Jakarta, EKOIN.CO – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali menunjukkan komitmennya sebagai institusi keuangan yang adaptif dan visioner dalam mendukung pembangunan nasional. Di tengah kondisi pasar yang dinamis dan ketatnya likuiditas, BNI membuka peluang strategis bagi para investor melalui penerbitan Sustainability Bond Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025 senilai maksimal Rp5 triliun. Inisiatif ini merupakan bagian dari skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan target dana total sebesar Rp15 triliun.
Obligasi ini bukan sekadar instrumen investasi berbasis imbal hasil, tetapi juga menjadi wadah partisipasi dalam pembangunan sosial dan lingkungan yang inklusif. Bagi investor yang mengedepankan prinsip ESG (environmental, social, and governance), penerbitan obligasi ini menjadi momentum penting. Dengan struktur yang solid, peringkat tertinggi dari lembaga pemeringkat, serta kerangka kerja berstandar internasional, Sustainability Bond BNI dinilai sebagai salah satu produk keuangan paling prospektif tahun ini.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk secara resmi mengumumkan penerbitan Sustainability Bond tersebut pada Jumat (13/6), dengan nilai maksimal Rp5 triliun. Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek berwawasan lingkungan dan sosial yang sesuai dengan prinsip Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) serta Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS).
Direktur Corporate Banking BNI, Agung Prabowo, menjelaskan bahwa obligasi ini merupakan langkah strategis untuk mengamankan sumber pendanaan jangka menengah hingga panjang. Menurutnya, penerbitan ini juga merupakan bentuk konkret dari komitmen BNI terhadap prinsip keberlanjutan.
“Ini adalah langkah antisipatif untuk menjaga struktur likuiditas kami tetap solid, sekaligus mendukung pembiayaan berkelanjutan yang menjadi bagian dari komitmen kami terhadap environmental, social, and governance (ESG),” ujar Agung.
Struktur Obligasi dan Jadwal Penawaran
Dalam proses penerbitannya, BNI menggandeng sejumlah institusi sebagai penjamin pelaksana emisi, yakni PT BNI Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat.
Obligasi ini telah mendapatkan peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), yang menunjukkan tingkat kepercayaan sangat tinggi terhadap kemampuan BNI dalam memenuhi kewajiban keuangannya.
Masa penawaran awal dijadwalkan berlangsung pada 12–19 Juni 2025, dengan tanggal efektif pada 25 Juni 2025. Penawaran umum akan dilakukan pada 30 Juni hingga 1 Juli 2025, sementara pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada 7 Juli 2025.
Obligasi akan terdiri dari dua seri, yakni Seri A dengan tenor 3 tahun dan Seri B dengan tenor 5 tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap triwulan dan pelunasan pokok akan dilakukan secara bullet payment saat jatuh tempo.
Kinerja BNI dan Alokasi Dana
Seluruh proses distribusi obligasi ini dilakukan secara elektronik melalui sistem PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang akan mengeluarkan konfirmasi kepemilikan kepada investor melalui perusahaan efek atau bank kustodian.
Agung menambahkan, kinerja keuangan BNI sangat sehat, tercermin dari laporan tahun buku 2024 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp21,7 triliun, naik 2,7% dibanding tahun sebelumnya. Rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 21,4%, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan regulator.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) net tetap terjaga di angka 0,7%. “Kondisi ini memberikan ruang yang leluasa bagi kami untuk tetap ekspansif dan bertanggung jawab dalam mendukung pembangunan nasional,” tambahnya.
Dana hasil obligasi akan digunakan untuk membiayai atau membiayai kembali proyek-proyek yang memenuhi prinsip keberlanjutan. Untuk KUBS, BNI akan memprioritaskan proyek yang menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran, termasuk pembiayaan UMKM, yang akan menerima alokasi lebih dari 50% dana KUBS.
Sementara untuk KUBL, dana akan difokuskan pada proyek-proyek seperti energi terbarukan, transportasi rendah emisi, dan konversi limbah menjadi energi.
Seleksi Proyek dan Validasi Eksternal
Seluruh proyek yang dibiayai akan melalui proses seleksi yang ketat. Mekanisme dimulai dari pengajuan oleh unit bisnis, evaluasi oleh manajemen risiko, hingga keputusan akhir oleh Komite sub-ESG BNI. Proses ini memastikan bahwa setiap dana benar-benar dialokasikan untuk proyek yang memenuhi standar keberlanjutan.
Untuk menjamin kredibilitas, BNI telah mengantongi opini independen dari Sustainalytics, lembaga global yang menilai bahwa kerangka kerja Sustainability Bond BNI telah sesuai dengan standar internasional dan ASEAN Green dan Social Bond Standards.
“Ini memperkuat posisi BNI sebagai bank yang tidak hanya fokus pada profitabilitas, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap keberlanjutan lingkungan dan inklusi sosial di Indonesia,” pungkas Agung.
Penerbitan Sustainability Bond oleh BNI menjadi langkah strategis dalam menyeimbangkan tujuan bisnis dan keberlanjutan. Di tengah tantangan global, inisiatif ini mencerminkan arah baru industri perbankan nasional.
Dengan struktur yang transparan, proses seleksi yang ketat, dan dukungan lembaga pemeringkat terpercaya, BNI menegaskan diri sebagai pionir pembiayaan berkelanjutan. Kepercayaan investor akan menjadi faktor penting dalam kesuksesan obligasi ini.
Langkah BNI tidak hanya memperkuat posisi perusahaan di sektor keuangan, tetapi juga membuka peluang partisipasi publik dalam proyek-proyek berdampak sosial dan lingkungan. Ini adalah investasi untuk masa depan Indonesia yang lebih hijau dan adil.(*)