New York EKOIN.CO – Presiden AS Donald Trump dilaporkan akan meminta kesediaan negara-negara Muslim, termasuk Indonesia, untuk mengirim pasukan perdamaian ke Gaza, dalam upaya mengakhiri konflik di wilayah tersebut. Pertemuan dengan para pemimpin Arab ini dijadwalkan berlangsung Selasa, membahas rencana penarikan Israel, pembebasan sandera, hingga bentuk pemerintahan pascaperang di Gaza tanpa Hamas.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Trump disebut juga akan mendorong dukungan pendanaan dari negara-negara Arab untuk rekonstruksi Gaza, sebagaimana dilaporkan Axios pada Senin malam. Pertemuan ini menjadi pertemuan pendahuluan bagi para pejabat Arab, termasuk dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, Indonesia, dan Pakistan, untuk memberi masukan terhadap rencana perdamaian AS.
“Pemahaman kami adalah Trump ingin mendapatkan masukan dan dukungan kami terhadap rencana AS untuk mengakhiri perang dan kemudian mendorongnya ke depan,” ujar seorang pejabat Arab. Hal ini menegaskan bahwa Washington ingin merangkul konsensus regional sebelum rencana tersebut dijalankan.
Seorang pejabat AS menambahkan, “Kami ingin menyampaikan apa yang kami anggap sebagai satu-satunya jalan ke depan dan kami ingin dukungan dan dukungan regional agar pertemuan ini berhasil.” Sementara itu, pejabat Israel menyebut bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memahami dasar rencana, namun menyadari beberapa keputusan akan sulit disampaikan kepada publik. “Akan ada pil pahit yang harus kita telan,” ujarnya.
Rencana Pengiriman Pasukan Perdamaian Indonesia ke Gaza
Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan kesediaan Indonesia untuk ikut berperan dalam upaya perdamaian. Dalam pidatonya di Markas Besar PBB, Prabowo menyatakan, “Indonesia siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami bersedia mengirimkan pasukan penjaga perdamaian. Kami mohon, hentikan perang sekarang. Wujudkan perdamaian segera.”
Kesiapan Indonesia ini menunjukkan peran aktif Jakarta dalam diplomasi global, terutama dalam konflik Timur Tengah. Langkah ini sejalan dengan upaya AS dan negara-negara Arab untuk menciptakan zona aman serta memfasilitasi penarikan pasukan Israel dari Gaza secara bertahap.
Selain itu, Trump diperkirakan akan menekankan perlunya negara-negara Arab untuk menyediakan dukungan finansial bagi rekonstruksi Gaza pascakonflik. Pendanaan ini diharapkan menjadi fondasi pembangunan kembali infrastruktur, layanan kesehatan, dan pemulihan ekonomi di wilayah yang terdampak perang.
Koordinasi Regional dan Tantangan Diplomatik
Pertemuan ini juga akan membahas pembebasan sandera dan transisi pemerintahan di Gaza, dengan tujuan membentuk entitas pemerintahan baru tanpa Hamas. Namun, pejabat Israel mengingatkan, beberapa langkah rencana akan sulit diterapkan secara langsung, karena menyangkut kepentingan nasional dan keamanan regional.
Para pejabat Arab menegaskan pentingnya dukungan kolektif regional agar rencana AS berjalan efektif. Diplomasi multilateral ini menekankan kolaborasi negara-negara Muslim dan Barat, dengan tujuan menekan kekerasan dan mempercepat terciptanya perdamaian yang berkelanjutan.
Langkah Indonesia melalui Prabowo menunjukkan bahwa diplomasi aktif bukan sekadar simbol, tetapi juga kontribusi nyata dalam menciptakan stabilitas di kawasan Timur Tengah. Hal ini juga memperkuat posisi Jakarta dalam forum internasional sebagai mediator dan penjaga perdamaian global.
Pergeseran diplomasi ini menyoroti pentingnya konsensus regional, pembiayaan rekonstruksi, dan koordinasi militer untuk mendukung penarikan Israel serta stabilisasi Gaza. Keberhasilan pertemuan ini diharapkan menjadi tonggak perdamaian jangka panjang dan menurunkan risiko konflik baru di wilayah tersebut.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v