Surabaya EKOIN.CO – Tim Robotika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Pada ajang Federation of International Robot Association (FIRA) Roboworld Cup 2025 yang berlangsung di Exco, Daegu, Korea Selatan, mulai 11 hingga 15 Agustus 2025, ITS berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi.
Koordinator Tim Robotika ITS, Muhtadin ST MT, menjelaskan bahwa FIRA merupakan organisasi nirlaba yang berfokus pada pengembangan industri robotika dunia. Ia menegaskan bahwa kompetisi ini menjadi wadah strategis bagi para peneliti dan mahasiswa untuk saling bertukar ide. “Ajang ini menjadi wadah bagi para peneliti untuk saling bertukar ide dan masukan dalam mengembangkan industri robot,” ujar Muhtadin.
Tim Robotika ITS mengirimkan dua tim, yakni Iris dan Ichiro. Menurut penjelasan dosen pembimbing tim robot humanoid, Ichiro, terdapat tiga kategori perlombaan yang diikuti, yaitu autonomous car, humanoid adult size, dan humanoid kid size. “Pada kategori autonomous car, kami khusus memberangkatkan dari Tim Iris saja,” ungkapnya.
Hasilnya, Tim Iris berhasil menyabet juara 1 Autonomous Car Challenge Physic Pro, juara 1 Autonomous Car Challenge kategori Race, serta juara 2 Autonomous Car Challenge kategori Urban. Teknologi yang digunakan merupakan kombinasi dari RAISA dan i-Car dengan penyesuaian inovatif. “Pada kategori autonomous car ini, kami gabungkan teknologi yang kita punya pada robot RAISA dan i-Car dengan beberapa penyesuaian,” papar Muhtadin.
Sementara itu, Tim Ichiro yang berkompetisi di humanoid adult size berhasil memborong juara 1 United Challenge, juara 1 Hurocup Adult Size All-round, juara 1 kategori manipulation, juara 1 kategori hybrid, serta juara 1 kategori mobility. “Pencapaian ini diraih dengan kegigihan mahasiswa dalam mengembangkan ide mereka dalam bidang robotika,” tambah Muhtadin dengan bangga.
Tidak hanya itu, tim Ichiro yang berlaga di kategori humanoid kid size juga tampil gemilang. Mereka berhasil meraih juara 2 dan 3 Hurocup Kid Size All-round, juara 2 kategori manipulation, juara 3 kategori hybrid, serta beberapa gelar lainnya di kategori mobility. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan adaptasi dan strategi riset yang konsisten.

Riset dan Inovasi Robotika ITS
Muhtadin mengungkapkan bahwa Tim Robotika ITS telah melakukan riset intensif sejak Februari 2025. Prosesnya dimulai dari pengiriman paper ilmiah mengenai spesifikasi robot, material mekanik yang digunakan, hingga evaluasi uji coba berkala.
Pada kategori humanoid, Tim Ichiro melakukan inovasi dengan memperkuat material mekanik robot, serta mengembangkan software agar robot lebih adaptif. “Kita banyak tambahkan image processing agar robot lebih adaptif dengan kondisi yang terjadi,” jelas Muhtadin.
Sementara itu, Tim Iris mengutamakan pengembangan mekanik agar robot mampu bermanuver lincah. Untuk sektor elektrik, baterai dirancang sederhana agar mudah diganti. “Kami membuat sistem robot semirip mungkin dengan kendaraan berukuran aslinya,” imbuh Muhtadin.

Dampak Global dan Dukungan SDGs
Keikutsertaan ITS dalam FIRA Roboworld Cup 2025 juga berkaitan dengan kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs). Inovasi ini mendukung poin ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta poin ke-11 tentang Kota dan Komunitas Berkelanjutan.
Melalui capaian ini, Tim Robotika ITS berharap teknologi yang dikembangkan tidak hanya berhenti di kompetisi. Muhtadin menegaskan bahwa tujuan utama adalah menghadirkan inovasi yang dapat digunakan masyarakat luas. “Kami ingin inovasi robot yang dikembangkan ini bisa dimanfaatkan secara nyata,” ucapnya.
Prestasi ini juga menegaskan posisi ITS sebagai salah satu pusat unggulan riset robotika di Indonesia. Dengan konsistensi dalam penelitian, ITS menunjukkan bahwa perguruan tinggi di tanah air mampu bersaing di tingkat global.
Kompetisi FIRA Roboworld Cup sendiri telah menjadi barometer penting dalam industri robotika internasional. Setiap tahun, ajang ini menghadirkan inovasi baru yang dapat diaplikasikan di berbagai sektor, mulai dari transportasi hingga teknologi kota pintar.
Dalam konteks ini, keberhasilan ITS juga mempertegas pentingnya kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan industri. Pengembangan robot tidak hanya sekadar kompetisi, melainkan bentuk kontribusi nyata untuk menghadapi tantangan teknologi masa depan.
Dengan demikian, kemenangan ITS di Korea Selatan ini menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia memiliki daya saing yang kuat. Keberhasilan ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus mengembangkan potensi mereka.
Pencapaian yang diperoleh bukan hanya milik Tim Robotika ITS, melainkan juga kebanggaan bangsa. Ajang internasional ini telah menjadi panggung unjuk gigi talenta anak muda Indonesia di bidang teknologi dan robotika.
Saran ke depan, ITS diharapkan dapat terus mengembangkan robotika dengan melibatkan lebih banyak disiplin ilmu. Dengan pendekatan multidisiplin, kualitas riset diyakini semakin meningkat dan memberi manfaat lebih luas.
Selain itu, kolaborasi dengan industri dalam negeri menjadi langkah penting untuk mempercepat implementasi hasil riset. Dengan sinergi yang baik, inovasi dapat segera dimanfaatkan masyarakat.
ITS juga perlu memperkuat ekosistem riset dengan dukungan laboratorium yang mumpuni serta akses ke teknologi terkini. Hal ini penting agar inovasi robotika terus berkembang sesuai kebutuhan zaman.
Lebih jauh, peran mahasiswa harus terus didorong dengan memberikan ruang berkreasi yang lebih luas. Dukungan penuh dari universitas akan membuat potensi mahasiswa berkembang optimal.
Sebagai penutup, kemenangan Tim Robotika ITS di FIRA Roboworld Cup 2025 menjadi tonggak penting. Prestasi ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan tinggi di Indonesia mampu berkontribusi pada pengembangan teknologi dunia. ( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v