Jakarta EKOIN.CO – Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani, menegaskan bahwa pariwisata bukan sekadar bisnis liburan, melainkan wajah peradaban bangsa. Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara kunci dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Selasa (23/9/2025). Ikuti berita terbaru EKOIN di WA Channel.
Zita mengingatkan mahasiswa baru bahwa mereka memiliki peran penting sebagai motor perubahan, khususnya dalam menjawab tantangan global di sektor pariwisata. “Hari ini bukan sekadar perkenalan kampus, tetapi awal perjalanan panjang yang akan menentukan kontribusi kalian bagi bangsa. Mahasiswa selalu menjadi garda terdepan dalam membawa perubahan positif, dan saya percaya mahasiswa baru UMJ siap menjawab tantangan ini,” ujarnya.
Dalam paparannya, Zita menyebut pariwisata global memberi kontribusi 10 persen terhadap PDB dunia serta menciptakan lebih dari 320 juta lapangan kerja. Di Indonesia sendiri, sebelum pandemi, sektor ini menyumbang sekitar 6,2 persen dari PDB nasional.
Namun menurutnya, angka tidak boleh lagi dijadikan tujuan utama. Saat ini, arah pembangunan pariwisata harus bergeser ke model hijau dan berkelanjutan yang mengedepankan kelestarian lingkungan.
Pariwisata sebagai wajah peradaban
Zita menegaskan bahwa pariwisata adalah identitas budaya sekaligus cermin peradaban Indonesia. “Pariwisata adalah wajah peradaban kita. Jika kita gagal menjaga lingkungan, maka kita sedang mengikis DNA pariwisata Indonesia itu sendiri,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa Indonesia menghadapi ancaman ekologis yang nyata. Berdasarkan data, sekitar 27 persen wilayah nasional rawan bencana lingkungan seperti banjir, kekeringan, hingga abrasi pantai. Hal itu menjadi tantangan serius yang harus dijawab dengan inovasi dan kepedulian generasi muda.
Sebagai contoh inspiratif, Zita menyebut keberhasilan Nusa Penida di Bali yang menjadi lebih bersih berkat kolaborasi masyarakat dan mahasiswa dalam pengelolaan sampah. Selain itu, Desa Wisata Nglanggeran di Yogyakarta juga berhasil mendunia setelah dinobatkan oleh UN Tourism sebagai Desa Wisata Terbaik 2021.
“Contoh nyata ini menunjukkan bahwa perubahan bukanlah hal mustahil. Justru mahasiswa yang bergerak dari kampus dapat menjadi penggerak utama gerakan hijau dalam pariwisata Indonesia,” ujarnya.
Unlock Indonesia, dorong potensi wisata tersembunyi
Dalam forum tersebut, Zita memperkenalkan program besar pemerintah bernama Unlock Indonesia. Program ini bertujuan membuka potensi wisata tersembunyi agar dapat dikenal di tingkat global.
Zita mengajak mahasiswa UMJ untuk ikut menjadi bagian dari program tersebut. Menurutnya, keterlibatan mahasiswa tidak hanya sebatas akademis, tetapi juga aksi nyata melalui riset, inovasi, serta gerakan berbasis komunitas.
“Bayangkan, jika ide-ide riset hijau dari kampus kalian dipadukan dengan jaringan nasional, Indonesia akan memiliki kekuatan baru untuk memperkenalkan pariwisata yang indah sekaligus berkelanjutan. Saya mengajak mahasiswa baru UMJ untuk menjadi garda terdepan gerakan besar ini,” katanya menutup sesi pidato.
Zita menegaskan keyakinannya bahwa generasi muda mampu melanjutkan peran sebagai pionir perubahan. Ia berharap mahasiswa tidak hanya menjadi penerus ilmu, melainkan penggerak ide dan solusi nyata bagi pembangunan bangsa.
Semangat tersebut, menurutnya, akan menjadi kekuatan penting dalam menjaga warisan budaya, keindahan alam, serta keberlanjutan pariwisata Indonesia di tengah tantangan global.
Program Unlock Indonesia diyakini akan memberi panggung baru bagi destinasi-destinasi lokal yang selama ini belum terekspos. Dengan dukungan masyarakat dan mahasiswa, potensi wisata di berbagai daerah dapat berkembang lebih inklusif sekaligus mendukung kesejahteraan warga setempat.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pariwisata tidak hanya tentang peningkatan jumlah wisatawan, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem yang mampu melestarikan alam dan budaya.
Zita mengingatkan bahwa Indonesia memiliki modal besar berupa keragaman hayati, budaya, dan kearifan lokal. Semua ini, jika dikelola dengan visi keberlanjutan, akan memperkuat posisi Indonesia di kancah pariwisata dunia.
Sektor ini, tambahnya, bukan hanya menjadi pilar ekonomi, melainkan juga sarana memperkenalkan wajah Indonesia yang ramah, kreatif, dan beradab.
Dengan pesan tersebut, ia berharap mahasiswa baru UMJ menjadi agen yang membawa semangat baru dalam membangun pariwisata nasional berlandaskan keberlanjutan.
Pada akhirnya, pariwisata diharapkan bukan sekadar aktivitas ekonomi, melainkan jalan menjaga peradaban sekaligus memperkuat identitas bangsa.
Pidato Zita Anjani di UMJ menegaskan bahwa pariwisata adalah wajah peradaban bangsa. Ia mengingatkan pentingnya peran mahasiswa dalam menjawab tantangan global.
Program Unlock Indonesia menjadi langkah strategis membuka potensi wisata tersembunyi di tanah air. Zita mengajak mahasiswa menjadi bagian dari gerakan ini.
Keberhasilan Nusa Penida dan Desa Wisata Nglanggeran menjadi contoh inspiratif kolaborasi masyarakat dan mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari tingkat lokal.
Pariwisata berkelanjutan diyakini mampu menjaga lingkungan, memperkuat budaya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini menjadi arah baru pembangunan sektor wisata Indonesia.
Generasi muda diharapkan terus membawa gagasan segar untuk membangun pariwisata yang bukan hanya indah, tetapi juga ramah lingkungan dan berdaya saing global. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
.