Jakarta – EKOIN.CO – Sektor otomotif ASEAN mencatat sebuah momentum historis: untuk pertama kalinya, penjualan mobil di Malaysia melampaui Indonesia pada kuartal II 2025. Hal ini terungkap lewat laporan Nikkei Asia yang menunjukkan Malaysia berhasil mencatat 183.366 unit, sedangkan Indonesia hanya mencapai 169.578 unit, mencerminkan penurunan tahunan sebesar 1% dan 12% berturut-turut
Peralihan Pasar dan Dominasi Merek Nasional
Malaysia tampil stabil di tengah tekanan ekonomi global, berkat kontribusi besar dari merek lokal seperti Perodua dan Proton yang menguasai sekitar 63% dari total penjualan nasional selama semester pertama tahun ini Di sisi lain, merosotnya daya beli kelas menengah Indonesia dan akses pembiayaan yang semakin ketat ditengarai menjadi penyebab utama perlambatan pasar otomotif domestik
Kilas ASEAN: Vietnam dan Thailand Bergerak
Vietnam menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan penjualan mobil tertinggi di Asia Tenggara, sebesar 18%, mencapai 90.772 unit selama Q2 2025 Thailand pun menunjukkan pemulihan, dengan kenaikan 3,6% ke angka 149.501 unit, didukung lonjakan penjualan kendaraan listrik sebesar 33% yang kini mencapai sekitar 23% dari total penjualan mobil negara tersebut
Segmen Elektrifikasi: Momentum Malaysia Melonjak
Lonjakan signifikan juga terlihat di segmen kendaraan ramah lingkungan Malaysia. Penjualan kendaraan listrik (EV) naik hingga 91% menjadi 12.733 unit, sementara model hybrid melonjak 12%, mencapai 17.480 unit pada periode yang sama
Refleksi Ekonomi dan Proyeksi Para Ahli
Menurut ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang, faktor utama di balik lesunya penjualan Indonesia adalah melemahnya daya beli kelas menengah dan makin ketatnya syarat pembiayaan konsumen Ditambah data BPS menunjukkan proporsi kelas menengah menyusut dari 21,4% dari total populasi pada 2019 menjadi hanya 17,1% pada 2024
Dinamika ASEAN: Lanskap Otomotif Bergeser
Kesempatan ini menandai titik balik penting dalam lanskap pasar otomotif ASEAN, dengan Malaysia kini menggeser Indonesia sebagai pemimpin pasar di kuartal II 2025. Vietnam dan Thailand pun menunjukkan potensi dan daya tahan masing-masing
Indonesia perlu mendorong pemulihan daya beli melalui kebijakan fiskal yang pro-rakyat serta memperluas akses pembiayaan kendaraan, khususnya bagi kelas menengah. Percepatan insentif untuk kendaraan listrik juga menjadi peluang penting dalam membangkitkan pasar otomotif domestik. Memperkuat merek lokal, seperti lewat pengembangan EV produksi dalam negeri, bisa menjadi strategi jangka panjang. Pemerintah dan pelaku industri sebaiknya segera mengkaji ulang struktur pajak dan biaya kendaraan untuk meringankan beban konsumen. Selain itu, memperluas inklusi keuangan dapat memulihkan permintaan konsumen dengan merata.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v