Bangkok EKOIN.CO – Pemerintah Thailand mengeluarkan peringatan keras kepada Kamboja agar segera menghentikan serangan militer ke wilayahnya. Jika tidak diindahkan, Thailand menyatakan akan membalas dengan langkah militer yang lebih tegas dan terukur. Pernyataan resmi tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri Thailand pada Jumat, 25 Juli 2025.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Kementerian Luar Negeri Thailand mengutuk serangan roket Kamboja ke berbagai wilayah Thailand yang terletak di sepanjang perbatasan kedua negara. Serangan tersebut telah menewaskan 12 orang, termasuk dua anak-anak. Thailand menuntut Kamboja bertanggung jawab atas insiden tersebut dan menghentikan pelanggaran kedaulatan.
“Pemerintah Kerajaan Thailand menyerukan Kamboja untuk bertanggung jawab atas insiden yang telah terjadi, menghentikan serangan terhadap sasaran sipil dan militer, serta menghentikan semua tindakan yang melanggar kedaulatan Thailand,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Thailand, dikutip Jumat (25/7/2025).
Akibat situasi yang semakin memburuk, Thailand menyatakan telah menurunkan tingkat hubungan diplomatiknya dengan Kamboja. Langkah ini ditempuh sebagai bentuk protes atas tindakan Kamboja yang dinilai membahayakan stabilitas kawasan dan melanggar prinsip bertetangga baik.
Militer Thailand juga bersiap mengintensifkan langkah-langkah pertahanan diri jika Kamboja terus melanggar kedaulatan. Pemerintah Thailand menyebut tindakan Kamboja telah disengaja dan terencana, serta melanggar hukum dan prinsip internasional yang berlaku.
Evakuasi Warga dan Respons Militer Thailand
Dari data yang dikumpulkan, serangan roket Kamboja telah menewaskan 11 warga sipil dan satu personel militer Thailand. Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Somsak Thepsuthin menyebut dua anak termasuk dalam korban tewas. Serangan roket Grad juga dilaporkan mengenai lima rumah sakit di wilayah perbatasan.
Salah satu rumah sakit yang terkena serangan terletak di Provinsi Surin. Akibat kondisi ini, otoritas di empat provinsi Thailand yang berbatasan langsung dengan Kamboja telah mengumumkan evakuasi warga sipil demi keselamatan mereka.
Menanggapi eskalasi tersebut, militer Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk melancarkan serangan udara ke wilayah Kamboja. Di sisi lain, militer Kamboja membalas dengan menggunakan roket BM-21. Berbagai foto yang tersebar di media sosial menunjukkan dampak kerusakan, termasuk puing-puing artileri Kamboja yang menghantam toko swalayan dan SPBU di Thailand.
Menteri Luar Negeri Thailand juga menegaskan bahwa serangan Kamboja tidak hanya melanggar kedaulatan nasional tetapi juga merusak reputasi negara tersebut di tingkat internasional. “Tindakan ini bertentangan dengan prinsip hubungan bertetangga yang baik dan merusak kredibilitas Kamboja di panggung global,” sebut pernyataan tersebut.
Respons Kamboja dan Latar Belakang Konflik
Sementara itu, Kamboja membantah tudingan bahwa mereka menargetkan warga sipil dalam serangan. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata menyatakan bahwa tindakan militer mereka semata-mata bertujuan melindungi wilayah kedaulatan negara.
“Posisi Kamboja adalah menggunakan hak untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial. Kami hanya menargetkan fasilitas militer,” kata Socheata.
Pihak Kamboja tidak merilis jumlah korban tewas maupun luka-luka di pihaknya. Pemerintah Kamboja juga belum merespons secara langsung penurunan hubungan diplomatik yang dilakukan Thailand.
Sengketa antara Thailand dan Kamboja memiliki akar sejarah panjang, terutama terkait status Kuil Preah Vihear, situs bersejarah abad ke-11 yang terletak di wilayah perbatasan kedua negara. Meski telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO, lokasi tersebut menjadi sumber ketegangan selama bertahun-tahun.
Perselisihan batas wilayah atas Kuil Preah Vihear sering memicu bentrokan militer antara kedua negara. Meski Mahkamah Internasional telah memberikan keputusan, implementasinya kerap menimbulkan ketegangan baru, seperti yang terjadi dalam konflik saat ini.
Serangan terbaru ini menunjukkan bahwa ketegangan lama antara kedua negara kembali memuncak. Thailand dan Kamboja sebelumnya juga pernah terlibat konflik bersenjata di wilayah yang sama pada awal dekade 2010-an.
Thailand meminta dukungan komunitas internasional untuk menekan Kamboja agar menghentikan tindakan militer di perbatasan. Thailand menyatakan akan tetap mempertahankan wilayahnya dan tidak akan membiarkan pelanggaran berlanjut.
Sebagai langkah tambahan, Thailand telah memperketat penjagaan di perbatasan, meningkatkan patroli dan pengamanan untuk mencegah serangan lanjutan dari wilayah Kamboja.
Kedua negara hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda meredakan konflik. Belum ada rencana dialog diplomatik antara Bangkok dan Phnom Penh sejak terjadinya serangan tersebut.
Thailand juga mengingatkan bahwa jika serangan tidak dihentikan, maka langkah militer balasan akan ditingkatkan secara signifikan, dan mengundang risiko konflik regional yang lebih luas.
dari konflik ini menunjukkan adanya kegagalan diplomasi antara Thailand dan Kamboja. Ketegangan yang berakar pada sengketa wilayah terus memicu konflik, bahkan hingga menelan korban jiwa.
Situasi ini memperlihatkan pentingnya penegakan hukum internasional secara adil dan konsisten. Kegagalan dalam meredam konflik perbatasan bisa menjadi preseden buruk bagi kawasan ASEAN.
Masyarakat internasional diharapkan bisa mengambil peran mediasi untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Upaya damai perlu dikedepankan agar korban jiwa tidak terus berjatuhan.
Thailand dan Kamboja harus mengedepankan dialog untuk penyelesaian sengketa dan menghindari langkah militer yang merugikan kedua belah pihak.
Tanpa adanya komitmen kuat dari masing-masing negara untuk menjaga stabilitas, konflik ini berpotensi meluas dan membahayakan keamanan regional di Asia Tenggara. (*)
Peserta Liga Gala Karya Kecewa, Panitia Ubah Aturan Tengah Jalan
Jakarta, EKOIN.CO – Kekecewaan mendalam dirasakan oleh sejumlah tim peserta Liga Sepakbola Karyawan (Gala Karya) 2025 atas keputusan panitia yang dinilai...