Jakarta, EKOIN.CO – Universitas Padjadjaran (Unpad) mengukuhkan delapan Guru Besar baru dalam upacara yang berlangsung di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Iwa Koesoemasoemantri, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Selasa, 22 Juli 2025.
Acara dibuka oleh Ketua Senat Akademik Unpad, Prof. Ganjar Kurnia, dan dipimpin oleh Ketua Dewan Profesor Unpad, Prof. Arief Anshory Yusuf. Pengukuhan ini menjadi tonggak penting bagi institusi dalam penguatan keilmuan lintas bidang.
Dari delapan Guru Besar yang dikukuhkan, enam berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), sementara dua lainnya dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).
Kedelapan Guru Besar tersebut adalah Prof. Dikdik Kurnia, Prof. Nursanti Anggriani, Prof. Togar Saragi, Prof. Darmawan Hidayat, Prof. Diana Rakhmawaty Eddy, dan Prof. Budi Irawan dari FMIPA, serta Prof. Emma Rochima dan Prof. Yulia Andriani dari FPIK.
Paparan keilmuan dari masing-masing Guru Besar menjadi sorotan utama dalam seremoni akademik yang dihadiri sivitas kampus dan keluarga besar Unpad.
Inovasi Keilmuan untuk Kesehatan dan Teknologi
Prof. Dikdik Kurnia memaparkan risetnya mengenai pengembangan agen antimikroba untuk patogen oral melalui pendekatan kimia organik. Ia mengusulkan tiga kategori obat berdasarkan aktivitas kombinasi senyawa antimikroba dan antioksidan.
“Berdasarkan hasil penelitian maka diusulkan kategori obat antimikroba untuk patogen oral, yaitu obat kategori 1 adalah kombinasi senyawa anti-quorum sensing dan anti-biofilm…” ujar Prof. Dikdik dalam presentasinya.
Sementara itu, Prof. Nursanti Anggriani menyoroti kontribusi matematika terapan dalam bidang epidemiologi. Ia menegaskan pentingnya pendekatan sistem dinamik dalam pemodelan penyebaran penyakit.
“Model matematika harus dibangun dari pemahaman terhadap masalah nyata dan terbuka untuk kolaborasi lintas disiplin,” tegasnya dalam pemaparan.
Prof. Togar Saragi juga menampilkan inovasi risetnya terkait superparamagnet berbasis Fe3O4 yang dimodifikasi dengan enkapsulator dan surfaktan untuk aplikasi medis.
Riset Interdisipliner dan Tantangan Teknologi
Pengembangan teknologi ultrasonik menjadi fokus Prof. Darmawan Hidayat. Ia menyoroti pentingnya rekayasa material dan sistem elektronik sebagai kunci penguasaan teknologi tersebut di Indonesia.
“Dua kunci untuk menguasai teknologi ini adalah rekayasa material dan rekayasa elektronika sehingga dapat mengurangi ketergantungan produk impor,” jelas Prof. Darmawan dalam pidato ilmiahnya.
Prof. Diana Rakhmawaty Eddy meneliti material fotokatalitik yang mampu mendegradasi polutan organik melalui mekanisme self-cleaning. Ia menekankan potensi besar material ini untuk aplikasi komersial ramah lingkungan.
Adapun Prof. Emma Rochima memfokuskan kajiannya pada konversi limbah hasil perikanan menjadi kitosan. Ia menyoroti peluang ekonomis dan ekologis dari produk tersebut dalam penguatan industri biru.
“Pemanfaatan limbah tersebut mendorong inovasi berkelanjutan yang bernilai tambah ekonomis dan ekologis,” ujar Prof. Emma di hadapan tamu undangan.
Prof. Yulia Andriani menggarisbawahi pentingnya ketersediaan pakan ikan dalam budidaya perikanan serta perlunya bahan alternatif dari limbah organik untuk menekan biaya.
Biodiversitas dan Pengetahuan Lokal
Prof. Budi Irawan mengakhiri sesi paparan dengan menyampaikan pentingnya etnobotani dan biosistematika dalam konservasi biodiversitas Indonesia. Ia menekankan peran pengetahuan tradisional dalam menjaga identitas ekologis.
“Etnobotani dan biosistematika merupakan bagian yang tidak terpisahkan, keduanya saling melengkapi,” ungkap Prof. Budi.
Menurutnya, biodiversitas tidak hanya harus dimanfaatkan secara bijak saat ini, tetapi juga perlu dilestarikan sebagai warisan untuk generasi mendatang.
Seluruh pemaparan ilmiah ini menjadi refleksi kontribusi Unpad dalam menjawab tantangan zaman melalui pendekatan multidisipliner dan riset berbasis kebutuhan nasional.
Sebagaimana dikutip dari laman resmi https://www.unpad.ac.id/2025/07/universitas-padjadjaran-gelar-pengukuhan-bagi-delapan-guru-besar-baru/, pengukuhan ini menjadi bagian dari komitmen kampus dalam meningkatkan daya saing dan kontribusi nyata bagi pembangunan.
Pengukuhan delapan Guru Besar baru di Universitas Padjadjaran menandai komitmen akademik terhadap riset lintas disiplin dan inovasi berbasis solusi. Keilmuan yang mereka paparkan mencerminkan pentingnya sinergi antara teori dan kebutuhan nyata masyarakat.
Setiap paparan menunjukkan kontribusi strategis di bidang kesehatan, teknologi, lingkungan, hingga pelestarian budaya. Para Guru Besar mengedepankan gagasan aplikatif, berkelanjutan, serta berpihak pada penguatan sumber daya lokal dan pengembangan nasional.
Dengan penguatan kapasitas dosen melalui jabatan akademik tertinggi ini, Unpad semakin memantapkan diri sebagai institusi pendidikan tinggi yang menjawab tantangan global sekaligus berakar pada kearifan lokal. (*)