Riyadh – EKOIN.CO – Putri Reema binti Bandar, Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, menyampaikan pernyataan tegas bahwa solusi dua negara merupakan satu-satunya jalan keluar untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi internasional di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, yang diselenggarakan bersama oleh Arab Saudi dan Prancis.
Dalam pidatonya, Putri Reema menegaskan bahwa solusi dua negara bukan sekadar kebijakan diplomatik, melainkan kebutuhan moral, strategis, dan praktis. Menurutnya, pendekatan tersebut harus didasarkan pada prinsip keadilan dan bertujuan untuk menciptakan masa depan bersama yang damai dan berkelanjutan bagi semua pihak.
“Kerajaan Arab Saudi telah lama memperjuangkan solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan yang layak menuju perdamaian abadi, yang menjamin martabat dan hak menentukan nasib sendiri bagi Palestina sekaligus membangun fondasi keamanan dan stabilitas bagi Israel dan kawasan,” ujarnya dalam konferensi tersebut.
Lebih lanjut, Putri Reema menyampaikan bahwa komitmen Arab Saudi terhadap perdamaian tertanam dalam sejarah nasional mereka. Ia mengaitkan hal ini dengan visi nasional Saudi, yaitu Visi 2030, yang mendukung modernisasi dan pertumbuhan dengan semangat menjaga perdamaian di kawasan Timur Tengah.
“Upaya kita untuk mencapai perdamaian dan keamanan bagi kawasan ini merupakan bagian dari sejarah kita dan merupakan inti dari tujuan modernisasi dan pertumbuhan dalam Visi 2030,” jelasnya.
Solusi Dua Negara dan Normalisasi Hubungan Arab-Israel
Putri Reema juga mengutip Inisiatif Perdamaian Arab 2002, yang menyatakan bahwa Arab Saudi telah lama mendorong resolusi damai berdasarkan keyakinan bahwa perdamaian di kawasan tidak dapat dipisahkan dari keadilan bagi rakyat Palestina. Dalam konteks ini, solusi dua negara juga dipandang sebagai kunci normalisasi hubungan antara Israel dan dunia Arab.
“Visi ini… menawarkan normalisasi penuh bagi Israel dengan dunia Arab sebagai imbalan atas status kenegaraan Palestina. Solusi dua negara sangat penting karena mengatasi akar penyebab konflik: pengingkaran terhadap hak penentuan nasib sendiri Palestina dan ketidakamanan yang memicu ekstremisme di kedua belah pihak,” ujar Putri Reema, dikutip dari Al Arabiya.
Duta Besar Saudi tersebut menegaskan bahwa tanpa pengakuan terhadap hak-hak Palestina, khususnya hak untuk menentukan nasib sendiri, perdamaian sejati tidak mungkin terwujud. Ia menilai bahwa ketidakamanan yang terus terjadi menjadi bahan bakar bagi munculnya ekstremisme dan ketegangan di kedua belah pihak.
Dalam forum yang dihadiri oleh perwakilan berbagai negara tersebut, Putri Reema juga menyampaikan bahwa Arab Saudi berkomitmen mendukung upaya membangun kembali Gaza. Upaya ini menjadi bagian penting dari proses menciptakan masa depan yang damai dan berkelanjutan.
Ia menambahkan bahwa pendekatan inklusif dan berbasis keadilan adalah prasyarat utama untuk mencapai perdamaian. Saudi, menurutnya, akan terus mendukung inisiatif internasional yang bertujuan mengakhiri konflik dan membangun tatanan regional yang lebih stabil.
Peran Arab Saudi di Panggung Internasional
Konferensi di New York itu menunjukkan peran aktif Arab Saudi dalam diplomasi regional dan global. Dalam beberapa tahun terakhir, Saudi telah menempatkan dirinya sebagai negara kunci dalam berbagai upaya perdamaian di Timur Tengah. Kehadiran Putri Reema di forum tingkat tinggi ini menjadi representasi langsung dari posisi Kerajaan dalam isu Palestina.
Sikap tegas ini juga menunjukkan konsistensi Saudi dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina. Dalam berbagai kesempatan, termasuk di forum PBB, Saudi kerap menegaskan pentingnya pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.
Putri Reema, sebagai cucu mendiang Raja Faisal, membawa warisan sejarah panjang dukungan Kerajaan terhadap perjuangan Palestina. Ia menyatakan bahwa komitmen terhadap perdamaian adalah bagian dari identitas nasional Arab Saudi.
Dalam konteks geopolitik, solusi dua negara juga menjadi jalan untuk menciptakan stabilitas regional yang lebih luas. Saudi menilai bahwa tanpa menyelesaikan isu Palestina, normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dan Israel tidak akan memiliki dasar yang kuat.
Putri Reema juga menekankan bahwa proses ini harus melibatkan semua pihak terkait dan berjalan secara adil. Ia menyatakan bahwa Arab Saudi terbuka untuk bekerja sama dengan mitra internasional dalam rangka mencapai solusi yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Putri Reema tidak hanya menekankan pentingnya solusi dua negara tetapi juga menyerukan aksi nyata dari komunitas internasional. Ia mendesak agar upaya perdamaian tidak berhenti pada retorika, melainkan diwujudkan dalam langkah-langkah konkrit.
Sebagai penutup, ia menyampaikan bahwa visi Saudi adalah kawasan Timur Tengah yang aman, stabil, dan sejahtera. Visi ini, menurutnya, hanya bisa dicapai dengan mengakhiri konflik dan membangun tatanan baru yang menghormati hak-hak semua bangsa di kawasan tersebut.
Pernyataan Putri Reema ini memperjelas sikap Kerajaan terhadap isu paling krusial di kawasan. Melalui diplomasi yang aktif dan berprinsip, Arab Saudi berharap dapat menjadi jembatan antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
Mencermati dinamika tersebut, komunitas internasional diharapkan merespons positif inisiatif Saudi dan mendorong implementasi solusi dua negara secara nyata. Langkah ini akan menjadi pondasi penting bagi stabilitas jangka panjang di Timur Tengah.
Langkah Arab Saudi menegaskan pentingnya konsistensi dan keberanian diplomatik dalam menghadapi konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Peran aktif negara-negara besar regional dapat menjadi pemicu utama bagi terciptanya perdamaian.
Konferensi di PBB juga membuka ruang dialog baru antara negara-negara Arab dan pihak-pihak terkait di Barat. Melalui kerja sama lintas kawasan, peluang untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel kini kembali terbuka.
Dengan demikian, kejelasan sikap Arab Saudi dalam mendukung solusi dua negara memberikan harapan baru bagi masyarakat internasional. Keberlanjutan diplomasi ini menjadi kunci untuk mengakhiri siklus kekerasan dan menciptakan masa depan yang lebih aman bagi generasi mendatang.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v