Bandung Barat, EKOIN.CO – Keracunan massal akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (23/9/2025). Hingga tengah malam, tercatat sebanyak 301 siswa dari berbagai jenjang sekolah mengalami gejala keracunan dan harus mendapatkan perawatan medis. Upaya evakuasi korban dilakukan dengan 41 ambulans yang bolak-balik mengangkut para siswa ke lima titik layanan kesehatan.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Kepala daerah setempat, Wakil Bupati KBB Asep Ismail, menyatakan jumlah ambulans yang dikerahkan masih belum memadai untuk menangani korban yang terus bertambah. “Terkait mobilisasi mobil ambulans yang jumlahnya 41 ambulans, barusan laporan kehabisan bahan bakar, saya sudah telepon Pertamina wilayah Cililin, sudah siap melayani, saya sampaikan jangan tutup sampai jam 12 (malam),” ujarnya saat memantau evakuasi di lapangan.
Pantauan di lokasi menunjukkan belasan kendaraan pribadi turut mengantar siswa yang membutuhkan pertolongan ke GOR Kecamatan Cipongkor. Gedung olahraga tersebut dijadikan tempat penampungan utama korban dan terlihat penuh sesak, menandakan skala kejadian yang signifikan.
“Evakuasi dan Penanganan Korban Terus Berjalan”
Upaya penanganan korban dilakukan di lima titik berbeda untuk mempercepat layanan medis. Data terakhir hingga pukul 23.56 WIB, menurut Kapolsek Sindangkerta Iptu Sholehuddin, sebanyak 116 siswa dirawat di Puskesmas Cipongkor, 13 orang di Bidan Desa Sirnagalih, 27 orang di RSUD Cililin, 127 orang di Posko Kecamatan Cipongkor, dan 18 orang di RSIA Anugrah.
“Jumlah korban keracunan sampai dengan pukul 23.56 WIB sebanyak 301 orang yang terdiri dari berbagai siswa sekolah mulai tingkat SD, Mts, SMP dan SMK,” kata Sholehuddin. Ia menambahkan bahwa korban baru masih terus berdatangan dan proses pendataan masih berlangsung, sehingga jumlah total korban kemungkinan akan terus meningkat.
Pihak kepolisian dan tim medis bekerja sama secara intens untuk memastikan semua korban menerima penanganan cepat. Selain itu, Wakil Bupati Asep Ismail menegaskan kesiapan pihak pemerintah daerah untuk mengambil keputusan segera terkait tambahan bantuan logistik dan medis. “Saya standby untuk mengambil keputusan yang sifat segera,” ujarnya.
Dampak Keracunan MBG terhadap Siswa dan Penanganan Darurat
Keracunan menu MBG ini berdampak pada siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMK. Gejala yang muncul meliputi mual, muntah, dan pusing, sehingga perlu penanganan medis segera. GOR Kecamatan Cipongkor menjadi pusat koordinasi penanganan darurat, sementara ambulans dan kendaraan pribadi terus bolak-balik membawa korban.
Situasi ini juga menimbulkan tantangan logistik, termasuk ketersediaan bahan bakar ambulans. Untuk mengantisipasi hambatan tersebut, pihak Pertamina wilayah Cililin telah memastikan pasokan bahan bakar mencukupi hingga tengah malam agar evakuasi tidak terhenti. Kerjasama ini menjadi kunci agar korban bisa ditangani cepat dan tepat.
Pihak sekolah dan masyarakat setempat juga dilibatkan untuk memantau siswa yang mengalami gejala keracunan di rumah. Selain itu, petugas kepolisian menyiapkan skema pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi untuk mempermudah mobilisasi ambulans dan kendaraan lain yang membantu evakuasi korban.
Sejauh ini, tidak ada laporan korban meninggal, namun pihak berwenang tetap meningkatkan kewaspadaan karena jumlah siswa yang terdampak terus bertambah. Pemerintah daerah juga tengah menyelidiki penyebab keracunan agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.
Kejadian ini menjadi peringatan serius terkait pengelolaan program MBG di sekolah. Peninjauan prosedur penyajian makanan dan standar keamanan pangan menjadi prioritas utama agar siswa dapat menikmati menu bergizi tanpa risiko kesehatan. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
.