Washington, EKOIN.CO-4 Agustus 2025 – Ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia kembali mencuat ke permukaan setelah sejumlah insiden militer di Eropa Timur dan Samudra Arktik memanaskan hubungan kedua negara. Banyak kalangan bertanya, jika perang terbuka terjadi antara dua kekuatan nuklir ini, siapa yang akan menang?
Amerika Serikat dan Rusia dikenal sebagai dua negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia. Menurut data terbaru Global Firepower 2025, AS menduduki peringkat pertama dalam kekuatan militer global, sementara Rusia berada di posisi kedua. Namun, masing-masing memiliki keunggulan strategis yang berbeda.
Kekuatan Nuklir dan Persenjataan Strategis
Dari sisi senjata nuklir, Rusia unggul dalam jumlah hulu ledak. Federasi Rusia memiliki sekitar 5.977 hulu ledak nuklir, sedangkan Amerika Serikat memiliki sekitar 5.428. Namun, menurut Arms Control Association, kedua negara hanya menyimpan sebagian kecil dari jumlah tersebut dalam kondisi siap tempur.
Pentagon menyebutkan bahwa Amerika Serikat memiliki sistem peluncur nuklir yang lebih canggih dalam teknologi dan kecepatan respons, melalui program Triad Nuklir (kapal selam, rudal darat, dan pesawat pengebom). Sementara Rusia dikenal dengan senjata hipersonik seperti rudal Avangard dan rudal nuklir Sarmat yang diklaim mampu menembus pertahanan AS.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, menyatakan pada 1 Agustus 2025, “Rusia memiliki kemampuan menghancurkan musuh dalam waktu kurang dari 30 menit dengan sistem pertahanan nuklir otomatis kami.”
Jumlah Tentara dan Kendaraan Tempur
Dari sisi jumlah personel, Amerika Serikat memiliki sekitar 1,4 juta tentara aktif, sedangkan Rusia memiliki 1 juta personel aktif. Namun, Rusia memiliki sekitar 2 juta personel cadangan, sementara cadangan militer AS hanya sekitar 800 ribu.
Dalam hal kendaraan tempur, data Global Firepower menunjukkan Rusia memiliki 13.000 tank aktif, jauh lebih banyak dibandingkan AS yang memiliki sekitar 6.000 tank. Namun, AS unggul dalam armada udara dengan lebih dari 13.000 pesawat militer, sementara Rusia memiliki sekitar 4.200.
Sistem persenjataan canggih seperti jet tempur F-35 dan kapal induk kelas Gerald R. Ford menjadi kekuatan utama militer AS. Rusia mengandalkan sistem pertahanan udara S-500 dan rudal balistik hipersonik sebagai kekuatan strategisnya.
Keunggulan Teknologi dan Aliansi Global
Amerika Serikat unggul dalam teknologi militer dan jaringan satelit global, yang mendukung kemampuan intelijen, komunikasi, dan navigasi. Selain itu, AS memiliki aliansi militer kuat melalui NATO, di mana negara-negara Eropa diperkirakan akan mendukung jika konflik terjadi.
Rusia, di sisi lain, memiliki kekuatan lokal yang lebih unggul di kawasan Eropa Timur dan Asia Tengah, serta memiliki aliansi militer melalui Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO). Rusia juga memiliki kekuatan mobilisasi cepat di perbatasan Eropa, khususnya di Ukraina dan Belarus.
Dalam simulasi perang global oleh RAND Corporation, hasil menunjukkan bahwa perang langsung antara AS dan Rusia akan berdampak global, dan kemungkinan besar memicu kehancuran besar, terlepas dari siapa pemenangnya.
Kemampuan Ekonomi dan Logistik Perang
Dari sisi ekonomi, AS memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari USD 25 triliun, sementara Rusia hanya sekitar USD 1,7 triliun. Kekuatan ekonomi ini memungkinkan AS mendukung logistik dan persenjataan lebih lama dalam konflik berkepanjangan.
Namun, Rusia memiliki cadangan sumber daya alam dan energi yang sangat besar, serta jaringan logistik darat yang kuat di dalam wilayah Eurasia, yang bisa mendukung operasi militer lokal secara berkelanjutan.
Perang Ukraina sejak 2022 menjadi tolok ukur kesiapan tempur Rusia, sementara AS memiliki pengalaman militer luas di berbagai belahan dunia dalam beberapa dekade terakhir.
Risiko Global dan Ancaman Perang Dunia
Banyak pengamat militer menilai bahwa perang antara AS dan Rusia hampir pasti melibatkan senjata nuklir, yang berarti kehancuran besar tidak hanya di kedua negara, tetapi juga secara global.
PBB dan sejumlah negara netral terus menyerukan de-eskalasi ketegangan dan memperingatkan bahwa konflik terbuka dapat memicu Perang Dunia III.
Menurut Sekjen PBB Antonio Guterres, “Perang antara negara besar dengan senjata nuklir adalah ancaman eksistensial bagi seluruh umat manusia.”
- Amerika Serikat unggul dalam teknologi militer, kekuatan udara, dan aliansi global.
- Rusia unggul dalam jumlah senjata nuklir dan kekuatan darat lokal di Eropa Timur.
- Kedua negara memiliki kemampuan saling hancur yang sangat besar, sehingga pemenang perang sulit ditentukan.
- Konflik berskala global diperkirakan akan melibatkan senjata pemusnah massal, menyebabkan kerugian besar.
- Dunia internasional berisiko besar terkena dampak meskipun tidak terlibat langsung.
- Upaya diplomasi harus diperkuat oleh PBB dan negara-negara kunci.
- AS dan Rusia didesak memperbaharui perjanjian kontrol senjata nuklir.
- Edukasi publik soal bahaya perang nuklir perlu ditingkatkan.
- Negara lain sebaiknya tidak terlibat dalam konflik militer ini secara langsung.
- Prioritas global harus difokuskan pada perdamaian dan stabilitas kawasan.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v