendatang.
Belanja Pertahanan dan Sosial Menguat
Selain program sosial, APBN 2026 juga mengalokasikan porsi signifikan untuk belanja pertahanan. Hal ini sejalan dengan kebutuhan memperkuat kedaulatan dan modernisasi alutsista di tengah dinamika geopolitik regional.
Ketua Badan Anggaran DPR menegaskan bahwa kenaikan anggaran pertahanan bukan hanya soal peralatan, tetapi juga peningkatan kualitas personel militer. “Kita perlu menjaga keseimbangan antara keamanan nasional dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Di sisi lain, APBN 2026 juga mengedepankan perlindungan sosial. Bantuan sosial reguler tetap berjalan, sementara program strategis baru seperti subsidi pendidikan dan peningkatan layanan kesehatan masyarakat diperkuat.
Dengan skema tersebut, pemerintah berharap APBN 2026 tidak hanya menjaga stabilitas ekonomi jangka pendek, tetapi juga menciptakan fondasi pembangunan jangka panjang.
Pemerintah menekankan bahwa defisit 2,68 persen dari PDB akan tetap dijaga dalam koridor aman, sehingga keseimbangan fiskal tetap terpelihara. Pengelolaan utang juga diarahkan lebih hati-hati dengan pembiayaan yang produktif.
Anggaran ini mencerminkan strategi pemerintah untuk menjaga kepercayaan pasar sekaligus memastikan belanja negara tetap efektif dan tepat sasaran.
Secara keseluruhan, APBN 2026 disebut sebagai instrumen penting untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang masih penuh ketidakpastian.
Pemerintah dan parlemen berharap, kebijakan fiskal tahun depan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkeadilan, serta memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
.