Tangerang EKOIN.CO – PT Chery Sales Indonesia (CSI) menyatakan masih melakukan kajian terhadap kemungkinan pendirian pabrik mobil sendiri di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh President Director of Chery Group, Zeng Shuo, pada Rabu (30 Juli 2025) di ajang pameran otomotif di ICE BSD, Tangerang.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Menurut Zeng Shuo, rantai pasokan Chery saat ini telah masuk ke pasar Indonesia. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan asal China itu terus berupaya memperkuat kontribusinya terhadap industri otomotif di Tanah Air. “Kalau kita lihat memang demand naik cepat. Seperti akhir 2024, demand sebulan bisa 2000 unit. Tapi produksi saat itu masih 1000 unit. Tapi sekarang sudah bisa sampai 3000 unit,” ujar Zeng.
Zeng juga menjelaskan bahwa meskipun Chery belum mendirikan pabrik sendiri di Indonesia, pihaknya telah menjalin kerjasama dengan PT Handal Indonesia Motor untuk aktivitas perakitan kendaraan. Hal ini dilakukan untuk mendukung perekonomian Indonesia sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru.
Ia menambahkan bahwa tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk kendaraan Chery telah mencapai 40 persen. Dengan demikian, kendaraan yang dipasarkan di Indonesia sudah tidak lagi diimpor dalam bentuk completely build up (CBU) dari China.
Pertimbangan Investasi dan Potensi Dampak Sosial
Dalam keterangannya, Zeng Shuo menegaskan bahwa pihaknya tengah mengupayakan ekspansi sesuai dengan peningkatan permintaan di Indonesia. “Pasti kita akan ekspansi lagi sesuai dengan demand kita di Indonesia. Jadi kita sedang usahakan (pabrik),” katanya.
Sementara itu, Sales Director Chery Sales Indonesia, Budi Darmawan menyoroti pentingnya kontribusi perusahaan terhadap masyarakat Indonesia. Ia menyatakan bahwa pabrik Handal adalah pabrik lokal yang keuntungannya juga dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Namun, Budi juga mengungkapkan adanya risiko jika Chery mendirikan pabrik sendiri di Indonesia. Menurutnya, hal ini bisa berdampak pada tenaga kerja yang saat ini bekerja di pabrik Handal. “Bisa saja Chery pikirkan bangun pabrik. Tapi pasti ada yang harus dikorbankan. Nanti pasti ada pemutusan hubungan kerja di Handal karena Chery harus memulai pabrik sendiri,” jelas Budi.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini strategi produksi yang dijalankan Chery melalui kerjasama dengan Handal masih terbukti efektif. “Tapi sejauh ini strategi yang kita jalankan saat ini masih efektif,” tegasnya.
Produksi Chery di Indonesia Sejak 2022
Chery mulai melakukan aktivitas perakitan mobil di Indonesia sejak September 2022. Seluruh proses perakitan tersebut dilakukan di fasilitas milik PT Handal Indonesia Motor yang berlokasi di Pondok Ungu, Bekasi.
Beberapa model kendaraan telah dirakit di pabrik tersebut, antara lain Chery Omoda E5 yang merupakan mobil listrik, Tiggo 7 Pro, Tiggo 8 Pro, dan Chery Omoda 5. Model-model ini menjadi andalan Chery untuk bersaing di pasar otomotif nasional.
Selain mendukung industri lokal, kerjasama ini juga dinilai strategis karena memungkinkan Chery menyesuaikan kapasitas produksi dengan permintaan pasar di Indonesia tanpa perlu menanggung beban investasi besar untuk pembangunan pabrik.
Chery juga dapat mengoptimalkan sumber daya lokal melalui kemitraan ini, termasuk dalam pemanfaatan tenaga kerja Indonesia serta bahan baku lokal untuk mendukung pencapaian TKDN.
Menurut Budi Darmawan, keberadaan pabrik Handal sebagai mitra strategis memberikan efisiensi operasional dan tetap menjaga daya saing produk Chery di pasar domestik.
Hingga saat ini, Chery belum memberikan kepastian waktu terkait realisasi pembangunan pabrik di Indonesia. Namun, mereka memastikan bahwa setiap keputusan investasi akan mempertimbangkan dampaknya terhadap mitra lokal dan masyarakat.
Chery menyadari bahwa perubahan struktur produksi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan gangguan sosial maupun ekonomi di lingkungan kerja yang sudah ada.
Dalam beberapa bulan ke depan, Chery berencana melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap pertumbuhan pasar dan kebutuhan produksi guna menentukan langkah strategis berikutnya.
Meski belum memiliki pabrik sendiri, langkah Chery memperbesar kapasitas produksi melalui Handal menunjukkan komitmen mereka terhadap pasar Indonesia.
Pihak Chery juga terus memantau perkembangan regulasi dan kebijakan industri otomotif dari pemerintah Indonesia, termasuk insentif untuk investasi pabrik dan kendaraan listrik.
Kondisi pasar domestik dan daya beli konsumen juga menjadi salah satu pertimbangan penting dalam rencana ekspansi Chery di Indonesia.
Industri otomotif di Indonesia memang menjadi daya tarik bagi banyak produsen mobil global, termasuk dari China, karena potensi pasar yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Secara keseluruhan, langkah Chery untuk memperkuat kehadirannya di Indonesia akan terus diikuti oleh publik, khususnya terkait potensi pembangunan pabrik dan dampaknya bagi industri nasional.
Chery berharap ke depan dapat memberikan kontribusi lebih besar melalui ekspansi produksi dan peningkatan kualitas layanan kepada konsumen Indonesia.
Langkah strategis ini juga menjadi bagian dari komitmen jangka panjang Chery untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi regional.
Sebagai kesimpulan, rencana pembangunan pabrik Chery di Indonesia masih dalam tahap pertimbangan mendalam. Keputusan tersebut akan mempertimbangkan keseimbangan antara peningkatan kapasitas produksi dan dampaknya terhadap tenaga kerja lokal.
Jika Chery memutuskan untuk membangun pabrik sendiri, maka perusahaan harus memastikan transisi yang adil bagi para pekerja yang saat ini bergantung pada pabrik Handal. Langkah ini juga harus dilakukan dengan strategi matang agar tidak menimbulkan ketidakpastian ekonomi.
Di sisi lain, jika kerjasama dengan Handal tetap dipertahankan, maka Chery dapat terus meningkatkan produksi tanpa harus menanggung risiko sosial yang tinggi. Namun, tantangan terkait efisiensi dan kontrol produksi akan tetap menjadi fokus evaluasi.
Dalam konteks industri otomotif Indonesia, Chery telah menunjukkan komitmen awal melalui pencapaian TKDN dan pembukaan lapangan kerja. Ke depan, penguatan struktur produksi menjadi kunci bagi Chery untuk meningkatkan kontribusinya.
Melihat dinamika ini, langkah selanjutnya dari Chery akan menjadi indikator penting dalam perkembangan industri otomotif Indonesia serta kebijakan investasi manufaktur ke depan. (*)



























