• Latest
  • Trending
  • All
Tarif Baja Indonesia Untuk AS Tetap Tinggi di Atas 50% Beban Berat Ekspor

Tarif Baja Indonesia Untuk AS Tetap Tinggi di Atas 50% Beban Berat Ekspor

12 Agustus 2025
Menko PMK Dorong ASN Muda Jadi _”Champion”_ untuk Transformasi Digital di Birokrasi

Menko PMK Dorong ASN Muda Jadi _”Champion”_ untuk Transformasi Digital di Birokrasi

11 Oktober 2025
Isu Polusi Udara Kian Mendesak, Kemenko Infrastruktur Dorong Sinergi Lintas Pemerintah*

Isu Polusi Udara Kian Mendesak, Kemenko Infrastruktur Dorong Sinergi Lintas Pemerintah*

11 Oktober 2025
BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

11 Oktober 2025
IMG 20251011 WA0057

11 Oktober 2025
Pemerintah Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor untuk Wujudkan Ekosistem Pariwisata Nasional yang Tangguh, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan

Pemerintah Perkuat Kolaborasi Lintas Sektor untuk Wujudkan Ekosistem Pariwisata Nasional yang Tangguh, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan

11 Oktober 2025
Musik di Hulu: Konferensi Musik Indonesia 2025 Tekankan Pendidikan, Regenerasi, dan Maestro

Musik di Hulu: Konferensi Musik Indonesia 2025 Tekankan Pendidikan, Regenerasi, dan Maestro

11 Oktober 2025
Kementerian UMKM Perkuat Ekosistem Modest Fashion Nasional Lewat IN2MOTIONFEST 2025*

Kementerian UMKM Perkuat Ekosistem Modest Fashion Nasional Lewat IN2MOTIONFEST 2025*

11 Oktober 2025
Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

11 Oktober 2025
Musik di Hulu: Konferensi Musik Indonesia 2025 Tekankan Pendidikan, Regenerasi, dan Maestro

Musik di Hulu: Konferensi Musik Indonesia 2025 Tekankan Pendidikan, Regenerasi, dan Maestro

11 Oktober 2025
Hadiri Expo 2025 Osaka, Menteri Kebudayaan RI Apresiasi Antusiasme Pengunjung Paviliun Indonesia

Hadiri Expo 2025 Osaka, Menteri Kebudayaan RI Apresiasi Antusiasme Pengunjung Paviliun Indonesia

11 Oktober 2025
Menko PMK Dorong Evaluasi Menyeluruh Keamanan Bangunan Sekolah dan Pesantren

Menko PMK Dorong Evaluasi Menyeluruh Keamanan Bangunan Sekolah dan Pesantren

11 Oktober 2025
Peserta Liga Gala Karya Kecewa, Panitia Ubah Aturan Tengah Jalan

Peserta Liga Gala Karya Kecewa, Panitia Ubah Aturan Tengah Jalan

11 Oktober 2025
Minggu, Oktober 12, 2025
  • Login
EKOIN.CO
  • HOME
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • HUKUM
    • POLITIK
    • CEK FAKTA
    • BERITA VIDEO
    • BERITA FOTO
  • ENTERTAINT
    • DESTINASI
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • EBOOK
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAH RAGA
    • TEKNOLOGI
No Result
View All Result
  • HOME
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • HUKUM
    • POLITIK
    • CEK FAKTA
    • BERITA VIDEO
    • BERITA FOTO
  • ENTERTAINT
    • DESTINASI
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • EBOOK
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAH RAGA
    • TEKNOLOGI
No Result
View All Result
EKOIN.CO
No Result
View All Result
  • HOME
  • EKOBIS
  • PERISTIWA
  • POLKUM
  • ENTERTAINT
  • RAGAM
Home EKOBIS INDUSTRI

Tarif Baja Indonesia Untuk AS Tetap Tinggi di Atas 50% Beban Berat Ekspor

Tarif ekspor baja Indonesia ke AS tetap tinggi, di atas 50 persen. Diversifikasi pasar jadi kunci menghadapi kebijakan tarif proteksionis.

by Akmal Solihannoer
12 Agustus 2025, 12:28
in INDUSTRI, EKOBIS
Reading Time: 4 mins read
235
A A
0
Tarif Baja Indonesia Untuk AS Tetap Tinggi di Atas 50% Beban Berat Ekspor
476
SHARES
1.4k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

JAKARTA, EKOIN.CO – Industri baja Indonesia kembali dihadapkan pada kenyataan pahit setelah tarif preferensial 19 persen dari Amerika Serikat (AS) dinyatakan tidak berlaku untuk produk baja. Kebijakan proteksionis yang diterapkan Washington membuat ekspor baja Indonesia justru dikenakan tarif dasar sebesar 50 persen, bahkan bisa lebih tinggi untuk produk-produk strategis. Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi pelaku industri baja nasional yang berharap mendapatkan kemudahan akses pasar AS melalui kesepakatan dagang terbaru.

(Baca Juga : Dampak Tarif Baja AS pada Industri Lokal)

RelatedPosts

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

Kesepakatan dagang yang diumumkan pada 22 Juli 2025 lewat Executive Order (EO) 14257 sempat menimbulkan optimisme di kalangan eksportir Indonesia. EO ini memuat pengurangan tarif impor menjadi 19 persen untuk berbagai produk Indonesia, sebagai bagian dari upaya mempererat hubungan dagang bilateral. Namun, produk baja dan aluminium secara tegas dikecualikan dari kebijakan tersebut dan tetap dikenakan tarif berdasarkan Section 232.

Tarif Dasar 50 Persen untuk Produk Baja

Section 232 adalah aturan proteksionis yang diterapkan AS untuk melindungi industri baja domestiknya dari persaingan impor yang dianggap merugikan. Aturan ini memaksa produk baja Indonesia dikenai tarif dasar 50 persen tanpa pengecualian. Widodo Setiadharmaji, pemerhati industri baja dan pertambangan, menyampaikan, “Ini adalah realita yang harus kita hadapi. Angka 19% itu tidak berlaku untuk baja.”

(Baca Juga : Strategi Ekspor Baja Nasional)

Tarif sebesar 50 persen sebenarnya sudah menjadi beban besar, namun yang lebih berat lagi adalah penambahan bea antidumping (AD) dan bea imbalan (countervailing duties/CVD) yang membuat tarif efektif untuk beberapa produk baja seperti baja canai panas (HRC), pelat, baja tulangan, dan PC Strand bisa mencapai 108–122 persen.

Menurut Widodo, kombinasi tarif dasar dan trade remedies ini secara signifikan mengurangi daya saing produk baja Indonesia di pasar Amerika Serikat. Kondisi ini bukan hanya membatasi ekspor, tetapi juga berpotensi memicu masalah di pasar domestik, seperti penumpukan stok dan tekanan harga.

Peluang dan Tantangan di Segmen Baja Lapis dan Stainless Steel

Meski demikian, terdapat beberapa segmen produk baja yang masih memiliki peluang walau terbatas. Produk baja lapis (coated steel), stainless steel, dan jenis alloy tertentu tidak dikenakan trade remedies tambahan, sehingga tarifnya “hanya” berkisar antara 50–55 persen. Hal ini memberi sedikit ruang untuk pelaku industri mempertahankan akses pasar AS, meski harus menghadapi tarif yang tetap tinggi.

(Baca Juga : Peluang Pasar Baja Alternatif)

Namun, untuk mempertahankan pasar pada segmen ini, pelaku industri perlu meningkatkan efisiensi produksi, menekan biaya, dan berinovasi agar produk tetap kompetitif. Kenaikan tarif yang drastis memaksa para eksportir untuk mencari strategi bisnis yang adaptif dan diversifikasi pasar.

Dampak Kebijakan Tarif Terhadap Industri dan Pasar Domestik

Kebijakan tarif tinggi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri baja nasional. Selain sulit menembus pasar Amerika Serikat, kondisi tarif yang membebani juga bisa mempengaruhi harga di dalam negeri. Jika ekspor menurun tajam, maka stok produk baja di pasar domestik bisa menumpuk, yang pada akhirnya menekan harga dan margin keuntungan produsen.

Widodo mengingatkan, “Beban biaya ini bukan hanya soal ekspor, tapi juga bisa menimbulkan tekanan di pasar dalam negeri, karena produksi yang tidak terserap di luar negeri akan kembali ke pasar domestik.”

(Baca Juga : Kondisi Pasar Baja Dalam Negeri)

Kondisi ini menuntut sinergi antara pemerintah dan pelaku industri untuk memperkuat daya saing melalui peningkatan teknologi produksi, pengembangan produk bernilai tambah, dan diversifikasi pasar. Jika tidak, industri baja nasional bisa menghadapi risiko penurunan pertumbuhan dan daya saing jangka panjang.

Upaya Diplomasi dan Diversifikasi Pasar

Pemerintah Indonesia disebut tengah melakukan upaya diplomasi dagang guna memperjuangkan revisi kebijakan tarif impor AS yang membebani industri baja nasional. Meski demikian, negosiasi untuk mengubah kebijakan Section 232 bukanlah proses yang mudah dan cepat.

Sebagai alternatif, pelaku industri dianjurkan untuk memperluas pasar ekspor ke kawasan Asia, Timur Tengah, dan Afrika yang memiliki potensi pertumbuhan permintaan baja cukup besar. Strategi ini juga didukung oleh peningkatan perjanjian perdagangan bebas regional yang memberikan tarif lebih kompetitif di beberapa negara.

(Baca Juga : Peran Perjanjian Dagang Bebas)

Diversifikasi pasar sekaligus bisa mengurangi ketergantungan pada pasar Amerika Serikat yang menerapkan kebijakan proteksionis ketat. Namun, perlu kesiapan dari segi kualitas produk, regulasi, serta jaringan distribusi agar ekspor dapat berjalan efektif.

Kesiapan Industri Menghadapi Tantangan Tarif

Pelaku industri baja nasional saat ini dituntut untuk mempercepat inovasi dan meningkatkan efisiensi produksi agar dapat bertahan dalam persaingan global. Investasi pada teknologi ramah lingkungan dan pengembangan produk baja bernilai tambah diharapkan mampu membuka peluang pasar baru sekaligus menekan biaya produksi.

Widodo juga menekankan pentingnya kolaborasi antarpelaku industri untuk memperkuat posisi tawar dan meningkatkan daya saing bersama. “Industri baja harus bangkit dengan strategi jangka panjang yang berorientasi pada kualitas dan inovasi, bukan hanya harga murah,” katanya.

Kondisi global yang dinamis, khususnya kebijakan perdagangan proteksionis seperti ini, menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperbaiki struktur industri baja agar lebih resilient dan kompetitif di masa depan.


Kebijakan tarif AS yang mengecualikan baja Indonesia dari preferensi tarif 19 persen membuat industri baja nasional menghadapi tarif dasar 50 persen ditambah bea antidumping dan imbalan yang membuat tarif efektif mencapai lebih dari 100 persen. Kondisi ini membatasi akses ekspor dan mengancam stabilitas pasar domestik.

Peluang pasar masih ada di segmen baja lapis dan stainless steel, meski tantangannya tetap besar. Industri harus mengoptimalkan efisiensi dan inovasi untuk bertahan.

Diversifikasi pasar menjadi solusi strategis untuk mengurangi ketergantungan pada AS, didukung upaya diplomasi pemerintah dan perjanjian dagang bebas regional.

Sinergi antara pemerintah dan pelaku industri sangat diperlukan untuk mengatasi tekanan tarif dan mendorong pengembangan industri baja nasional yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Momentum ini dapat dijadikan peluang untuk transformasi industri baja yang lebih inovatif dan kompetitif secara global. (*)

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v


 

Post Views: 3
Tags: Amerika Serikatbajaeksporindustriproteksionistarif
Share190Tweet119
Akmal Solihannoer

Akmal Solihannoer

Related Posts

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

by Agus DJ
11 Oktober 2025
0

Jakarta, EKOIN.CO - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali menegaskan komitmen kuatnya dalam upaya membangun ekosistem Islam yang kokoh...

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

Harga Emas Melesat, BSI Dorong Masyarakat Investasi Aman

by Agus DJ
11 Oktober 2025
0

  Jakarta, EKOIN.CO - Tahun 2025 menjadi momen ketika emas seolah menjadi primadona investasi bagi masyarakat luas di Indonesia. Kenaikan...

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM  Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

Percepatan Kompensasi Listrik dan BBM Disepakati Pemerintah Senilai 55 Triliun

by Akmal Solihannoer
11 Oktober 2025
0

Jakarta,  EKOIN.CO — Pemerintah akhirnya memutuskan percepatan pencairan kompensasi BBM dan listrik yang selama ini menjadi polemik antara Kementerian Keuangan...

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

Purbaya katakan Utang Rp 9.138 Triliun Per Juni 2025 Masih Aman Karena PDB Hanya 39,86 %.

by Akmal Solihannoer
11 Oktober 2025
0

Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah memastikan utang pusat sebesar Rp 9.138,05 triliun per Juni 2025 masih dalam batas aman. Menteri Keuangan...

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

Warga Isi BBM Subsidi Harus Tunjuk STNK

21 September 2025
Muncul Masalah Baru Mobil Listrik Hyundai Setelah Di-recall

Muncul Masalah Baru Mobil Listrik Hyundai Setelah Di-recall

24 Maret 2025
“Sukses di Kampus dan Beyond: 10 Soft Skill yang Harus Dipersiapkan Sebelum Masuk Kuliah”

“Sukses di Kampus dan Beyond: 10 Soft Skill yang Harus Dipersiapkan Sebelum Masuk Kuliah”

24 Maret 2025
Adhel Laporkan Dedi Mulyadi ke Bareskrim Polisi

Adhel Laporkan Dedi Mulyadi ke Bareskrim Polisi

0
Penumpang Lompat ke Laut  KM Barcelona VA Rute Talaud–Manado Terbakar

Penumpang Lompat ke Laut KM Barcelona VA Rute Talaud–Manado Terbakar

0
Studi: Makanan Tradisional Tingkatkan Sistem Imun Jamur hingga Kelor Ampuh Cegah Penyakit Kronis

Studi: Makanan Tradisional Tingkatkan Sistem Imun Jamur hingga Kelor Ampuh Cegah Penyakit Kronis

0
Menko PMK Dorong ASN Muda Jadi _”Champion”_ untuk Transformasi Digital di Birokrasi

Menko PMK Dorong ASN Muda Jadi _”Champion”_ untuk Transformasi Digital di Birokrasi

11 Oktober 2025
Isu Polusi Udara Kian Mendesak, Kemenko Infrastruktur Dorong Sinergi Lintas Pemerintah*

Isu Polusi Udara Kian Mendesak, Kemenko Infrastruktur Dorong Sinergi Lintas Pemerintah*

11 Oktober 2025
BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

BSI Dorong Akselerasi Wakaf Produktif Lewat Inovasi Finansial

11 Oktober 2025
EKOIN.CO

Copyright © 2015 EKOIN.CO Created by : Ibnu Gozali

Navigate Site

  • REDAKSI
  • IKLAN
  • MEDIA CYBER
  • PETA SITUS
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • PERSYARATAN LAYANAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HOME
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • PROPERTI
    • INDUSTRI
    • PERTANIAN
    • INFRASTRUKTUR
    • UMKM
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • BERITA FOTO
    • CEK FAKTA
  • ENTERTAINT
    • DESTINASI
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • SELEBRITI
    • TEKNOLOGI
    • OLAH RAGA
  • PERISTIWA
    • BREAKING NEWS
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • LINGKUNGAN
    • ENERGI
  • RAGAM
    • TIPS
    • PROFIL
    • HIKMAH
    • EDUKASI
    • OPINI
    • SOSIAL
    • EBOOK
    • SENI & BUDAYA

Copyright © 2015 EKOIN.CO Created by : Ibnu Gozali

Hubungi Kami