JAKARTA, EKOIN.CO – Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, mendesak pemerintah agar segera mengeluarkan stok beras lama yang masih menumpuk di gudang Bulog. Permintaan itu disampaikan dalam Rapat Kerja bersama Menteri Pertanian, Kepala Bapanas, dan Direktur Utama Perum Bulog di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Ikuti berita terbaru lewat WA Channel EKOIN
Menurut Titiek, manajemen perputaran stok beras harus diperhatikan serius agar tidak terjadi penumpukan. Ia menegaskan stok lama tidak boleh ditahan dan harus segera disalurkan.
“Pak, ini masih ada beras yang usianya lebih dari 1 tahun di gudang Bulog ya. Ini tolong segera dikeluarkan, Pak. Ini mengenai perputaran stok Bulog ini tolong sangat-sangat diperhatikan,” kata Titiek dalam rapat kerja tersebut.
Stok Beras Lama Harus Segera Digulirkan
Titiek menambahkan, sistem perputaran stok beras sebaiknya mengikuti prinsip “first in, first out” agar tidak ada penimbunan beras lama. Ia meminta agar stok yang lebih dahulu masuk ke gudang segera disalurkan.
“Supaya jangan ada yang lama-lama, stok lama masih ada di situ. Toh kita harus mengeluarkan juga, kenapa harus ditahan-tahan. Jadi ini tolong dijadikan perhatian untuk manajemen daripada perputaran stok Bulog ini,” ujarnya menegaskan.
Permintaan ini muncul di tengah tingginya kebutuhan masyarakat dan dinamika harga beras di sejumlah daerah. Dengan perputaran stok yang lebih tertib, pemerintah diyakini dapat menjaga ketersediaan dan kualitas pangan lebih baik.
Respons Pemerintah Soal Distribusi Beras
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan bahwa stok beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) saat ini terus digelontorkan untuk operasi pasar. Ia memastikan stok akhir tahun 2025 seluruhnya merupakan beras baru hasil produksi dalam negeri.
“Sehingga stok di akhir tahun nanti adalah semuanya produksi dalam negeri, tidak ada beras impor, dan berasnya masih segar,” kata Amran dalam rapat yang sama.
Ia menyebut, bersama Bulog dan Bapanas, pemerintah rutin menggelontorkan beras lewat operasi pasar guna menekan harga. Setiap hari, sekitar 6.000 ton beras digelontorkan ke pasaran.
Menurut Amran, langkah ini sudah menunjukkan hasil dengan turunnya harga beras di sejumlah wilayah. “Sekarang sudah terjadi penurunan harga, dan insyaAllah ke depan stok kita siapkan ini tertinggi,” ujarnya.
Amran menjelaskan, operasi pasar tahun ini mencapai rekor dengan penyaluran 1,3 juta ton beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan). Jumlah itu disebut sebagai yang terbesar dalam sejarah penyaluran beras oleh Bulog.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa operasi pasar akan digencarkan hingga Desember 2025. “Nah ini terjadi penurunan harga beras di 13 provinsi sekarang, kita akan lakukan sampai Desember, rencana kita, terus-menerus,” kata Amran.
Ia menambahkan, stok lama yang umurnya lebih tinggi juga akan diprioritaskan untuk segera dihabiskan, sesuai arahan DPR. Hal itu dilakukan agar kualitas beras yang beredar tetap terjaga.
Selain itu, pemerintah disebut sedang mempercepat langkah-langkah di lapangan agar distribusi beras berjalan lebih efektif. “Kemudian langkah berikutnya, kami lakukan percepatan di lapangan,” tutup Amran.
Permintaan Titiek Soeharto menjadi sorotan karena berkaitan dengan tata kelola stok beras nasional. Gudang Bulog diharapkan tidak lagi menyimpan stok lama, demi menjaga kualitas pangan masyarakat.
Upaya pemerintah menyalurkan beras melalui operasi pasar sudah terbukti memberi dampak pada penurunan harga di sejumlah daerah. Namun, perputaran stok tetap harus diatur dengan baik.
Ketersediaan stok baru dari hasil produksi dalam negeri memberi sinyal positif bahwa pemerintah tidak lagi bergantung pada impor. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kemandirian pangan nasional.
Meski demikian, DPR menekankan perlunya sistem distribusi yang disiplin, agar stok lama tidak menurunkan kualitas. Prinsip “first in, first out” harus menjadi pedoman dalam manajemen Bulog.
Dengan sinergi antara pemerintah, Bulog, dan DPR, diharapkan pengelolaan beras bisa semakin baik, harga tetap stabil, dan masyarakat terjamin pasokan pangannya. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v