Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah resmi memangkas program bantuan pangan beras yang sebelumnya direncanakan berlangsung selama empat bulan, menjadi hanya dua bulan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bantuan hanya disalurkan pada Oktober dan November tahun ini.
Airlangga menyatakan keputusan ini sudah melalui pertimbangan anggaran negara serta situasi ekonomi yang tengah dihadapi. “Program bantuan pangan beras hanya akan dilanjutkan selama dua bulan, yakni Oktober dan November,” ujarnya.
Keputusan tersebut berbeda dari rencana awal yang semula menetapkan periode penyaluran selama empat bulan, mulai September hingga Desember. Pemerintah menilai perubahan ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan kondisi fiskal yang ada.
Penyaluran Bantuan Beras Dibatasi
Dalam keterangannya, Airlangga menjelaskan pemangkasan program bantuan beras dilakukan agar subsidi bisa lebih tepat sasaran. Selain itu, langkah ini juga diambil untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan beras di pasar.
Bantuan beras selama dua bulan tersebut akan tetap menyasar keluarga penerima manfaat (KPM) yang sudah terdaftar. Mekanisme distribusinya melalui Perum Bulog dengan jumlah 10 kilogram beras per keluarga setiap bulan.
Airlangga menambahkan, meski periode bantuan dipangkas, pemerintah akan tetap berupaya menjaga daya beli masyarakat melalui berbagai instrumen kebijakan lain. “Kami pastikan masyarakat tetap terlindungi dari tekanan harga pangan,” kata dia.
Dampak terhadap Keluarga Penerima Manfaat
Pemangkasan bantuan beras menjadi dua bulan tentu berdampak langsung bagi jutaan keluarga penerima manfaat. Banyak rumah tangga yang sebelumnya berharap bantuan hingga akhir tahun kini harus menyesuaikan kembali kebutuhan pokok mereka.
Pemerintah menegaskan, meski program beras hanya berjalan dua bulan, perlindungan sosial lainnya tetap berlanjut. Misalnya bantuan tunai dan subsidi tertentu yang masih dialokasikan untuk kelompok rentan.
Sejumlah pihak menilai kebijakan ini bisa memicu kekecewaan masyarakat. Namun pemerintah beralasan, langkah ini menjadi kompromi antara keterbatasan anggaran dan kebutuhan rakyat.
Airlangga juga menegaskan koordinasi lintas kementerian tetap berjalan untuk memastikan bantuan tepat waktu sampai ke tangan masyarakat. Pemerintah berjanji penyaluran beras pada Oktober dan November tidak akan mengalami hambatan.
Bagi penerima, kepastian jadwal distribusi beras dianggap penting agar mereka bisa mengatur pengeluaran bulanan. Pemerintah berharap masyarakat memahami keputusan tersebut sebagai bagian dari penyesuaian ekonomi nasional.
Kebijakan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa program bantuan sosial sangat bergantung pada ketersediaan anggaran negara. Evaluasi rutin akan terus dilakukan untuk menyeimbangkan antara kebutuhan rakyat dan kemampuan fiskal.
Ke depan, pemerintah membuka kemungkinan melakukan perpanjangan jika kondisi anggaran memungkinkan. Namun untuk saat ini, Oktober dan November menjadi fokus utama pelaksanaan bantuan beras.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























