WASHINGTON EKOIN.CO – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan pernyataan mengejutkan terkait peluang Rusia kembali berlaga di ajang sepakbola internasional, khususnya Piala Dunia 2026. Menurutnya, keikutsertaan Rusia bisa menjadi “insentif” untuk menghentikan perang di Ukraina.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN di sini
Turnamen sepakbola terbesar dunia itu akan digelar pada 11 Juni hingga 19 Juli 2026 di tiga negara: Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Sebanyak 16 kota akan menjadi tuan rumah, dengan 48 tim berpartisipasi, termasuk tiga negara penyelenggara yang mendapat tiket otomatis.
Saat ini, Rusia masih dilarang tampil di ajang resmi FIFA dan UEFA akibat invasi ke Ukraina pada 2022. Larangan ini membuat mereka otomatis tidak bisa mengikuti kualifikasi Piala Dunia yang sudah berlangsung sejak 2024.
Trump Singgung Piala Dunia 2026 Sebagai Insentif Perdamaian
Pernyataan Trump disampaikan dalam pertemuan perdana Satuan Tugas Piala Dunia 2026 pemerintah AS. Di hadapan Presiden FIFA Gianni Infantino, ia mengaku baru mengetahui larangan Rusia tampil di turnamen.
“Saya tidak tahu soal itu. Benarkah? Mau jelaskan?” kata Trump kepada Infantino.
Infantino membenarkan sanksi tersebut, namun menyampaikan harapan agar situasi membaik. “Mereka untuk sementara dilarang bermain, tapi kami berharap sesuatu terjadi, perdamaian tercapai… dan Rusia bisa kembali diterima,” ujarnya.
Trump menimpali, “Dia bosnya. Saya bukan bos di sini. Saya tidak ada urusan [dengan itu]. Itu mungkin. Hei, itu bisa jadi insentif yang bagus, kan? Kita ingin mereka berhenti.”
Sikap FIFA dan UEFA Tetap Tegas
Rusia terakhir kali tampil di laga kompetitif pada November 2021 ketika kalah dari Kroasia di kualifikasi Piala Dunia 2022. Sejak saat itu, mereka hanya melakoni laga uji coba—20 pertandingan dengan 12 kemenangan dan satu kekalahan.
Presiden UEFA Aleksander Ceferin menegaskan bahwa Rusia baru akan diizinkan kembali jika perang berakhir. “Saat perang berhenti, [Rusia] akan diterima kembali,” ucapnya.
Kualifikasi Piala Dunia 2026 telah memperebutkan 45 tiket, di luar tiga slot otomatis tuan rumah. Rusia, meski aktif di pertandingan persahabatan, masih terisolasi dari kompetisi resmi.
Komentar Trump memunculkan diskusi baru di dunia olahraga dan politik. Banyak pihak menilai, walau pernyataan tersebut terdengar sebagai langkah diplomasi, implementasinya akan sulit jika situasi geopolitik belum berubah.
Trump, yang dikenal dengan gaya bicara blak-blakan, tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait langkah konkret yang mungkin diambil pemerintah AS untuk mendorong FIFA mengubah keputusan.
Infantino sendiri tetap menekankan bahwa pihaknya mengutamakan netralitas olahraga, tetapi berharap olahraga bisa menjadi jembatan perdamaian.
Bagi para penggemar sepakbola, khususnya di Rusia, peluang tampil di Piala Dunia 2026 akan menjadi tanda bahwa isolasi olahraga akibat konflik bisa berakhir. Namun, jalan menuju ke sana masih panjang.
Dengan jadwal turnamen yang semakin dekat, diskusi seputar keterlibatan Rusia di panggung Piala Dunia 2026 kemungkinan akan terus mencuat, terutama jika perang belum menemukan titik damai.
FIFA dan UEFA diyakini akan mempertahankan sanksi hingga ada perubahan signifikan dalam situasi politik. Sementara itu, Trump tampak mencoba memposisikan olahraga sebagai bagian dari solusi konflik global.
Pada akhirnya, keputusan apakah Rusia akan tampil di Piala Dunia 2026 tidak hanya berada di tangan FIFA, tetapi juga dipengaruhi oleh dinamika politik internasional yang kompleks.
Pernyataan Donald Trump soal Rusia di Piala Dunia 2026 memicu perdebatan antara aspek olahraga dan politik internasional.
FIFA dan UEFA masih tegas mempertahankan sanksi sampai konflik Ukraina berakhir.
Harapan akan perdamaian menjadi kunci pembuka peluang Rusia kembali bertanding.
Piala Dunia 2026 menjadi panggung penting yang sarat dengan pesan politik dan diplomasi.
Situasi geopolitik akan menjadi faktor penentu akhir keputusan.
Perlu ada diplomasi yang menggabungkan jalur politik dan olahraga.
FIFA dapat memfasilitasi dialog yang melibatkan semua pihak terkait.
Pemerintah negara tuan rumah bisa memainkan peran mediasi.
Penggemar sepakbola di dunia diharapkan mendukung langkah-langkah perdamaian.
Media harus mengedepankan pemberitaan yang seimbang dan faktual. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v