Jakarta,– EKOIN – CO – Malam penuh haru dan refleksi menyelimuti detik-detik kebebasan Tom Lembong dari Lapas Kelas I Cipinang, Jumat malam (1/8). Setelah menjalani masa hukuman yang panjang dan penuh ujian, Tom akhirnya menghirup udara kebebasan kembali. Di hadapan keluarga, tim hukum, dan para pendukungnya, Tom menyampaikan pernyataan emosional yang menyentuh banyak pihak.
“Alhamdulillah… selesai malam ini,” ucap Tom dengan suara bergetar, mengawali sambutannya usai dinyatakan bebas secara resmi.
Dengan mata berkaca-kaca, Tom pertama-tama menyampaikan rasa syukur dan cintanya kepada sang istri dan keluarga yang setia menemaninya dalam masa-masa sulit.
“Ibu, istriku tercinta, sayang… Terima kasih telah bertahan dan terus percaya. Saya berdiri di sini malam ini karena cinta dan keteguhan kalian.”
Tom juga mengucapkan terima kasih kepada kuasa hukumnya dan para pihak yang telah mendukung proses pembebasan dirinya, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang menurutnya telah ikut mendorong pemulihan nama baiknya.
“Saya ingin mengembalikan nama baik saya. Apa yang saya alami ini bukanlah bagian dari proses hukum yang ideal,” ujarnya tegas.
Ia mengungkapkan bahwa selama berbulan-bulan berada di balik jeruji, dirinya diuji secara fisik dan mental. Namun di saat yang sama, masa itu menjadi momen kontemplatif untuk memahami lebih dalam tentang keadilan, kemanusiaan, dan pelayanan publik.
“Bulan-bulan ini adalah ujian dan waktu untuk merefleksikan. Tentang bagaimana seharusnya negara melindungi warganya. Saya tidak akan melupakan mereka yang suaranya tak pernah terdengar. Saya pernah ada di posisi itu,” tutur Tom.
Di tengah hujan malam yang membasahi Cipinang, Tom menutup pernyataannya dengan kata-kata yang mencerminkan keteguhan hati dan semangat untuk melanjutkan perjuangan.
“Saya kembali… dengan semangat yang tidak bisa lagi dipatahkan. Saya masih sangat percaya pada kebaikan. Saya masih sangat mencintai negeri ini.”
Pernyataan Tom disambut hangat oleh keluarga dan para pendukung yang telah menunggunya sejak siang. Banyak yang tak mampu menahan air mata, meresapi momen tersebut sebagai bukti ketahanan dan keyakinan pada keadilan yang tak lekang oleh waktu.



























