Mangupura,EKOIN.CO- Seorang turis perempuan asal Jepang berinisial M.K (47) mengalami depresi di Terminal Keberangkatan Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Rabu (24/9/2025) malam. Wisatawan tersebut tidak memiliki tiket untuk kembali ke negaranya sehingga memicu kondisi emosional yang membuatnya harus diamankan petugas.
Gabung WA Channel EKOIN di sini
Kejadian bermula sekitar pukul 23.30 WITA ketika M.K mendatangi petugas dan menyampaikan keinginannya untuk segera kembali ke Jepang. Namun, ia tidak memiliki tiket pulang sehingga situasi berubah menegangkan.
Petugas Bandara Ngurah Rai langsung menenangkan M.K sebelum akhirnya menghubungi pihak kepolisian. Salah seorang Polwan dari Polres Kawasan Bandara turut membantu menenangkan wisatawan tersebut.
Depresi turis Jepang di terminal keberangkatan
Menurut informasi, turis tersebut sempat menunjukkan tanda-tanda panik dan tidak dapat mengendalikan emosi. Hal ini diduga dipicu oleh tekanan psikologis karena tidak memiliki tiket kembali ke Jepang.
Petugas keamanan bandara memastikan bahwa M.K tidak melakukan tindakan berbahaya bagi dirinya maupun orang lain. Meski demikian, kondisi mentalnya tetap menjadi perhatian utama.
Kepolisian yang tiba di lokasi langsung mengamankan dan membawa M.K ke posko keamanan bandara untuk diberikan penanganan lebih lanjut. Pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan otoritas imigrasi dan konsulat Jepang di Denpasar.
Penanganan humanis oleh petugas bandara
Dalam proses penanganan, petugas memilih pendekatan humanis agar M.K merasa aman. Seorang Polwan bahkan terlihat memeluk dan menenangkan turis tersebut di tengah keramaian terminal.
“Kami memastikan yang bersangkutan dalam kondisi aman, dan kami berkoordinasi dengan pihak terkait untuk langkah selanjutnya,” ungkap salah seorang petugas bandara.
Pihak konsulat Jepang dikabarkan segera mengambil langkah untuk membantu kepulangan M.K, termasuk memastikan kondisi kesehatan mentalnya.
Situasi ini sempat menarik perhatian sejumlah penumpang di area terminal. Namun, pihak keamanan berhasil mengendalikan keadaan sehingga tidak menimbulkan kepanikan lebih luas.
Depresi yang dialami wisatawan asing kerap menjadi perhatian serius di area bandara internasional. Faktor kelelahan, masalah tiket, maupun kendala administratif seringkali menjadi pemicu masalah psikologis.
Bandara Ngurah Rai sebagai salah satu pintu masuk utama wisatawan mancanegara di Bali memang kerap menghadapi kasus serupa. Namun, kasus kali ini cukup menyita perhatian karena melibatkan warga negara asing yang tidak memiliki tiket pulang.
Pihak berwenang menyebut, kejadian tersebut menjadi pengingat pentingnya dukungan psikologis dan informasi yang memadai bagi wisatawan yang menghadapi masalah perjalanan.
Petugas bandara juga mengimbau wisatawan asing untuk selalu memastikan kelengkapan dokumen dan tiket penerbangan agar tidak menghadapi masalah serius di kemudian hari.
Kondisi M.K kini dalam pengawasan otoritas terkait. Ia dipastikan mendapatkan pendampingan hingga situasinya lebih stabil.
Pada akhirnya, koordinasi lintas lembaga menjadi kunci dalam memastikan keselamatan dan kenyamanan wisatawan asing yang berada di Bali.
Kasus turis Jepang yang mengalami depresi di Bandara Ngurah Rai menunjukkan pentingnya kesiapan layanan darurat bagi penumpang internasional.
Pihak keamanan bandara berhasil bertindak cepat dan tepat dalam menjaga situasi tetap kondusif.
Koordinasi dengan kepolisian dan konsulat menjadi langkah strategis untuk melindungi wisatawan asing.
Masalah tiket dan dokumen perjalanan harus selalu dipastikan sebelum bepergian.
Kejadian ini juga menegaskan perlunya perhatian serius terhadap aspek kesehatan mental dalam dunia pariwisata.
Wisatawan sebaiknya melakukan pengecekan ulang tiket dan dokumen perjalanan sebelum keberangkatan.
Maskapai dan agen perjalanan disarankan menyediakan layanan informasi yang lebih ramah dan mudah diakses.
Bandara internasional perlu meningkatkan fasilitas pendukung untuk penanganan kasus darurat psikologis.
Konsulat negara asing di Indonesia diharapkan lebih sigap dalam memberikan bantuan kepada warganya.
Masyarakat diharapkan dapat lebih peduli terhadap isu kesehatan mental, terutama di ruang publik internasional seperti bandara.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v