New York EKOIN.CO – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto resmi menghadiri Sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Sabtu (20/9) waktu setempat. Kehadiran ini menandai kembalinya Indonesia setelah 10 tahun absen berbicara langsung di forum internasional tersebut. Momentum ini membawa harapan besar dari diaspora Indonesia di Amerika Serikat yang menantikan pesan persatuan Prabowo PBB sebagai kontribusi penting bagi perdamaian dunia.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Diaspora menyambut kedatangan Presiden dengan antusias, meyakini bahwa Indonesia mampu mengangkat nilai Bhinneka Tunggal Ika sebagai contoh nyata bagi dunia. Mereka berharap, melalui pidatonya, Presiden Prabowo dapat menegaskan komitmen Indonesia dalam membangun harmoni global yang semakin dibutuhkan di tengah dinamika geopolitik saat ini.
Harapan Diaspora: Pesan Persatuan Prabowo PBB
Mahasiswa Indonesia di University of Washington D.C, Brein Sitohang, menyampaikan optimismenya. Ia menilai nilai persatuan Indonesia layak diperkenalkan di panggung global. “Harapannya nanti ada meeting di UN, Bapak Presiden bisa membawa semangat persatuan yang kita punya di Indonesia, ‘unity in diversity’ itu nilai yang baik sekali buat Indonesia,” ujarnya di sela penyambutan di Manhattan.
Brein menambahkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan nasional, tetapi filosofi yang dapat menginspirasi bangsa lain. Menurutnya, dunia menghadapi tantangan kerukunan antarnegara dan umat, sehingga praktik Indonesia dalam menjaga keberagaman bisa menjadi solusi universal.
“Bhinneka Tunggal Ika itu adalah nilai yang kita harus bawa untuk dunia juga, dan harusnya dunia bisa mencontoh apa yang kita punya hari ini untuk menjaga kedamaian semuanya,” tegas Brein. Ucapan ini mempertegas harapan diaspora agar pesan persatuan Prabowo PBB tidak hanya menjadi retorika, melainkan inspirasi nyata.
Kehadiran Presiden di forum global dipandang strategis. Setelah satu dekade absen, partisipasi langsung ini diharapkan memperkuat posisi diplomasi Indonesia. Selain menyampaikan pidato, pertemuan bilateral dengan pemimpin dunia akan membuka ruang baru kerja sama yang menekankan stabilitas, keamanan, dan solidaritas.
Aspirasi Perlindungan dan Agenda Diplomasi
Tidak hanya tentang persatuan, diaspora juga menyoroti perlindungan dan keamanan. Glory Lamria Aritonang, mahasiswa Columbia University, mengungkapkan kebanggaannya menyambut Presiden setelah lama menanti momen ini. “Sebenarnya lebih ke perlindungan. Tentunya pertama perlindungan. Yang kedua juga semoga kita semua bisa mendapatkan keamanan di tengah banyaknya situasi yang tidak nyaman terhadap para imigran dari Indonesia,” katanya.
Aspirasi ini mencerminkan kebutuhan diaspora akan perhatian serius dari pemerintah. Perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri menjadi hal mendesak, terutama di tengah isu diskriminasi dan tantangan imigrasi. Kehadiran Presiden Prabowo di New York diharapkan bisa menjadi pintu pembahasan diplomatik untuk memastikan hak dan keamanan mereka.
Setibanya di Bandara Internasional John F Kennedy pada pukul 16.50 waktu setempat, Presiden disambut rombongan pejabat serta masyarakat. Hadir mendampingi antara lain putranya Didit Hediprasetyo, Menteri Luar Negeri Sugiono, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Di hotel kawasan Manhattan, penyambutan dilakukan secara meriah oleh diaspora, perwakilan KJRI, PTRI New York, serta KBRI Washington DC. Turut hadir Duta Besar RI untuk AS Dwisuryo Indroyono Soesilo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri Investasi Rosan Perkasa Roeslani. Kehadiran tokoh-tokoh ini menandakan dukungan penuh pemerintah terhadap agenda Presiden.
Dalam jadwal resmi, Presiden Prabowo akan berpidato di sesi debat umum Sidang ke-80 PBB, sekaligus menyampaikan pesan persatuan Prabowo PBB di hadapan dunia. Selain itu, pertemuan bilateral dengan sejumlah kepala negara menjadi agenda penting untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kancah internasional.
Kehadiran Indonesia setelah sepuluh tahun absen tidak hanya dipandang simbolis, tetapi juga strategis. Pesan persatuan yang diusung diharapkan dapat memperkuat diplomasi perdamaian serta memperkokoh citra bangsa sebagai penjaga nilai keberagaman di tingkat global.
Bagi diaspora, lawatan ini adalah bukti keterhubungan langsung antara pemimpin dengan warganya. Antusiasme mereka mencerminkan harapan besar akan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan dan keamanan, sekaligus membawa suara Indonesia lebih nyaring di dunia internasional.
Di tengah situasi dunia yang penuh ketegangan, partisipasi aktif Indonesia membawa optimisme baru. Bukan hanya untuk diaspora, tetapi juga untuk kontribusi lebih luas bagi perdamaian, persatuan, dan stabilitas global.
Kehadiran Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB menandai langkah strategis Indonesia setelah lama absen. Momen ini dipandang sebagai titik balik untuk memperkuat diplomasi dan menegaskan posisi bangsa di kancah global.
Harapan diaspora agar pesan persatuan Prabowo PBB didengar dunia memperlihatkan besarnya keyakinan bahwa nilai Bhinneka Tunggal Ika relevan untuk meredakan konflik dan menguatkan solidaritas antarbangsa.
Selain itu, isu perlindungan dan keamanan bagi warga Indonesia di luar negeri menjadi aspirasi penting. Hal ini menunjukkan bahwa kepentingan diaspora harus menjadi perhatian serius pemerintah.
Diplomasi Indonesia kini tidak hanya bicara soal politik global, tetapi juga kesejahteraan rakyatnya, termasuk yang berada di rantau. Inilah yang membuat lawatan Presiden memiliki arti ganda, yakni diplomasi dan perlindungan.
Dengan membawa pesan persatuan, Prabowo diharapkan dapat memperkuat peran Indonesia sebagai penopang perdamaian dunia, sekaligus memperkokoh ikatan dengan masyarakatnya di luar negeri. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v