Sanaa EKOIN.CO – Israel meluncurkan serangan udara skala besar terhadap Yaman pada Senin pagi, 7 Juli 2025, dengan menargetkan tiga kota pelabuhan utama yang dikuasai kelompok Houthi. Operasi militer ini diberi nama sandi Operasi Bendera Hitam dan diklaim sebagai respons terhadap serangan Houthi terhadap kapal berbendera Liberia di Laut Merah serta serangan rudal ke wilayah Israel.
Menurut pernyataan resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), serangan ini ditujukan langsung sebagai bentuk pembalasan terhadap kelompok Houthi yang sebelumnya menembaki kapal Magic Seas dengan senjata ringan dan drone. Selain itu, Israel menyebut serangan ini juga merupakan tanggapan atas rentetan rudal Houthi ke arah Israel pasca gencatan senjata antara Teheran dan Tel Aviv.
Tiga Kota Pelabuhan Jadi Target Utama
Target pertama dari serangan ini adalah Hodeidah, kota pelabuhan terbesar di Yaman yang terletak di pesisir Laut Merah, Provinsi Hodeidah. Infrastruktur pelabuhan serta fasilitas logistik yang diduga sebagai gudang senjata Houthi dihantam serangan udara Israel. Sekitar 70% barang impor dan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Yaman masuk melalui pelabuhan ini.
OCHA, lembaga kemanusiaan PBB, menyatakan bahwa pelabuhan Hodeidah merupakan jalur vital bagi kelangsungan hidup rakyat sipil di Yaman. “Pelabuhan ini adalah denyut nadi bantuan kemanusiaan. Serangan di sana memperparah krisis sipil yang sedang berlangsung,” ujar laporan OCHA yang dikutip oleh media internasional.
Israel menuduh pelabuhan Hodeidah telah digunakan oleh kelompok Houthi untuk menyelundupkan rudal dan drone dari Iran. “Pelabuhan ini digunakan oleh ‘rezim teroris’ Houthi untuk mentransfer senjata dari rezim Iran, yang digunakan untuk melakukan operasi ‘teroris’ terhadap Negara Israel dan sekutunya,” demikian pernyataan IDF.
Kota kedua yang menjadi sasaran adalah Salif, pelabuhan tua yang terletak di barat laut Hodeidah. Salif dikenal sebagai pusat ekspor garam dan biji-bijian. Dalam beberapa tahun terakhir, pelabuhan ini dilaporkan telah dimodifikasi oleh Houthi untuk menerima pengiriman militer dari luar negeri.
Dalam serangan hari ini, tiga kapal kargo dilaporkan mengalami kerusakan berat akibat ledakan di area pelabuhan Salif. Salah satu kapal diduga kuat terkait dengan pasokan dari Iran, meskipun belum ada verifikasi independen atas klaim tersebut. Suara ledakan keras dilaporkan terdengar oleh warga sekitar sejak subuh.
Sasaran ketiga adalah Ras Issa, pelabuhan yang berdekatan dengan terminal ekspor minyak di pesisir barat Yaman. Meski tidak disebutkan secara langsung oleh IDF, laporan lapangan dari media lokal menyebutkan bahwa wilayah ini juga mengalami serangan udara, dengan ledakan yang merusak instalasi industri energi.
Respons Houthi dan Kondisi Korban
Anggota biro politik Houthi, Mohammed Al Farah, menyatakan bahwa Israel dengan sengaja menyerang infrastruktur sipil untuk melukai rakyat Yaman. “Menargetkan pelabuhan, pembangkit listrik, dan fasilitas sipil lainnya adalah kejahatan Zionis. Ini tidak berkaitan sama sekali dengan aktivitas militer,” katanya melalui siaran Al-Masirah TV.
Sampai saat ini, belum ada laporan resmi terkait jumlah korban jiwa atau luka-luka dari pihak sipil maupun militer akibat serangan udara ini. Tim penyelamat dan petugas kesehatan masih melakukan evakuasi dan penilaian kerusakan di lapangan.
Situasi kemanusiaan di wilayah pelabuhan kini semakin memburuk. Warga di Hodeidah dan Salif dilaporkan kesulitan mengakses air bersih dan kebutuhan pokok akibat terganggunya sistem logistik. Laporan dari Bulan Sabit Merah Yaman menyebut bahwa aktivitas pengiriman bantuan kemanusiaan tertunda karena hancurnya akses distribusi.
Di sisi lain, pemerintahan Yaman yang didukung Arab Saudi belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait serangan ini. Namun sejumlah pejabat lokal menyebutkan bahwa kondisi di lapangan sangat genting dan membutuhkan bantuan segera dari organisasi internasional.
Sementara itu, Israel mengonfirmasi bahwa serangan akan terus berlanjut apabila Houthi tetap menyerang kapal-kapal dagang internasional di Laut Merah. Dalam pernyataan tambahan, IDF menegaskan bahwa mereka akan “melumpuhkan semua fasilitas yang digunakan untuk menyokong operasi terorisme lintas negara.”
Serangan ini menandai eskalasi besar pertama sejak gencatan senjata antara Iran dan Israel yang diumumkan awal bulan lalu. Banyak analis menilai tindakan ini bisa memicu ketegangan baru di kawasan, mengingat keterlibatan Iran dalam pasokan senjata kepada Houthi masih terus menjadi sorotan.
Serangkaian ledakan susulan dilaporkan kembali terjadi menjelang sore hari di kawasan pinggiran Hodeidah. Warga yang tinggal di radius 10 kilometer dari pelabuhan diperintahkan untuk mengungsi sementara oleh otoritas lokal.
Dari pantauan media Al Jazeera, kepulan asap masih terlihat membubung dari kompleks pelabuhan Salif hingga menjelang malam. Akses jalan utama menuju pelabuhan ditutup total karena alasan keamanan dan evakuasi.
Sejumlah rumah sakit di Hodeidah kini mengalami kelebihan kapasitas akibat banyaknya warga sipil yang terluka ringan hingga sedang. Otoritas kesehatan setempat meminta bantuan dari organisasi internasional untuk pasokan obat-obatan dan tenaga medis tambahan.
Perlu adanya tindakan diplomatik segera dari lembaga internasional guna meredam eskalasi konflik ini. Serangan terhadap fasilitas sipil seperti pelabuhan sangat berisiko memicu krisis kemanusiaan yang lebih parah di Yaman. Keterlibatan organisasi kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan harus dipastikan aman melalui koridor netral.
Israel dan kelompok Houthi perlu didorong untuk menyelesaikan konflik melalui dialog yang ditengahi pihak ketiga. Serangan balasan yang berulang tidak akan menghasilkan solusi jangka panjang, justru memperparah penderitaan warga sipil. Komunitas internasional juga diminta untuk memberikan tekanan terhadap semua pihak agar mematuhi hukum humaniter internasional.
Yaman sebagai negara yang sudah dilanda konflik selama bertahun-tahun, tidak memiliki ketahanan yang cukup untuk menanggung beban tambahan akibat konflik regional. Pelabuhan-pelabuhan utama harus dijadikan zona netral untuk menjamin distribusi bantuan kemanusiaan yang stabil dan tidak terhambat.
Pemerintah negara-negara sahabat serta organisasi internasional perlu menggalang bantuan kemanusiaan besar-besaran untuk membantu Yaman pasca serangan. Pelibatan negara-negara kawasan seperti Oman dan Turki bisa menjadi jembatan diplomatik dalam menyelesaikan konflik ini.
Ke depan, penting untuk menetapkan pelabuhan-pelabuhan Yaman sebagai kawasan terlarang untuk operasi militer, guna memastikan akses pangan dan medis tetap berjalan lancar. Dengan perlindungan internasional, rakyat Yaman dapat memiliki kesempatan untuk pulih dari krisis yang terus berulang ini. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























