TOKYO, EKOIN.CO – Jepang secara tegas menyatakan penolakannya terhadap rencana Israel untuk mengambil alih seluruh Gaza, yang dinilai akan semakin menjauhkan tercapainya solusi dua negara. Menteri Luar Negeri Jepang, Iwaya Takeshi, menegaskan langkah tersebut berpotensi memperburuk krisis kemanusiaan yang telah parah di wilayah tersebut. Bergabunglah di WA Channel EKOIN
Iwaya menilai, kebijakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertentangan dengan upaya perdamaian yang diharapkan dunia internasional. Menurutnya, solusi dua negara adalah satu-satunya jalan realistis untuk mengakhiri konflik panjang di Gaza.
Jepang Desak Dialog dan Gencatan Senjata
Dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Jepang yang dikutip AFP, Iwaya menuturkan bahwa semua pihak harus segera kembali ke meja perundingan. “Jepang sekali lagi mendesak semua pihak untuk kembali berunding dan bekerja dengan itikad baik menuju gencatan senjata dan pembebasan sandera,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya upaya konkret untuk memperbaiki kondisi kemanusiaan di Gaza. Keputusan Israel, menurutnya, justru memperburuk penderitaan warga sipil yang sudah lama terjebak dalam blokade dan pertempuran.
Situasi di lapangan memperlihatkan semakin tingginya angka korban sipil dan kerusakan infrastruktur penting. Jepang memandang hal ini sebagai ancaman serius bagi stabilitas kawasan Timur Tengah.
Pernyataan Jepang datang di tengah meningkatnya kekhawatiran global terkait langkah Israel yang dinilai tidak sejalan dengan hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional.
Iwaya menegaskan kembali bahwa Gaza membutuhkan solusi damai yang memprioritaskan keselamatan warga sipil. Langkah sepihak yang meminggirkan proses diplomasi hanya akan memperpanjang penderitaan.
Komitmen Jepang untuk Solusi Dua Negara
Sejak lama, Jepang menjadi salah satu negara yang konsisten mendukung gagasan solusi dua negara. Menurut pernyataan resmi, Jepang percaya Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan secara damai dan aman.
Untuk mewujudkannya, kedua belah pihak harus membangun kepercayaan melalui negosiasi yang konstruktif. Jepang menganggap langkah Netanyahu di Gaza justru memutus ruang dialog yang sudah rapuh.
Dalam pandangan Tokyo, membangun kembali hubungan diplomatik yang sehat memerlukan keterlibatan aktif dari semua pihak, termasuk negara-negara pendukung perdamaian di kawasan.
Jepang berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya perdamaian dengan cara memperkuat diplomasi dan bantuan kemanusiaan di Gaza.
Selain mengkritik Israel, Jepang juga menyerukan kepada kelompok bersenjata Palestina untuk menghentikan serangan roket yang menargetkan wilayah sipil Israel.
Kedua belah pihak diminta menunjukkan langkah-langkah membangun rasa saling percaya. Ini termasuk penghentian blokade dan pembukaan akses bantuan ke wilayah Gaza.
Jepang menegaskan bahwa membiarkan krisis kemanusiaan terus berlarut hanya akan memicu siklus kekerasan baru yang sulit diputus.
Langkah-langkah kemanusiaan darurat, seperti distribusi bantuan pangan dan medis, disebut sebagai prioritas yang harus segera diwujudkan.
Pemerintah Jepang juga mengingatkan bahwa hukum humaniter internasional berlaku bagi semua pihak, tanpa pengecualian, di konflik Gaza.
Upaya diplomasi Jepang diharapkan dapat menginspirasi negara lain untuk mengambil peran lebih besar dalam proses perdamaian Timur Tengah.
Meskipun jalan menuju perdamaian masih panjang, Jepang menyatakan tidak akan mundur dari komitmennya mendukung masa depan Gaza yang bebas dari kekerasan.
Tanpa gencatan senjata yang menyeluruh, krisis kemanusiaan di Gaza diprediksi akan semakin memburuk dalam beberapa bulan ke depan.
Jepang menegaskan pentingnya tindakan nyata, bukan hanya retorika, demi menyelamatkan nyawa warga sipil di Gaza.
Masyarakat internasional diharapkan ikut memberi tekanan diplomatik kepada semua pihak yang terlibat.
Setiap langkah politik yang diambil harus mempertimbangkan dampaknya terhadap keamanan dan kesejahteraan rakyat Gaza.
Pihak-pihak yang bersengketa diminta memprioritaskan dialog ketimbang konfrontasi militer.
Menghentikan siklus kekerasan di Gaza memerlukan komitmen global yang solid.
Perlu adanya gencatan senjata permanen untuk membuka peluang negosiasi damai di Gaza.
Israel dan Palestina harus membangun rasa saling percaya melalui kebijakan yang adil.
Negara-negara sahabat di kawasan dapat memainkan peran mediasi yang lebih aktif.
Bantuan kemanusiaan ke Gaza harus dipermudah dan diperbanyak.
Diplomasi harus menjadi senjata utama dalam mengakhiri konflik berkepanjangan ini.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v