Bandung, EKOIN.CO – bank bjb kembali menegaskan posisinya yang proaktif dalam mendukung program pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat. Dukungan ini secara spesifik ditujukan kepada calon pekerja migran melalui partisipasi aktif dalam acara “Pelepasan 1.300 Peserta Magang Jepang oleh Menteri Ketenagakerjaan RI”. Kegiatan penting ini berlangsung di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bandung. Acara yang digelar oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker) bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) ini menjadi momentum krusial dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor dan mempromosikan program magang ke Jepang kepada Masyarakat Jawa Barat.
Program magang ke Jepang ini merupakan salah satu upaya nyata sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Upaya ini dilakukan melalui Lembaga Pelatihan Kerja Sending Organization (LPK-SO). Program ini memiliki tujuan ganda, yaitu menekan angka pengangguran serta memberikan peluang berharga kepada peserta magang untuk menjadi sumber daya manusia yang kompeten, terampil, dan siap bersaing di pasar kerja, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Baca juga : Inovasi bank bjb Mudahkan Pembayaran Pajak
Keterlibatan bank bjb dalam ekosistem ini sangat fundamental. AP2LN dan bank bjb telah menjalin kerja sama erat untuk mewujudkan keuangan inklusif dan peningkatan literasi keuangan bagi pekerja migran. Instrumen pembiayaan utama yang digunakan adalah Kredit Usaha Rakyat bagi Pekerja Migran Indonesia (KUR PMI bank bjb).
Melalui KUR PMI bank bjb, bank bjb menyediakan fasilitas pembiayaan yang dirancang khusus untuk memenuhi berbagai kebutuhan calon pekerja migran. Kebutuhan ini mencakup biaya pengurusan dokumen penting, biaya pelatihan keterampilan, hingga kebutuhan logistik lainnya yang diperlukan untuk keberangkatan mereka ke luar negeri.
Partisipasi bank bjb dalam acara pelepasan peserta ini tidak semata-mata berorientasi pada aspek finansial. Hal ini juga berfokus pada penguatan kapasitas sumber daya manusia. Literasi keuangan menjadi salah satu agenda utama yang disajikan agar para peserta magang dibekali dengan keterampilan penting dalam mengelola pendapatan, berinvestasi, serta mempersiapkan masa depan yang lebih sejahtera.
Acara pelepasan tersebut dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan tingkat tinggi. Turut hadir Prof. Yassierli selaku Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, serta Dr. Drs. Herman Suryatman, M.Si selaku Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat. Kehadiran Darwisman selaku Kepala OJK Kantor Regional II Jawa Barat, Dra. H. I Gusti Kim Fajar Wiyati Oka, M.Si selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, Firman Budianto selaku Ketua Umum AP2LN, dan Dicky Wishnu selaku Sekretaris Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung, juga menunjukkan dukungan penuh pemerintah.
Dari pihak bank bjb, hadir Bambang Kendra Senjaya selaku Pemimpin Divisi Kredit UMKM bank bjb, Rinda Merindawati selaku Pemimpin Unit DPLK bank bjb, Deyna Wahyu Kharismawan selaku Pemimpin bjb Kantor Cabang Majalaya, dan Ockie Castrena selaku Pemimpin bjb Kantor Cabang Cianjur. Kehadiran para pimpinan ini membuktikan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah, lembaga keuangan, dan asosiasi dalam memperkuat ekosistem penyiapan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing global.

Sinergi Literasi dan Pembiayaan
Dalam kegiatan pelepasan tersebut, bank bjb bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyelenggarakan sesi sosialisasi keuangan yang sangat bermanfaat. Sesi ini diisi dengan materi-materi praktis seputar pentingnya menabung, strategi menghindari jebakan utang konsumtif yang berlebihan, serta cara memanfaatkan produk keuangan perbankan untuk mendukung keberlanjutan hidup finansial setelah kembali ke tanah air.
Perwakilan manajemen bank bjb dalam acara tersebut menyampaikan pandangan perusahaan. “Edukasi keuangan menjadi sangat krusial agar para peserta magang dapat mengelola pendapatan mereka dengan bijak. bank bjb berharap, dengan literasi keuangan yang memadai, mereka tidak hanya sukses bekerja ke luar negeri tetapi juga mampu merencanakan masa depan finansial yang lebih baik, termasuk saat setelah kembali ke tanah air,” ungkapnya, menekankan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang.
Selain memberikan edukasi, bank bjb secara langsung memberikan fasilitas pembiayaan melalui KUR PMI bank bjb. Kredit ini memiliki fungsi vital, yakni membantu calon pekerja migran memenuhi berbagai kebutuhan keberangkatan. Kebutuhan tersebut terentang luas, mulai dari pengurusan dokumen, biaya pelatihan yang intensif, hingga persiapan logistik lainnya.
Komitmen bank bjb dalam penyaluran KUR PMI bank bjb menunjukkan angka yang signifikan. Hingga 31 Agustus 2025, bank bjb telah menyalurkan KUR PMI bank bjb senilai Rp31,4 miliar kepada total 1.215 pekerja migran. Angka penyaluran yang masif ini membuktikan dedikasi bank bjb dalam memberikan akses pembiayaan yang terjangkau, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan spesifik pekerja migran.
Peran Strategis bank bjb dalam Pemberdayaan
Melalui program KUR PMI bank bjb, bank bjb tidak hanya menawarkan solusi finansial jangka pendek untuk keberangkatan. Lebih jauh, program ini membuka jalan bagi pekerja migran untuk menjadi lebih mandiri, kompeten, dan cerdas secara finansial. Inisiatif ini sepenuhnya sejalan dengan visi bank bjb untuk menghadirkan pertumbuhan bersama yang inklusif di berbagai lapisan masyarakat.
Menteri Ketenagakerjaan RI, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., dalam sambutannya pada acara tersebut, secara khusus memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh bank bjb. Menurutnya, keberhasilan program magang tidak hanya ditentukan oleh keterampilan teknis yang diperoleh, tetapi juga oleh ekosistem pendukung yang kuat. Literasi keuangan adalah salah satu komponen penting dari ekosistem tersebut.
“Kami menyambut baik dukungan dari bank bjb dan OJK. Sinergi inilah yang dibutuhkan agar pekerja migran tidak hanya berdaya saing di luar negeri, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak ekonomi keluarga ketika mereka kembali,” tegas Menteri Ketenagakerjaan, menyoroti dampak berganda dari sinergi ini.
Selain memberikan dukungan finansial, bank bjb terus berkomitmen mendorong edukasi literasi keuangan yang bersifat berkelanjutan. Melalui berbagai modul pelatihan dan sesi pendampingan yang terstruktur, para peserta magang diharapkan mampu merencanakan tabungan, melakukan investasi, hingga mempersiapkan usaha produktif yang dapat dijalankan setelah kembali ke Indonesia.
Keterlibatan bank bjb dalam program magang ke Jepang ini juga merupakan bagian integral dari strategi besar perusahaan dalam memperluas akses inklusi keuangan di sektor-sektor yang selama ini belum tergarap optimal. Kehadiran perbankan di sektor pekerja migran ini membuktikan bahwa bank bjb konsisten berada di garda terdepan dalam mendukung agenda pertumbuhan ekonomi nasional.
Program ini secara nyata membuktikan bahwa sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan asosiasi pemagangan dapat menghasilkan solusi holistik yang komprehensif. Para peserta tidak hanya dibekali dengan keterampilan kerja yang mumpuni, tetapi juga kesiapan finansial yang matang. bank bjb ingin memastikan bahwa pekerja migran tidak hanya sukses di luar negeri, tetapi juga menjadi pilar penting pembangunan ekonomi nasional sekaligus teladan bagi masyarakat dalam hal pengelolaan keuangan yang bijak.
Partisipasi bank bjb melalui penyaluran KUR PMI bank bjb dan edukasi literasi keuangan dalam pelepasan 1.300 peserta magang ke Jepang merupakan perwujudan komitmen bank bjb terhadap inklusi keuangan dan pemberdayaan calon pekerja migran. Skema KUR PMI bank bjb senilai Rp31,4 miliar telah berhasil meniadakan hambatan finansial keberangkatan bagi ribuan pekerja migran, sementara sesi sosialisasi keuangan membekali mereka dengan keterampilan penting untuk perencanaan masa depan. Sinergi antara bank bjb, Kemnaker, dan AP2LN menciptakan ekosistem pendukung yang menyeluruh, memastikan pekerja migran tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga cerdas secara finansial. Ini adalah langkah strategis untuk menjadikan pekerja migran sebagai pilar ekonomi keluarga dan nasional yang kuat dan mandiri.
Untuk keberlanjutan dampak positif ini, bank bjb perlu memperluas jangkauan dan alokasi KUR PMI bank bjb ke lebih banyak calon pekerja migran di berbagai daerah, tidak terbatas pada Jawa Barat. Peningkatan intensitas dan durasi edukasi literasi keuangan, termasuk modul investasi dan kewirausahaan pasca-kembali, harus menjadi fokus utama. Bank bjb juga dapat menjalin kemitraan dengan lembaga pelatihan vokasi lainnya untuk memastikan calon pekerja migran mendapatkan akses pelatihan teknis dan finansial secara terintegrasi. Selain itu, pengembangan produk keuangan yang ditujukan khusus untuk menampung remitansi dan memfasilitasi investasi kembali oleh pekerja migran yang sukses perlu dipertimbangkan untuk mengoptimalkan potensi mereka sebagai motor penggerak ekonomi.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v