JAKARTA, EKOIN.CO – Pola makan memiliki peran besar dalam menjaga daya ingat dan kesehatan otak. Meski begitu, banyak orang tanpa sadar mengonsumsi makanan yang justru dapat melemahkan fungsi kognitif. Menurut para ahli, asupan tinggi lemak trans, gula tambahan, atau natrium bisa menjadi faktor penyebab penurunan kemampuan mengingat seiring waktu.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN di sini
Ahli gizi klinis dr Rina Kurniawati SpGK menjelaskan, efek buruk makanan tersebut mungkin tidak langsung terasa, namun akumulasi dalam jangka panjang dapat berdampak signifikan. “Pola makan tinggi lemak trans, gula tambahan, atau natrium dapat mempercepat penurunan fungsi otak,” ujarnya.
Penurunan fungsi otak seiring usia memang alami, tetapi bukan berarti tidak dapat diperlambat. Gaya hidup sehat dan pemilihan makanan yang tepat terbukti mampu membantu mempertahankan ketajaman pikiran dan daya ingat.
Makanan yang Mengancam Kesehatan Otak
Salah satu kelompok makanan yang patut diwaspadai adalah makanan yang digoreng. Proses penggorengan pada suhu tinggi menghasilkan lemak trans dan senyawa akrilamida yang dapat memicu peradangan di otak. Studi dari Journal of Clinical Lipidology menunjukkan konsumsi berlebihan dapat menurunkan fungsi kognitif.
Makanan tinggi gula tambahan, seperti minuman manis dan kue, juga memiliki efek buruk. Gula berlebih dapat mengganggu komunikasi antar sel saraf dan memicu peradangan kronis, yang pada akhirnya merusak memori.
Margarin menjadi makanan lain yang perlu diperhatikan. Kandungan lemak trans dan minyak terhidrogenasi parsial di dalamnya dapat mengurangi volume hippocampus, bagian otak yang berperan penting dalam pembentukan memori.
Makanan olahan tepung, termasuk roti putih, biskuit, dan mi instan, memiliki indeks glikemik tinggi. Kondisi ini memicu lonjakan gula darah yang berpotensi merusak pembuluh darah otak, sehingga memengaruhi daya ingat.
Makanan cepat saji tidak kalah berisiko. Kandungan lemak jenuh, natrium, dan pengawet yang tinggi dapat menghambat aliran darah ke otak, memengaruhi suasana hati, serta meningkatkan risiko depresi.
Daging olahan seperti sosis, ham, dan kornet juga masuk daftar makanan yang membahayakan fungsi otak. Kandungan nitrit dan natrium yang tinggi berhubungan dengan penurunan memori verbal dan kecepatan berpikir.
Permen dengan pemanis buatan aspartam menjadi ancaman tersendiri. Konsumsi berlebihan dapat mengganggu neurotransmiter otak seperti serotonin dan dopamin, yang berpotensi mengacaukan memori jangka pendek.
Langkah Cerdas Menjaga Daya Ingat
Menurut dr Rina, mengganti makanan tersebut dengan pilihan yang lebih sehat adalah langkah penting. “Perbanyak konsumsi sayur, buah, ikan berlemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Nutrisi seperti omega-3, vitamin B, dan antioksidan bisa membantu menjaga kesehatan otak hingga usia lanjut,” jelasnya.
Mengonsumsi makanan bergizi seimbang setiap hari dapat membantu menjaga fungsi otak tetap optimal. Asupan yang tepat berperan seperti bahan bakar berkualitas untuk mesin pikiran.
Selain itu, menjaga hidrasi, rutin berolahraga, dan cukup tidur juga menjadi pendukung utama kesehatan otak dan daya ingat.
Membiasakan diri mengurangi makanan cepat saji dan olahan, sekaligus memperbanyak makanan alami, memberi efek jangka panjang pada kesehatan mental dan fisik.
Penting untuk diingat, melatih otak dengan membaca, belajar hal baru, atau mengerjakan teka-teki memang bermanfaat, namun tetap harus diimbangi dengan asupan nutrisi yang baik.
Kesadaran terhadap risiko makanan tertentu menjadi langkah awal mencegah penurunan memori. Pengetahuan ini membantu masyarakat membuat pilihan cerdas demi masa depan yang lebih sehat.
Kesehatan otak bukan hanya urusan usia tua. Kebiasaan makan yang bijak sejak muda akan meminimalkan risiko penurunan daya ingat di kemudian hari.
Menjadikan makanan sehat sebagai prioritas harian akan menjadi investasi penting untuk ketajaman berpikir sepanjang hidup.
Masyarakat diharapkan dapat mulai menerapkan pola makan cerdas dengan mengurangi makanan berisiko dan memperbanyak sumber gizi berkualitas.
Masa depan kesehatan otak bergantung pada kebiasaan yang dibangun hari ini. Memahami risiko dan melakukan pencegahan menjadi kunci mempertahankan daya ingat hingga usia lanjut.
Makanan bukan sekadar pengisi perut, melainkan penentu kualitas hidup, termasuk kemampuan berpikir.
Dengan kombinasi gaya hidup aktif dan asupan yang tepat, otak akan tetap sehat, kuat, dan mampu menyimpan kenangan berharga sepanjang waktu.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v



























