Jakarta, EKOIN.CO – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) memperkuat peranannya dalam diplomasi budaya internasional dengan meresmikan Rumah Budaya Indonesia (RBI) ke-2 di Tiongkok. Lokasi baru tersebut berada di Guangxi Normal University (GXNU), Guilin.
Peresmian dilakukan pada Jumat, 23 Mei 2025, oleh Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D., dan Dekan Fakultas Pendidikan Budaya Internasional GXNU, Li Dongmei. Acara ini turut dihadiri jajaran pimpinan dari Universitas Brawijaya.
Turut hadir Prof. Agung Sugeng Widodo, Direktur Direktorat Kerja Sama UB, serta Dr. Anni Rahimah, Kasubdit Globalizing UB. Ia mewakili Prof. Andi Kurniawan, Wakil Rektor UB bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Globalizing UB yang bertujuan memperluas jangkauan budaya Indonesia di kancah internasional. Peresmian ini mengusung tema “Interkoneksi Budaya antara Indonesia dan Cina”.
“Rumah Budaya Indonesia ini kami harapkan menjadi jembatan budaya dan ruang interaksi sosial antarbangsa yang produktif dan kreatif,” ungkap Hamamah, Ph.D.
Media Promosi Budaya dan Pendidikan
Rumah Budaya Indonesia dirancang sebagai pusat pertukaran budaya serta sarana promosi pendidikan. UB berharap kehadirannya memperkuat jejaring dan eksistensi di tingkat global.
“Selain untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada Masyarakat Tiongkok, RBI ini juga menjadi sarana memperkenalkan UB kepada kurang lebih 1800 mahasiswa internasional yang belajar di GXNU,” imbuh Hamamah.
Dekan GXNU, Li Dongmei, menyambut baik kerja sama ini dan menilai bahwa RBI akan memberi warna baru dalam interaksi internasional di kampus mereka.
“Kegiatan ini membuka jendela baru bagi mahasiswa Tiongkok untuk mengenal budaya Indonesia dan menjadikan GXNU lebih menarik di mata pelajar internasional,” jelasnya.
Ketua RBI UB, Dr. Hipolitus Kristoforus Kewuel, menyatakan bahwa rumah budaya ini dirancang untuk memberikan pemahaman budaya Indonesia secara lebih luas.
“RBI ini akan menjadi media edukasi interaktif yang menghadirkan narasi tentang keterhubungan budaya dua bangsa,” ujarnya.
Festival dan Pementasan Budaya
Peresmian RBI disertai rangkaian kegiatan terbuka bagi sivitas GXNU dan masyarakat setempat. Selama satu pekan, pengunjung disuguhi berbagai program budaya dan kuliner.
Rangkaian ini meliputi bazar makanan khas Indonesia, workshop membatik, permainan tradisional, hingga Malam Kebudayaan Indonesia yang berlangsung Sabtu, 24 Mei 2025.
Acara tersebut merupakan bagian dari Festival Kebudayaan Internasional ke-13 di GXNU. Tahun ini festival itu juga bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok.
Dr. Anni Rahimah menekankan bahwa RBI adalah elemen penting dalam strategi internasionalisasi UB. Inisiatif ini juga menjadi alat diplomasi lunak yang strategis.
“Melalui soft diplomacy seperti ini, UB membuka jalan lebih luas untuk kerja sama akademik dan budaya di masa depan,” tuturnya.
Visi Global dan Diplomasi Budaya UB
Prof. Agung Sugeng Widodo turut memberikan pernyataan mengenai posisi GXNU dalam kerja sama ini. Menurutnya, fokus budaya dan seni membuat GXNU relevan sebagai mitra UB.
“Dengan hadirnya RBI di GXNU, kami berharap mahasiswa dari berbagai negara yang menempuh studi di sini bisa mengenal dan mencintai budaya Indonesia,” ungkapnya.
RBI di GXNU merupakan cabang kedua setelah sebelumnya diresmikan di Tianjin Foreign Studies University pada Mei 2024. Ini menandai langkah berkelanjutan dalam misi budaya global UB.
Keberadaan RBI menjadi manifestasi nyata dari strategi UB dalam mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada komunitas internasional melalui jalur pendidikan.
Dengan langkah ini, UB terus memperkuat perannya dalam membangun jaringan akademik lintas negara sekaligus menjadikan budaya Indonesia sebagai kekuatan diplomasi.
Peresmian Rumah Budaya Indonesia di GXNU menjadi tonggak penting bagi penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok melalui jalur pendidikan dan budaya. Kehadiran institusi budaya seperti ini berpotensi memperluas pemahaman dan apresiasi terhadap kekayaan budaya Indonesia secara inklusif.
Langkah Universitas Brawijaya mengintegrasikan promosi budaya dan pendidikan dalam satu program menunjukkan pendekatan strategis yang perlu ditiru oleh perguruan tinggi lainnya. Kolaborasi antarnegara melalui budaya mampu menjangkau aspek kemanusiaan yang sering luput dari kerja sama formal.
Ke depan, program Globalizing UB perlu didorong lebih luas dengan membuka cabang-cabang RBI di negara lain yang menjadi mitra strategis Indonesia. Dengan demikian, kekuatan lunak Indonesia melalui pendidikan dan budaya dapat berkontribusi nyata dalam menciptakan dunia akademik yang saling menghargai dan terhubung secara global.(*)