Jakarta, EKOIN.CO – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) secara proaktif terus mendorong rasio dana murah (Current Account Saving Account/CASA) melalui optimalisasi penetrasi tabungan haji. Langkah strategis ini diambil untuk mengajak masyarakat luas mempersiapkan dana haji yang besar sejak dini, dengan tawaran yang menarik, yakni tanpa khawatir biaya administrasi bulanan. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya BSI untuk meningkatkan literasi persiapan dana haji di kalangan masyarakat, sekaligus memperkuat posisinya sebagai bank syariah terdepan.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, mengatakan bahwa tabungan haji menjadi salah satu fokus utama bank syariah dalam berkontribusi. “Tabungan haji menjadi salah satu fokus kami sebagai bank syariah untuk berkontribusi meningkatkan literasi persiapan dana haji masyarakat. Hari ini kami berkolaborasi dengan Kementerian Sekretariat Negara untuk bersama mendorong penetrasi layanangan keuangan syariah yang komprehensif,” ujarnya. Kolaborasi ini menandai langkah awal yang strategis dalam menjangkau segmen pasar yang lebih luas.
Baca juga : BSI Dorong Zakat Hijau dan Ekonomi Berkelanjutan
Sebagai permulaan kerja sama ini, BSI dan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) menyepakati layanan payroll sebagai entry point layanan keuangan syariah, khususnya bagi para pegawai. Dengan adanya payroll di BSI, nasabah akan lebih mudah dalam mengatur arus kas mereka. Hal ini memungkinkan para pegawai untuk merencanakan tabungan hajinya secara lebih terstruktur dan efisien, tanpa perlu repot memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lain.
Hingga saat ini, BSI masih menduduki peringkat pertama dalam pengelolaan Tabungan Haji, dengan total kurang lebih 6,3 juta rekening. Sementara itu, dari sisi layanan payroll, BSI telah mengelola lebih dari 1,2 juta rekening. Pelanggan nasabah payroll BSI berasal dari beragam institusi strategis, mulai dari BUMN, ASN, kementerian/lembaga, hingga sektor swasta. Posisi ini memperlihatkan kepercayaan yang tinggi dari berbagai pihak terhadap layanan BSI.
Saat ini BSI juga menempati peringkat ketiga bank nasional terbesar dalam pembayaran gaji aparatur sipil negara. Hal ini menunjukkan bahwa BSI memiliki kapabilitas dan infrastruktur yang mumpuni untuk mengelola transaksi dalam skala besar. Layanan payroll ini juga menjadi awal dari berbagai layanan keuangan lain yang ditawarkan oleh BSI, mulai dari pembiayaan konsumer, tabungan emas, cicil emas, hingga investasi syariah dan Mitraguna Haji Khusus.
Manfaat Tabungan Haji dan Dampak Positif pada Kinerja Bank
Khusus bagi ASN, BSI juga menghadirkan berbagai kemudahan. Fasilitas-fasilitas tersebut mencakup gratis biaya transfer antarbank, fasilitas pembiayaan multiguna, hingga program pembiayaan emas. Berbagai penawaran ini dirancang untuk memberikan nilai tambah bagi nasabah, sekaligus mendorong mereka untuk memanfaatkan layanan BSI secara lebih komprehensif. Tabungan wadiah di BSI juga bebas biaya administrasi, sehingga sangat efisien bagi nasabah. Bahkan, nasabah dapat membuka rekening tabungan dengan saldo awal yang cukup terjangkau, yaitu Rp100 ribu.
Anggoro Eko Cahyo menambahkan bahwa langkah ini merupakan salah satu upaya BSI untuk mendorong masyarakat, khususnya segmen nasabah pegawai dengan penghasilan tetap, untuk mempersiapkan dana haji dengan baik. Melalui layanan payroll, proses menabung dapat dioptimalisasi, sehingga impian untuk beribadah haji menjadi lebih mudah terwujud. “Langkah ini menjadi salah satu upaya kami mendorong masyarakat untuk mempersiapkan dana haji dengan baik, terutama segmen nasabah pegawai dengan fixed income yang bisa kita optimalisasi lewat payroll,” ujarnya.
Kinerja layanan payroll yang positif ini turut mendongkrak pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI secara keseluruhan. Pada Maret 2025, DPK BSI tercatat mencapai Rp319,34 triliun, tumbuh 7,40% year-on-year dibandingkan posisi Maret 2024 sebesar Rp297,33 triliun. Dari total tersebut, sekitar 61% merupakan dana murah, dengan tabungan mendominasi 42%, dan tabungan wadiah menyumbang 40% dari total tabungan. Angka-angka ini menunjukkan bahwa strategi BSI dalam meningkatkan dana murah berjalan sukses.
Melihat tren positif tersebut, Anggoro optimistis pertumbuhan payroll BSI akan tetap mencatat kinerja yang positif di tahun ini. Hal ini juga didukung oleh posisi strategis BSI sebagai bank operasional pemerintah dan mitra resmi berbagai kementerian serta lembaga negara dalam pengelolaan rekening gaji. Kepercayaan dari pemerintah ini menjadi modal penting bagi BSI untuk terus berkembang dan menjangkau lebih banyak nasabah.
Menurut Anggoro, di tengah kondisi likuiditas yang kompetitif, payroll menjadi langkah efektif untuk mengelola DPK secara terkontrol, aman, dan berkelanjutan. “Di tengah kondisi likuiditas yang kompetitif, payroll menjadi langkah efektif untuk mengelola DPK secara terkontrol, aman, dan berkelanjutan. Serta dari sisi profil risiko yang sehat dan terukur saat nasabah melakukan pembiayaan,” pungkas Anggoro. Ini adalah strategi yang cerdas, karena payroll tidak hanya mendatangkan dana, tetapi juga nasabah yang memiliki profil risiko yang sehat.
Masa Depan Perbankan Syariah dan Literasi Keuangan
Inisiatif BSI ini menunjukkan bahwa perbankan syariah memiliki peran penting dalam mendorong literasi keuangan dan perencanaan masa depan bagi masyarakat. Dengan fokus pada tabungan haji, BSI tidak hanya membantu nasabah dalam aspek finansial, tetapi juga mendukung mereka dalam mewujudkan ibadah spiritual. Hal ini membedakan BSI dari bank konvensional dan memperkuat posisinya sebagai bank yang melayani kebutuhan nasabah secara holistik.
Program tabungan haji yang terintegrasi dengan layanan payroll adalah solusi inovatif yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat modern. Banyak orang memiliki penghasilan tetap tetapi sering kesulitan dalam mengelola dana untuk tujuan jangka panjang. BSI menyediakan platform yang mudah dan efisien, sehingga menabung untuk haji tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai proses yang teratur dan terencana.
Keberhasilan BSI dalam meningkatkan rasio dana murah juga akan memberikan dampak positif pada keberlanjutan bisnis bank. Dana murah yang stabil menjadi fondasi penting bagi bank untuk menyalurkan pembiayaan dengan biaya yang lebih rendah, sehingga dapat menawarkan produk pembiayaan yang lebih kompetitif kepada masyarakat. Dengan demikian, pertumbuhan DPK akan berbanding lurus dengan pertumbuhan pembiayaan, menciptakan siklus bisnis yang sehat.
Kolaborasi dengan Kemensetneg juga menunjukkan bahwa BSI memiliki ambisi untuk menjadi mitra strategis bagi pemerintah dalam mengelola keuangan para pegawai negeri. Kepercayaan dari kementerian dan lembaga negara merupakan validasi atas profesionalisme dan keandalan BSI sebagai bank syariah. Hubungan yang kuat ini akan membuka pintu untuk kerja sama-kerja sama lain yang lebih luas di masa depan.
Secara keseluruhan, strategi BSI dalam mengoptimalisasi tabungan haji melalui payroll adalah langkah yang cerdas dan berkelanjutan. Inisiatif ini tidak hanya memperkuat posisi BSI di pasar, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, BSI optimis dapat terus mencatat kinerja positif dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan ekonomi nasional.
Sebagai penutup, strategi BSI dalam mengintegrasikan layanan payroll dengan tabungan haji adalah langkah cerdas untuk meningkatkan rasio dana murah dan memperkuat posisinya di pasar. Inisiatif ini memberikan kemudahan bagi masyarakat, khususnya para pegawai dengan penghasilan tetap, untuk merencanakan ibadah haji mereka. Kolaborasi dengan Kemensetneg dan berbagai institusi strategis lainnya menjadi bukti kepercayaan yang tinggi terhadap layanan BSI.
Saran dari berita ini adalah agar BSI terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perencanaan dana haji sejak dini. Kampanye yang masif dan kreatif akan sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran ini. Selain itu, BSI juga perlu terus berinovasi dalam layanan dan produknya untuk menarik segmen pasar yang lebih luas.
Pemerintah juga diharapkan dapat terus memberikan dukungan penuh kepada BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Dukungan kebijakan dan kepercayaan dalam mengelola dana pemerintah akan memperkuat posisi BSI untuk bersaing di kancah nasional maupun internasional. Hal ini juga akan mendorong pertumbuhan industri keuangan syariah secara keseluruhan.
Pada akhirnya, keberhasilan ini tidak hanya diukur dari angka-angka finansial, tetapi juga dari dampak sosialnya. Jika BSI dapat membantu lebih banyak masyarakat untuk menunaikan ibadah haji dan mengelola keuangan mereka dengan lebih baik, maka misi sosial bank syariah dapat dikatakan tercapai. Dengan demikian, BSI tidak hanya tumbuh sebagai bank, tetapi juga sebagai institusi yang memberikan manfaat nyata bagi umat.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v