BUDAPEST, EKOIN.CO – Insiden spanduk provokatif dalam laga sepak bola memicu konflik antara suporter Polandia dan Israel. Pertandingan Liga Konferensi Eropa yang digelar di Hungaria pada Kamis (14/8/2025) berakhir ricuh setelah penggemar Israel membentangkan spanduk bertuliskan “Pembunuh sejak 1939”, yang membuat warga Polandia murka.
👉 Berita lainnya ikuti WA Channel EKOIN: https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Kericuhan terjadi seusai laga yang dimenangkan tim Polandia dengan skor 2-0. Bus yang mengangkut penggemar Israel menjadi sasaran lemparan batu oleh pendukung Polandia, sebagai bentuk protes atas pesan dalam spanduk tersebut.
Konflik Meruncing di Tengah Laga Sepak Bola
Pertandingan itu sebelumnya dipindahkan ke Hungaria demi alasan keamanan. Namun langkah tersebut tidak mencegah ketegangan. Tulisan “Pembunuh sejak 1939” di spanduk dianggap menghina rakyat Polandia sekaligus menyentuh luka lama sejarah Perang Dunia II.
Presiden Polandia Karol Nawrocky menilai aksi tersebut tidak bisa ditoleransi. “Kebodohan yang tidak terlukiskan dengan kata-kata,” ujarnya, seperti dikutip dari The Times of Israel.
Ungkapan itu menunjukkan betapa dalamnya kemarahan publik Polandia. Pasalnya, slogan di spanduk bukan hanya menyudutkan negara, melainkan juga merendahkan memori jutaan korban perang, termasuk orang Yahudi.
Luka Sejarah Holocaust dan Ketegangan Dua Negara
Polandia pada masa Perang Dunia II memiliki komunitas Yahudi terbesar di Eropa, mencapai 3,2 juta jiwa. Sebagian besar terbunuh dalam kamp kematian Nazi Jerman, sementara sekitar 3 juta warga Polandia non-Yahudi juga tewas selama pendudukan.
Pernyataan spanduk itu menyinggung kedua belah pihak: orang Polandia yang menjadi korban invasi, dan orang Yahudi yang menjadi korban Holocaust. Inilah yang membuat konflik semakin sensitif.
Ketegangan hubungan Polandia–Israel memang telah berlangsung lama. Penelitian akademis menunjukkan sebagian warga Polandia ikut serta dalam pembantaian orang Yahudi bersama Nazi Jerman. Namun, banyak orang Polandia menolak klaim tersebut, menyebutnya sebagai upaya merusak nama baik negara.
Perbedaan pandangan sejarah inilah yang membuat isu Holocaust kerap menjadi bara dalam hubungan diplomasi keduanya.
Kasus terbaru di stadion Hungaria itu memperlihatkan bagaimana luka lama kembali terbuka lewat simbol provokatif. Konflik ini juga menegaskan bahwa sepak bola kerap menjadi panggung ekspresi politik dan sejarah, yang sewaktu-waktu dapat meledak.
Sejauh ini, pihak berwenang Hungaria belum melaporkan adanya korban jiwa dalam insiden pelemparan batu. Namun, insiden itu menambah catatan hitam dalam keamanan pertandingan sepak bola Eropa.
UEFA diperkirakan akan turun tangan menyelidiki kasus ini. Spanduk bernuansa politik jelas melanggar aturan federasi, dan bisa berujung sanksi bagi tim Israel.
Sementara itu, pemerintah Polandia menyatakan akan mendesak tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terulang. Diplomasi pun kembali diuji di tengah kian memanasnya sentimen publik kedua negara.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Israel terkait insiden tersebut. Namun, media setempat menyebut para penggemar Israel mengaku ketakutan saat bus mereka dilempari batu.
Konflik ini menunjukkan betapa rentannya hubungan kedua bangsa yang masih dibayangi trauma sejarah. Meski pertandingan sepak bola seharusnya menjadi ajang sportivitas, simbol provokatif kembali menyeret persoalan politik dan identitas ke dalam lapangan hijau.
Kasus bentrokan suporter ini menjadi pengingat bahwa sepak bola sering kali lebih dari sekadar olahraga. Identitas, sejarah, dan luka lama bisa muncul kembali hanya karena satu spanduk.
UEFA dan otoritas keamanan Eropa harus meningkatkan pengawasan agar stadion tidak menjadi arena konflik politik.
Kedua negara, Polandia dan Israel, juga perlu menata ulang dialog sejarah yang masih menyisakan perbedaan tajam.
Tanpa penyelesaian yang bijak, konflik semacam ini akan terus berulang di masa mendatang.
Masyarakat internasional diharapkan turut mendorong agar konflik serupa tidak meluas dan tetap berada dalam koridor sportivitas. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v