JAKARTA, EKOIN.CO- Jalan kaki kini bukan hanya sekadar aktivitas fisik sederhana, tapi telah menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat urban. Berbagai waktu dalam sehari menawarkan manfaat unik dari kebiasaan ini.
Pagi hari menjadi waktu favorit banyak orang untuk berjalan kaki. Udara yang segar dan jalanan yang belum ramai menciptakan kondisi ideal untuk mengawali hari. Tidak hanya menyegarkan pikiran, berjalan di pagi hari juga menyiapkan tubuh untuk aktivitas harian.
Sebuah studi yang dirilis pada tahun 2012 menyoroti manfaat jalan pagi. Dalam riset itu, ditemukan bahwa partisipan yang berjalan cepat selama 45 menit di pagi hari memiliki ketertarikan lebih rendah terhadap foto makanan dibandingkan mereka yang melakukan aktivitas lain.
Penurunan ketertarikan terhadap makanan tersebut menunjukkan adanya dampak fisiologis dari jalan kaki pagi terhadap kendali nafsu makan. Ini menjadikan jalan pagi tidak hanya bermanfaat bagi metabolisme, tapi juga pengendalian berat badan.
Manfaat ini menjelaskan mengapa banyak orang menjadikan jalan kaki pagi sebagai rutinitas. Selain karena gratis dan mudah dilakukan, efeknya bisa dirasakan langsung dalam jangka pendek maupun panjang..
Waktu Ideal untuk Pekerja Kantoran
Bagi pekerja kantoran, waktu pagi mungkin bukan pilihan terbaik. Aktivitas kerja yang dimulai sejak pagi membuat mereka sulit meluangkan waktu untuk berolahraga.
Namun, personal trainer bersertifikasi Andrew White menyarankan alternatif waktu yang tak kalah efektif: pertengahan pagi. Menurutnya, jeda sejenak untuk berjalan kaki setelah beberapa jam bekerja bisa menyegarkan tubuh dan pikiran.
“Jalan kaki di pertengahan pagi sangat baik untuk memberikan waktu bagi tubuh berhenti sejenak dari rutinitas pekerjaan. Aktivitas ini akan memberikan kesegaran ketimbang bergantung pada kopi,” kata White.
Ia menambahkan bahwa berjalan kaki beberapa menit bisa mendorong aliran darah ke otak. Dengan begitu, produktivitas kerja bisa meningkat.
Bahkan, aktivitas ringan seperti ini bisa menjadi pengganti sempurna untuk istirahat yang tidak produktif. Sejenak keluar dari ruangan dan bergerak bisa memberi dampak besar bagi performa harian.
Setelah Makan Siang: Momen Tepat untuk Bergerak
Waktu lain yang juga dianjurkan adalah setelah makan siang. Banyak orang cenderung duduk atau langsung kembali bekerja setelah makan, padahal ini bisa memicu kantuk dan memperlambat metabolisme.
Sebuah tinjauan studi pada tahun 2022 menunjukkan bahwa berjalan kaki ringan setelah makan sangat efektif dalam meregulasi kadar gula darah pasca makan. Efek ini penting terutama bagi mereka yang berisiko mengalami diabetes.
Berjalan selama 10–15 menit setelah makan siang dapat menstabilkan kadar gula, sekaligus membantu mencerna makanan lebih baik. Ini jauh lebih sehat dibandingkan langsung duduk kembali.
Manfaat lainnya, menurut hasil studi tersebut, adalah meningkatnya ketenangan, kewaspadaan, serta perasaan bahagia. Orang yang rutin berjalan kaki setelah makan cenderung tidak mudah stres.
Dengan begitu, berjalan kaki bukan hanya berdampak pada fisik, tapi juga keseimbangan emosi dan psikis.
Sore Hari: Waktu Transisi yang Menenangkan
Tak semua orang nyaman berolahraga di pagi atau siang hari. Sore menjadi pilihan yang ideal bagi mereka yang ingin memisahkan waktu kerja dan waktu istirahat secara alami.
Menurut White, tubuh memasuki fase penstabilan di sore hari. Maka berjalan kaki di waktu tersebut bisa menjadi aktivitas yang menyelaraskan pikiran dan tubuh.
“Sore hari merupakan waktu penstabilan tubuh, sehingga berjalan kaki merupakan aktivitas yang tepat,” ujar White.
Berjalan sore hari juga bisa menjadi ritual untuk melepas penat. Menghirup udara luar, menyusuri taman atau jalanan sekitar dapat memberikan ketenangan tersendiri.
Transisi dari pekerjaan menuju waktu santai atau berkumpul dengan keluarga pun terasa lebih halus berkat aktivitas ini.
Saat Malam Menjelang Tidur
Untuk sebagian orang, malam hari adalah satu-satunya waktu yang tersedia untuk bergerak. Setelah anak-anak tidur dan pekerjaan selesai, mereka baru bisa keluar rumah untuk berjalan kaki.
White mengatakan, waktu ideal untuk jalan malam adalah sekitar satu jam sebelum tidur. Di saat itu, tubuh sudah mulai rileks dan tak terlalu tergesa.
Aktivitas ringan seperti berjalan bisa membantu menurunkan ketegangan otot dan pikiran. Dengan tubuh yang sedikit lelah secara alami, tidur pun bisa menjadi lebih nyenyak.
Jalan kaki malam juga bisa menekan keinginan ngemil. “Dengan berjalan kaki, energi dan kebosanan bisa dialihkan untuk bergerak, bukan mengudap makanan ringan,” ujar White.
Dengan begitu, tidur tidak hanya jadi lebih berkualitas, tetapi juga menghindarkan dari kalori tak perlu menjelang malam.
Jalan Kaki sebagai Terapi Harian
Aktivitas ini bukan hanya soal olahraga, tapi juga sarana terapi. Jalan kaki menjadi bentuk refleksi diri dan detoks pikiran dari tekanan harian.
Berjalan dalam keheningan bisa menjadi latihan mindfulness. Setiap langkah menjadi momen untuk lebih hadir, sadar akan pernapasan dan sekitar.
Selain itu, berjalan di lingkungan terbuka, seperti taman atau jalur hijau, memperkuat efek penyembuhan alami dari alam.
Tubuh merespons dengan baik terhadap ketenangan visual dan suara alam. Bahkan, beberapa terapi kesehatan kini merekomendasikan “walk therapy”.
Aktivitas sederhana ini bisa menjadi jawaban bagi mereka yang kesulitan bermeditasi atau tidak suka olahraga berat.
Berjalan Tidak Butuh Alat Khusus
Salah satu keunggulan utama dari jalan kaki adalah kesederhanaannya. Tidak dibutuhkan peralatan khusus maupun keanggotaan gym.
Hanya dengan sepasang sepatu yang nyaman dan sedikit waktu, siapa pun bisa memulai. Ini membuat jalan kaki sangat inklusif.
Tak perlu tempat khusus, bisa dilakukan di trotoar, halaman rumah, atau bahkan koridor kantor. Selama ada ruang, jalan kaki bisa dilakukan.
Hal ini menjadikannya pilihan utama bagi banyak orang di perkotaan yang sering kekurangan waktu atau akses terhadap fasilitas olahraga.
Dengan demikian, tidak ada alasan untuk tidak bergerak. Jalan kaki memberi manfaat maksimal dengan investasi minimal.
Manfaat Kesehatan Jangka Panjang
Konsistensi dalam berjalan kaki akan membawa dampak positif jangka panjang. Di antaranya adalah penurunan risiko penyakit jantung, diabetes, hingga tekanan darah tinggi.
Jalan kaki juga memperbaiki fungsi kognitif, terutama pada orang lanjut usia. Aktivitas ini membantu menjaga otak tetap aktif dan responsif.
Bahkan, dalam beberapa studi, ditemukan bahwa orang yang rutin berjalan kaki memiliki risiko kematian dini yang lebih rendah dibandingkan yang tidak.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tampak sederhana, jalan kaki adalah pilar kesehatan yang kuat.
Manfaat tersebut bisa menjadi motivasi bagi siapa saja untuk menjadikan jalan kaki sebagai kebiasaan harian.(*)
Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v