Rimini EKOIN.CO – Mantan pembalap Ducati, Enea Bastianini, mengungkapkan pengalaman pahit yang ia alami sebelum kursinya diambil oleh Marc Marquez pada MotoGP 2024. Pembalap Italia itu mengenang musim 2023 yang seharusnya menjadi titik balik kariernya, namun justru berubah menjadi mimpi buruk akibat cedera.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Bastianini, yang dikenal dengan julukan La Bestia, mengaku awalnya penuh optimisme ketika resmi bergabung dengan tim pabrikan Ducati Lenovo. Dengan motor Desmosedici GP resmi dan dukungan penuh pabrikan, ia mematok target tinggi untuk bersaing memperebutkan gelar juara dunia. Namun, rencana itu berantakan sejak seri pembuka.
Ia mengalami patah bahu pada balapan pertama musim 2023, membuatnya absen cukup lama. Meski sempat kembali ke lintasan, kondisi fisiknya tidak pernah mencapai 70 persen. Bastianini menceritakan bahwa ia kesulitan menyelesaikan balapan dan kerap kehabisan tenaga di pertengahan lomba.
Situasi semakin buruk ketika ia mengalami kecelakaan lagi di Barcelona, yang mengakibatkan patah kaki dan tangan. Cedera beruntun ini membuatnya harus menghentikan musim lebih awal, meski sempat meraih kemenangan di GP Malaysia yang menjadi satu-satunya momen manis di tahun itu.
“Tahun 2023 seharusnya menjadi tahun saya karena saya bergabung dengan tim resmi, motor resmi, dan segalanya sudah siap. Tapi di balapan pertama semuanya berakhir,” kenang Bastianini seperti dikutip dari Motosan.
Meski meraih kemenangan di Malaysia, Bastianini mengaku lega namun tidak sepenuhnya puas karena performanya terganggu cedera sepanjang musim. Ia menilai, momen tersebut hanya menjadi pelipur lara di tengah musim yang sulit.
Keputusan Ducati Memilih Marquez
Memasuki MotoGP 2024, Bastianini mendapat kesempatan terakhir untuk membuktikan diri di Ducati. Namun kecelakaan di GP Prancis membuat peluangnya bertahan semakin tipis. Awalnya ia menduga Jorge Martin yang akan menggantikan posisinya.
Namun, Direktur Teknis Ducati, Gigi Dall’Igna, justru memilih Marc Marquez untuk menjadi rekan Francesco Bagnaia di tim pabrikan. Keputusan itu mengejutkan banyak pihak, mengingat Martin tampil impresif sepanjang musim.
“Balapan-balapan itu menjadi penentu bagi pilihan Ducati, dan kemudian datang keputusan Gigi untuk memilih Marc Marquez,” kata Bastianini. “Mungkin terlihat seperti pilihan yang aneh, tetapi sekarang Anda tidak bisa berkata apa-apa karena Marc tampil sangat kuat.”
Bastianini menegaskan, meski kehilangan kursi di Ducati, hubungan pribadinya dengan Marquez tetap baik. Mereka menutup musim dengan hubungan profesional yang sehat tanpa masalah pribadi.
Awal Sulit Bersama KTM
Setelah hengkang dari Ducati, Bastianini memulai babak baru bersama KTM di musim 2025. Namun perjalanan itu tidak berjalan mulus. Sejak awal, ia mengaku kesulitan beradaptasi dengan RC-16 milik tim Austria tersebut.
Menurutnya, situasi tim juga diperparah oleh masalah finansial yang membelit KTM pada awal musim. Hal itu mempengaruhi persiapan dan performa tim dalam dua hingga tiga bulan pertama kompetisi.
“Mari kita katakan saja petualangan ini tidak dimulai dengan cara terbaik karena KTM, secara finansial, sedang tidak baik,” ungkap Bastianini. Ia menambahkan, tim bahkan sempat ragu apakah akan mampu mengikuti seri Thailand pada kalender MotoGP.
Meski begitu, Bastianini tetap berusaha menjaga motivasinya. Ia mempersiapkan diri sebaik mungkin, meski menyadari ada banyak kendala internal yang harus dihadapi.
Dengan performa yang masih belum konsisten, Bastianini menilai awal musim 2025 ini tergolong buruk. Hal ini menjadi tantangan besar baginya untuk membuktikan diri di tengah tekanan dan situasi sulit tim.
Saat ini, MotoGP 2025 sedang memasuki jeda musim panas. Para pembalap, termasuk Bastianini, akan kembali berlaga pada seri Austria di Sirkuit Red Bull Ring pada 15-17 Agustus 2025.
Jeda ini diharapkan dapat menjadi momen bagi Bastianini dan KTM untuk melakukan evaluasi mendalam serta memperbaiki performa sebelum kembali bertarung di lintasan.
Bastianini mengakui, perjalanan kariernya dalam dua musim terakhir penuh lika-liku. Dari tim pabrikan Ducati dengan segala kemewahan fasilitas, kini ia harus berjuang keras bersama tim yang sedang berbenah.
Meski masa depannya di MotoGP masih penuh tanda tanya, ia menegaskan tekadnya untuk terus bersaing dan menunjukkan kemampuannya di level tertinggi.
perjalanan Enea Bastianini dalam dua musim terakhir memperlihatkan betapa cepatnya situasi bisa berubah di MotoGP. Dari kandidat juara bersama Ducati, ia kini berjuang keras bersama KTM di tengah tantangan besar.
Pengalaman cedera beruntun pada 2023 menjadi titik balik yang mempengaruhi kariernya. Meski begitu, kemenangan di Malaysia tetap menjadi pengingat bahwa ia mampu bersaing di level tertinggi ketika berada dalam kondisi terbaik.
Keputusan Ducati memilih Marc Marquez menjadi bagian dari dinamika tim pabrikan, yang menunjukkan bahwa performa di lintasan menjadi faktor utama dalam penentuan line-up pembalap.
Bagi Bastianini, pindah ke KTM adalah tantangan baru yang membutuhkan adaptasi cepat dan kesabaran. Situasi sulit di awal musim 2025 menjadi ujian mental dan teknis yang harus ia lalui.
Musim yang masih panjang memberi kesempatan bagi Bastianini untuk membalikkan keadaan dan membuktikan bahwa ia masih layak bersaing di jajaran pembalap elit MotoGP. ( * )



























