Jakarta, EKOIN.CO – Program Pertamuda Seed and Scale dari PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung inovasi anak muda. Ajang ini menjadi bagian dari rangkaian Pertamina Goes to Campus 2025 (PGTC) yang resmi dibuka pada Kamis, 10 Juli 2025 di Grha Pertamina, Jakarta.
Acara Kick-off PGTC 2025 dibuka dengan Business Talkshow bertajuk From Zero to Hero: Creating Impactful Business. Talkshow ini menghadirkan para alumni Pertamuda, termasuk Muhammad Hariz Izzuddin, pendiri start-up Aitoma Hayago, yang menjadi pemenang Pertamuda 2024.
Hariz menceritakan perjalanannya dari riset kecil tentang kerusakan mesin di industri manufaktur hingga membangun solusi predictive maintenance. Ide tersebut berkembang menjadi Aitoma Hayago yang kini sudah memperoleh pendanaan awal dan menjalin kerja sama industri.
“Acara PGTC menurut saya sangat luar biasa, sekaligus menjadi kesempatan bagi saya melakukan sharing,” ucap Hariz dalam talkshow tersebut. Ia menjelaskan bahwa pendanaan yang didapatkan berkat Pertamuda menjadi titik balik usahanya.
Pertamuda menjadi ajang kompetisi ide bisnis bagi mahasiswa yang terbuka untuk seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Tujuan utamanya adalah memperluas kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) dan membuka akses permodalan.
Inovator Muda Bangun Solusi Berdampak
Sesi diskusi menghadirkan sejumlah tokoh alumni Pertamuda. Di antaranya Altaresh (CEO TamanSchool), Ashab Alkahfi (Founder Chickin Indonesia), Bramantyo Adiyatma (CEO SmartPath), dan Muhammad Hariz Izzuddin (CEO Aitoma Hayago).
Rifky Rahman Yusuf selaku Vice President Stakeholder Relation and Management Pertamina menegaskan, banyak inovasi lahir dari Pertamuda selama lima tahun penyelenggaraan. Hal ini membuktikan bahwa ajang ini efektif mendorong ide-ide nyata dari generasi muda.
“Pertamina mendukung penuh generasi muda untuk semakin bisa menumbuhkan ide bisnisnya,” ujar Rifky di hadapan peserta dan mahasiswa yang hadir.
Sementara itu, dr. Tirta Mandira Hudhi, seorang pengusaha sekaligus narasumber, menyampaikan pentingnya pemahaman dasar dalam bisnis. Ia menekankan bahwa keberhasilan startup tidak hanya ditentukan oleh valuasi.
“Saya yakin banget semua orang bisa membuat bisnis, tapi tidak bisa semua orang bisa mengolah bisnis,” ujarnya. Ia menganggap Pertamuda sebagai langkah awal bagi mahasiswa yang serius menekuni dunia kewirausahaan.
Startup Sosial Jadi Sorotan
Salah satu inovasi sosial yang menonjol dari Pertamuda adalah SmartPath, platform edutech yang membuka akses pendidikan dan karir bagi kalangan terpinggirkan. Lebih dari 260.000 mahasiswa telah terbantu melalui program beasiswa dan bootcamp gratis.
TamanSchool, yang juga lahir dari ekosistem Pertamuda, telah memberdayakan lebih dari 200 tutor sebaya. Platform ini memberikan pembelajaran peer-to-peer yang berdampak pada prestasi siswa hingga tingkat internasional.
Chickin Indonesia, start-up agritech besutan Ashab Alkahfi, juga mencuri perhatian. Perusahaan ini telah menjangkau lebih dari 12.000 peternak dan mendistribusikan 30 juta kilogram ayam broiler ke berbagai wilayah.
Ashab menyampaikan, perjalanan Chickin dimulai dari keresahan peternak kecil yang tidak mendapatkan akses teknologi dan pasar. Kini, Chickin mendapat pengakuan internasional dari G20 Digital Innovation Alliance dan LinkedIn Top Startup.
Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina, menyampaikan bahwa berbagai program seperti Pertamuda selaras dengan visi perusahaan. Bukan hanya mendukung energi, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan ekonomi.
Dorong Visi Berkelanjutan Nasional
Pertamina, sebagai perusahaan energi yang berada di garis depan transisi energi nasional, terus memperkuat peran anak muda dalam inovasi. Fokusnya tidak hanya pada aspek bisnis, tetapi juga pada pencapaian target net zero emission tahun 2060.
“Pertamina fokus menjadi perusahaan berkelanjutan, sehingga mampu memberikan dampak jangka panjang bagi lingkungan, masyarakat, dan negara,” terang Fadjar dalam sesi wawancara usai acara PGTC.
Seluruh upaya Pertamina melalui PGTC dan Pertamuda dijalankan dengan mengedepankan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG). Hal ini menjadi fondasi dalam mendorong SDGs dari berbagai lini usaha.
Rangkaian PGTC akan berlanjut ke berbagai universitas di Indonesia. Ribuan mahasiswa diharapkan ikut berpartisipasi dalam kompetisi dan diskusi, membangun jaringan, serta membawa ide mereka ke arah implementasi nyata.(*)