AALBORG, EKOIN.CO – Sekelompok mahasiswa di Aalborg University berhasil mengembangkan drone hibrida yang mampu beroperasi di udara sekaligus menyelam di dalam air. Inovasi ini mengandalkan sistem baling-baling variable pitch propellers, teknologi yang memungkinkan perubahan sudut baling-baling sesuai medium yang dilalui.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Drone Hybrid dengan Teknologi Baru
Pengembangan drone dilakukan selama dua semester dengan bimbingan profesor madya Petar Durdevic, pemimpin kelompok riset drone dan robot universitas tersebut. Para mahasiswa menjelaskan, sudut baling-baling diatur lebih tinggi saat terbang untuk menciptakan aliran udara optimal, sementara di dalam air sudut diturunkan agar hambatan berkurang.
“Baling-baling tersebut bahkan mampu memberikan daya dorong negatif untuk meningkatkan kemampuan manuver di bawah air,” ungkap para mahasiswa dalam pernyataan kepada Live Science.
Dalam proses pembuatan, mahasiswa menggunakan printer 3D serta mesin kontrol numerik komputer untuk menghasilkan komponen. Setelah dirakit, drone diprogram dengan perangkat lunak khusus sebelum diuji coba. “Kami terkejut betapa mulusnya drone ini bertransisi dari air ke udara,” tambah mereka.
Drone prototipe ini dinilai berpotensi diaplikasikan di dunia nyata. Sektor yang disebutkan mencakup militer, inspeksi kapal, eksplorasi laut, hingga pencarian dan penyelamatan. Fleksibilitas drone di dua medium membuka peluang baru bagi misi yang memerlukan mobilitas tinggi.
Drone dan Tren Inovasi Global
Walaupun bukan yang pertama, pendekatan drone hybrid dengan variable pitch propellers dari Aalborg University membawa solusi teknis berbeda. Pada 2015, Rutgers University di New Jersey pernah menciptakan model serupa, sementara dua tahun lalu ilmuwan China juga memamerkan drone sejenis.
Meski demikian, teknologi terbaru ini dianggap lebih efisien. Para pengembang menilai inovasi ini sejalan dengan tren Internet of Things (IoT) yang kian mendorong transformasi teknologi. Drone dengan kemampuan ganda diyakini mampu memperluas aplikasi, menggantikan teknologi konvensional yang terbatas.
Keberhasilan uji coba prototipe ini memperlihatkan kemajuan signifikan di bidang robotika otonom. Kemampuan satu kendaraan untuk bergerak efektif di dua medium berbeda menjadi terobosan dalam desain sistem unmanned.
Para mahasiswa berharap, pengembangan lebih lanjut memungkinkan hadirnya drone hybrid yang siap dipasarkan untuk kebutuhan komersial maupun industri. Evolusi ini juga mengikuti jejak perkembangan drone populer seperti DJI Mavic 3 dan DJI FPV yang sudah lebih dulu dikenal publik.
Inovasi ini dipandang sebagai salah satu langkah penting dalam evolusi drone global. Teknologi multi-medium semacam ini diprediksi menjadi babak berikutnya dalam pengembangan unmanned aerial vehicles (UAV) yang semakin canggih dan fungsional.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v