JAKARTA, EKOIN.CO – Malaysia, dengan populasi hanya 34 juta jiwa, mencatat penjualan kendaraan lebih tinggi dibanding Indonesia pada kuartal II tahun 2025. Fenomena ini dinilai pakar sebagai sinyal kuat bahwa sektor perekonomian dan daya beli masyarakat Indonesia tengah berada dalam tekanan. (Baca Juga : Penjualan Kendaraan Malaysia Lampaui Indonesia)
Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menyebut pergeseran posisi ini bukan hanya soal angka penjualan, tetapi juga mencerminkan daya beli masyarakat yang menurun. “Memang pertanda perekonomian kita berada dalam tekanan yang berat,” ujarnya, dikutip dari Antara.
Malaysia Unggul di Pasar Otomotif
Data menunjukkan, Malaysia berhasil menjual 183.366 unit kendaraan pada periode April–Juni 2025, meski penduduknya hanya 34,1 juta jiwa dengan pendapatan per kapita sekitar 13.395 dolar AS. (Baca Juga : Data Penjualan Otomotif ASEAN 2025)
Sebaliknya, Indonesia dengan populasi 283 juta jiwa dan pendapatan per kapita 4.919 dolar AS, hanya mampu menjual 169.578 unit di periode yang sama. Kesenjangan ini membuat posisi Indonesia di pasar otomotif Asia Tenggara tertinggal beberapa tahun terakhir.
Yannes menilai, keberhasilan Malaysia tak lepas dari kekuatan merek lokal yang memiliki dukungan kuat dari pemerintah dan masyarakat. Produk-produk tersebut mampu membangun loyalitas pasar dalam negeri sekaligus bersaing di ranah ekspor.
Produk Lokal Jadi Kunci Persaingan
“Posisi jenama lokal Malaysia berperan aktif dalam memajukan industri otomotif di Negeri Jiran,” jelas Yannes. Menurutnya, dominasi merek lokal menjadi bukti nyata bahwa produk buatan dalam negeri bisa mempengaruhi minat beli secara signifikan. (Baca Juga : Peran Jenama Lokal di Pasar Otomotif)
Indonesia, kata Yannes, masih kesulitan menjadi pemain utama di pasar domestik. Segmen otomotif di Tanah Air masih dikuasai oleh pabrikan Jepang, Korea, dan Tiongkok. Situasi ini membuat produsen lokal sulit berkembang secara kompetitif.
Ke depan, diperlukan strategi yang mampu memadukan inovasi, kualitas produk, dan harga yang bersaing agar pasar otomotif Indonesia tidak terus tertinggal dari negara tetangga.
- Malaysia berhasil melampaui Indonesia dalam penjualan kendaraan di Asia Tenggara.
- Daya beli masyarakat Indonesia menurun akibat tekanan ekonomi.
- Dukungan terhadap merek lokal menjadi salah satu kunci keberhasilan Malaysia.
- Indonesia masih bergantung pada pabrikan asing dalam industri otomotif.
- Perlu strategi penguatan merek dan industri lokal agar mampu bersaing.
- Pemerintah perlu memberikan insentif bagi produsen lokal di sektor otomotif.
- Edukasi konsumen tentang keunggulan produk buatan dalam negeri.
- Mengembangkan jaringan distribusi dan layanan purna jual lokal.
- Mendorong riset dan inovasi di industri kendaraan.
- Membangun kebijakan protektif yang tetap kompetitif di pasar global.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























