Jerusalem, EKOIN.CO – Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, mendesak pemerintah di bawah PM Benjamin Netanyahu untuk segera menghentikan perang di Gaza. Desakan ini disampaikan menyusul gagalnya strategi militer terhadap Hamas dan meningkatnya kerugian di pihak Israel maupun Palestina.
Menurut Lapid, konflik yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 tersebut kini mengalami kebuntuan strategis. Ia mengemukakan bahwa lanjutnya pertempuran hanya akan mengakibatkan kerusakan pada berbagai bidang, tanpa pencapaian tujuan nyata
Gagalnya ofensif dan jebakan politik
Lapid mengingatkan bahwa misi militer yang awalnya untuk mengalahkan Hamas kini tak lagi efektif. “Perang ini telah mencapai jalan buntu,” ujarnya melalui media sosial X Pernyataan ini dipertegas setelah tujuh tentara Israel tewas dalam serangan oleh Hamas di Khan Younis
Ia menambahkan, “Tidak ada yang lagi memahami apa yang kita peroleh dari semua ini,” sekaligus menuding pemerintah sengaja membiarkan pasukan menjadi sasaran demi agenda politik tertentu
Pengembalian sandera dan kontrol pascaperang
Selain menghentikan perang, Lapid menekankan pentingnya fokus pada pembebasan sandera. Saat ini, sekitar 50 orang masih ditahan, di antaranya 20 diyakini masih hidup
Dalam usulannya, ia menyarankan melibatkan Mesir untuk mengelola Jalur Gaza sementara—sambil memberikan keringanan utang kepada Kairo—sehingga Israel bisa memusatkan perhatian pada keamanan dan mencegah penyelundupan
Rusaknya kepercayaan pada Netanyahu
Tekanan pada Netanyahu juga terus meningkat dari berbagai pihak, termasuk tokoh oposisi lain seperti Mickey Levy yang menyatakan, “Kita harus berhenti … sudah waktunya untuk mencapai kesepakatan” (trt.global).
Kritik semakin tajam karena tuduhan bahwa perang dipertahankan demi kepentingan politik Netanyahu dan tekanan kelompok sayap kanan dalam pemerintahannya
Dampak perang dan kondisi di Gaza
Perang telah memakan korban besar. Lebih dari 56.300 orang tewas di Gaza, sebagian besar adalah warga sipil Ribuan lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan. Selain itu, gencatan senjata sementara antara Israel dan Iran membuka momentum bagi tekanan oposisi agar Netanyahu menerapkan hal serupa untuk Gaza
Sumber dari AFP, Reuters, dan Anadolu menggambarkan situasi kemanusiaan di sana sebagai keadaan “jalan buntu”, sekaligus menunjukkan bahwa populasi setempat banyak yang kehilangan tempat tinggal dan bantuan sulit masuk
Polarisasi politik dan harapan diplomatik
Lapid menyusun strategi alternatif yang menekankan diplomasi, bukan militer semata. Laporannya menyebutkan bahwa melibatkan Mesir serta negara-negara Arab bisa menjadi titik balik untuk menciptakan kondisi pascakonflik lebih stabil
Sebagian tokoh internasional juga menyerukan gencatan senjata. Presiden AS Donald Trump menurut Lapid sudah menyatakan “kesempatan untuk gencatan sangat dekat”
Peran oposisi dan dinamika domestik
Oposisi Israel kini semakin kritis terhadap Netanyahu, termasuk tuntutan agar ia mundur karena “masyarakat Israel telah kehilangan kepercayaan padanya” diperparah oleh pemecatan Kepala Shin Bet, yang memicu ketegangan dan menimbulkan tudingan politisasi keamanan nasional
Lebih jauh, konflik ini melibatkan dimensi politik domestik yang kuat, di mana pemerintah Netanyahu dianggap menggunakan perang untuk mengkonsolidasikan kekuasaan di tengah pemeriksaan korupsi yang sedang berlangsung.
Kebutuhan untuk strategi baru dan kesepakatan damai
Lapid menegaskan bahwa mengalahkan Hamas tidak perlu melalui serangan langsung, melainkan lewat “strategi, organisasi, dan waktu yang tepat”
Ia meyakini bahwa dengan pergeseran pendekatan, prioritas bisa diberi pada pembebasan sandera, penghentian konflik, serta rekonstruksi nasional.
Dalam pertemuan dengan beberapa tokoh asing, termasuk Antony Blinken dan Jake Sullivan, Lapid bahkan menjanjikan bahwa politik Israel harus mengesampingkan kepentingan domestik demi kemanusiaan dan keamanan jangka panjang
Kondisi di lapangan
Militer Israel kini tetap berada di sekitar Gaza untuk menjaga perbatasan, sementara kontrol administratif diusulkan didelegasikan pada Mesir dan otoritas internasional. Hal ini dianggap vital untuk pemulihan pascakonflik .
Meski demikian, respon dari Hamas dan Palestin belum terdengar, dan gencatan senjata serta perundingan lebih lanjut masih sangat dibutuhkan untuk meredakan ketegangan.
Sebagai penutup, strategi alternatif yang ditawarkan oposisi mencatat pentingnya diplomasi, kontrol pascakonflik, dan kesepakatan pembebasan sandera. Semua ini dianggap langkah penting untuk membawa perundingan damai dan pemulihan ekonomi.
Pentingnya konflik berfokus pada strategi damai dan diplomatik daripada kekuatan militer semata sangat ditekankan.
Mesir dapat berperan sebagai mediator administratif dan penengah dalam mendukung stabilitas pascakonflik.
Kebijakan pemerintah Israel perlu mencerminkan kepentingan jangka panjang warga dan bukan sekadar keuntungan politik.
Komunitas internasional hendaknya mendorong kesepakatan segera untuk melindungi warga sipil dan mempercepat pemulihan.
Dewan Knesset diharapkan merespon dengan mengutamakan keselamatan rakyat dan integritas negara selama periode pemulihan pasca-konflik.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v













 
			 
                                 
			
 
		













