Damaskus EKOIN.CO – Kelompok militer Suriah yang dikenal sebagai Red Bands memperingatkan Israel agar tidak menyentuh atau melukai Presiden Ahmad al-Sharaa. Peringatan tersebut disampaikan dalam sebuah pesan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Ibrani, menegaskan bahwa jika presiden Suriah disakiti, maka mereka akan membalas dengan “sungai darah”.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Peringatan keras ini datang setelah serangkaian serangan udara oleh Israel pada Rabu, yang menyasar area sekitar istana presiden di Gunung Qasioun, wilayah strategis di pinggiran kota Damaskus. Serangan tersebut dinilai sebagai eskalasi yang sangat berisiko terhadap kepemimpinan Suriah.
Menurut laporan media, termasuk dari Saluran 12 Israel, militer Israel tengah bersiap menghadapi potensi konflik selama beberapa hari ke depan di Suriah. Mereka mulai memindahkan pesawat tempur dan pesawat nirawak ke lokasi-lokasi strategis dalam rangka mempersiapkan serangan lebih lanjut.
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa Israel melakukan empat serangan udara pada hari yang sama. Sasaran utama adalah gedung Staf Umum Suriah yang berada di kawasan Lapangan Umayyah, pusat kota Damaskus. Gedung itu dikabarkan hancur total akibat serangan tersebut.
Sebelum serangan udara dilakukan, dua serangan pendahuluan dilancarkan menggunakan pesawat tanpa awak milik Israel. Serangan tersebut turut memperparah kerusakan di sekitar lokasi target.
Serangan-serangan ini telah memicu kemarahan dari berbagai unsur dalam militer Suriah, khususnya kelompok internal seperti Red Bands yang selama ini dikenal memiliki loyalitas tinggi terhadap presiden. Mereka menyatakan bahwa tindakan Israel adalah ancaman nyata terhadap kedaulatan Suriah.
Pernyataan resmi Red Bands dirilis lewat saluran komunikasi militer internal dan tersebar ke media. Dalam pernyataan itu, mereka menegaskan bahwa jika Presiden Ahmad al-Sharaa dilukai, maka balasannya akan “memenuhi wilayah musuh dengan darah”.
Kelompok ini tidak menyebutkan secara eksplisit bentuk tindakan balasan yang akan dilakukan, namun sinyalnya sangat jelas bahwa Suriah bersiap untuk eskalasi militer lebih lanjut.
Ketegangan antara Suriah dan Israel bukan hal baru, namun eskalasi kali ini dinilai berbeda karena menyasar langsung simbol pemerintahan dan struktur komando tertinggi negara.
Sejumlah pengamat menilai bahwa serangan Israel terhadap pusat komando militer Suriah merupakan langkah yang sangat provokatif, terutama karena berdekatan dengan lokasi kediaman presiden.
Pihak Israel sendiri belum memberikan keterangan resmi soal alasan atau tujuan dari operasi udara yang menyasar pusat ibu kota Suriah itu. Namun berdasarkan laporan intelijen yang dikutip Saluran 12, Israel tengah mengejar target-target strategis yang diduga memiliki hubungan dengan Iran.
Belum diketahui apakah Presiden Ahmad al-Sharaa berada di istana pada saat serangan berlangsung. Namun keberadaan pesawat tempur Israel di wilayah tersebut jelas meningkatkan kekhawatiran atas keselamatan kepala negara Suriah.
Situasi ini semakin kompleks karena Suriah juga tengah menghadapi tekanan internal dan regional dari berbagai aktor bersenjata serta kekuatan asing yang berebut pengaruh di wilayah tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangan Israel di Suriah sering dikaitkan dengan upaya menekan keberadaan milisi yang didukung Iran. Namun kali ini, intensitas dan target serangan memunculkan spekulasi adanya tujuan politis tertentu.
Militer Suriah belum mengeluarkan pernyataan langsung mengenai jumlah korban atau kerusakan infrastruktur dari serangan tersebut. Tetapi gambar dan video dari lapangan menunjukkan kehancuran parah pada gedung militer.
Hingga kini, belum ada reaksi dari pihak internasional mengenai serangan terbaru Israel maupun ancaman balasan dari militer Suriah. Meski demikian, ketegangan ini diperkirakan akan menjadi perhatian Dewan Keamanan PBB jika situasi makin memburuk.
Sebelumnya, wilayah udara Suriah sudah sering kali dijadikan target operasi militer oleh Israel, terutama di daerah selatan dan barat laut. Namun serangan ke jantung ibu kota dengan sasaran tingkat tinggi menciptakan dimensi konflik baru.
Ketegangan diplomatik antara Suriah dan Israel hampir tidak pernah mereda sejak perang enam hari pada 1967. Tetapi kondisi saat ini dianggap paling berisiko sejak konflik Suriah meletus lebih dari satu dekade lalu.
Dalam konteks ini, pernyataan dari Red Bands mencerminkan bahwa kemungkinan aksi balasan dari pihak Suriah tidak hanya wacana, tetapi bisa menjadi bagian dari strategi militer terorganisir dalam waktu dekat.
Situasi genting ini menempatkan Suriah dan Israel dalam jalur yang bisa memicu konfrontasi langsung. Jika tidak segera diredakan melalui jalur diplomasi, eskalasi militer dikhawatirkan akan meluas hingga ke kawasan lain.
dari peristiwa ini menunjukkan bahwa intensitas konflik antara Suriah dan Israel kini menyentuh titik rawan baru, terutama dengan dilibatkannya simbol kepemimpinan nasional. Ketegangan ini bukan hanya menyangkut serangan udara, tetapi juga pesan politik yang sangat kuat dari kedua pihak.
Penting untuk dicatat bahwa stabilitas kawasan Timur Tengah sangat terpengaruh oleh dinamika hubungan Suriah-Israel. Intervensi langsung ke pusat komando militer Suriah dapat mendorong aktor-aktor lain untuk turut serta dalam konflik.
Jika balasan militer benar-benar dilakukan oleh kelompok Suriah, maka besar kemungkinan konflik akan menjalar ke wilayah lain yang berbatasan dengan Israel. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan munculnya gelombang kekerasan baru.
Langkah Israel dalam operasi udara di Damaskus juga memperlihatkan pergeseran strategi menjadi lebih agresif. Tindakan seperti ini dapat memicu respons serupa dari pihak lain, memperparah krisis regional yang sedang berlangsung.
Karena itu, pihak-pihak yang memiliki pengaruh di kawasan diharapkan segera mengambil inisiatif diplomatik untuk menurunkan tensi. Tanpa intervensi diplomatik yang efektif, risiko perang terbuka akan semakin besar.(*)













 
			 
                                 
			
 
		













