WASHINGTON EKOIN.CO – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan Ukraina dan Rusia harus bersedia saling menyerahkan sebagian wilayah demi mencapai perdamaian. Ia menilai langkah itu dapat menjadi kunci mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak Februari 2022 dan menewaskan ratusan ribu orang.
(Baca Juga : Trump Serukan Gencatan Senjata Ukraina)
Pernyataan itu disampaikan Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, Senin (11/8). Ia menyebut rencana pembicaraannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada Jumat (15/8) akan menjadi “pertemuan uji coba” untuk melihat peluang tercapainya kesepakatan damai.
Pertemuan Uji Coba Demi Perdamaian
Trump mengaku optimistis bisa mengetahui hanya dalam dua menit apakah kemajuan dalam perundingan memungkinkan. “Saya akan berbicara dengan Vladimir Putin, dan saya akan mengatakan kepadanya, Anda harus mengakhiri perang ini. Anda harus mengakhirinya,” ujar Trump dikutip Reuters.
(Baca Juga : Putin-Trump Rencana Perdamaian)
Ia juga membuka kemungkinan melibatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pertemuan tersebut, sehingga menjadi sesi tiga arah antara dirinya, Putin, dan Zelenskyy. Menurutnya, usai pertemuan dengan Putin, ia akan segera berbicara dengan para pemimpin Eropa untuk mendorong gencatan senjata cepat.
Pertukaran Wilayah Jadi Sorotan
Trump menyinggung gagasan pertukaran wilayah sebagai bagian dari kesepakatan damai. Meski demikian, baik Ukraina maupun Rusia selama ini menolak ide tersebut. Ukraina khawatir langkah itu akan memperlemah kedaulatan, sementara Eropa waspada bahwa konsesi besar kepada Rusia bisa menimbulkan risiko keamanan baru di masa depan.
(Baca Juga : Ukraina Rusia Pertukaran Tanah)
Saat ini Rusia menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, sedangkan Ukraina hampir tidak memiliki wilayah Rusia. Trump menilai beberapa wilayah yang diduduki Rusia sangat penting, namun ia ingin mencoba merebut kembali sebagian di antaranya.
“ Akan ada pertukaran wilayah yang terjadi,” kata Trump. “Saya tahu itu melalui Rusia dan melalui percakapan dengan semua orang, demi kebaikan Ukraina.”
Latar Belakang Konflik Berdarah
Perang yang pecah pada Februari 2022 ini merupakan konflik terbesar dan paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Rusia mengklaim invasi dilakukan untuk mengatasi ancaman dari arah Barat, sementara Ukraina dan sekutunya menyebutnya sebagai perampasan tanah bergaya kekaisaran.
(Baca Juga : Sejarah Invasi Rusia Ukraina)
Trump menegaskan bahwa kesepakatan damai harus mempertimbangkan kepentingan kedua belah pihak, namun tetap mengedepankan stabilitas kawasan. “Kami akan mencoba untuk mendapatkan kembali sebagian wilayah itu,” ujarnya.
Upaya Trump mendorong pertukaran wilayah antara Ukraina dan Rusia menunjukkan pendekatan pragmatis meski sarat kontroversi. Ide ini akan diuji pada pertemuannya dengan Putin, dengan kemungkinan melibatkan Zelenskyy.
Jika berhasil, kesepakatan tersebut bisa menjadi langkah besar menuju gencatan senjata. Namun, tantangan diplomatik dan resistensi politik tetap tinggi, terutama dari pihak Ukraina dan sekutu Eropa.
Eropa sendiri menyoroti risiko keamanan jika Rusia menerima konsesi teritorial besar. Di sisi lain, Rusia menuntut jaminan keamanan yang dianggap tidak dapat ditawar.
Konteks sejarah dan perebutan wilayah membuat proses negosiasi rumit. Perang yang telah berlangsung dua tahun lebih ini masih menjadi luka besar bagi Eropa.
Keputusan yang diambil dalam pertemuan ini dapat menentukan arah perdamaian atau perpanjangan konflik di kawasan tersebut. ( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v