Gaza EKOIN.CO – Serangan kompleks yang dilancarkan kelompok perlawanan Hamas di Beit Hanoon, Gaza utara, pada Senin malam (7/7/2025), menewaskan lima tentara Israel dan melukai sedikitnya 14 lainnya. Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengklaim bertanggung jawab atas operasi tersebut dan menyebutnya sebagai “pukulan tambahan” terhadap wilayah yang selama ini dianggap aman oleh pasukan Israel.
Juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaidah, menyampaikan bahwa serangan ini merupakan bagian dari pertempuran berkelanjutan yang menguras antara para pejuang Hamas dan militer Israel, dari utara hingga selatan Jalur Gaza. Menurutnya, Israel mungkin berhasil sesekali menyelamatkan tentaranya, namun hal itu tidak menjamin keberhasilan ke depan.
“Pertempuran yang melelahkan yang dilancarkan oleh para pejuang kita melawan musuh dari utara ke selatan Jalur Gaza akan menimbulkan kerugian tambahan setiap hari,” ujarnya dalam pernyataan yang dipublikasikan Hamas melalui kanal Telegram resmi mereka.
Abu Ubaidah juga menegaskan bahwa warga sipil Palestina dan para pejuanglah yang memiliki hak menentukan masa depan Jalur Gaza. Ia memperingatkan Israel bahwa keputusan untuk mempertahankan pasukan di wilayah itu adalah langkah yang sangat keliru.
“Keputusan paling bodoh yang dapat diambil Netanyahu adalah mempertahankan pasukannya di dalam Jalur Gaza,” tegasnya.
Militer Israel mengonfirmasi lima tentaranya tewas dalam serangan tersebut. Dari 14 korban luka, dua di antaranya berada dalam kondisi kritis. Penyelidikan awal menyatakan serangan terjadi dalam beberapa gelombang, dengan tiga kelompok tentara yang datang silih berganti untuk melakukan penyelamatan, namun semuanya menjadi target serangan Hamas.
Insiden itu berlangsung hanya sekitar 500 meter dari pagar perbatasan utara Jalur Gaza, di kawasan Beit Hanoon yang telah berada di bawah pendudukan militer Israel sejak awal konflik pada Oktober 2023.
Komentar keras datang dari kalangan politisi Israel. Beberapa anggota oposisi menyebut peristiwa ini sebagai “peristiwa keterlaluan” dan mempertanyakan motivasi kehadiran pasukan di Gaza. Mereka menilai para prajurit gugur bukan untuk melindungi warga Israel, melainkan demi kepentingan politik pemerintahan koalisi Benjamin Netanyahu.
Korban Sipil Terus Bertambah
Sementara itu, serangan Israel ke Jalur Gaza pada Selasa pagi (8/7/2025) menyebabkan 27 warga Palestina tewas, menurut sumber medis yang dikutip Al Jazeera Arabic.
Sembilan orang dilaporkan tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel yang menghantam tenda pengungsi di daerah al-Mawasi, dekat Khan Younis, kota di selatan Gaza. Tenda tersebut diketahui dihuni oleh warga sipil yang mengungsi dari zona konflik.
Kantor berita Wafa menyebutkan, dua warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara yang menyasar wilayah Hakr al-Jami’ di Deir el-Balah, wilayah tengah Jalur Gaza.
Serangan udara juga menghantam kamp pengungsi Bureij. Di lokasi tersebut, empat orang tewas setelah sebuah sekolah yang menampung keluarga pengungsi menjadi sasaran bom udara. Hingga kini, belum ada pernyataan dari militer Israel mengenai serangan terhadap sekolah itu.
Korban sipil yang terus berjatuhan kembali menimbulkan keprihatinan dari berbagai lembaga internasional. Seruan gencatan senjata dan perlindungan terhadap warga sipil kembali menggema dari sejumlah pihak di PBB dan lembaga hak asasi manusia.
Serangan-serangan tersebut menunjukkan bahwa wilayah Gaza, baik utara maupun selatan, masih menjadi medan pertempuran yang aktif. Wilayah-wilayah yang sebelumnya dianggap sebagai zona aman, kini turut menjadi target dalam konflik berkepanjangan ini.
Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda perundingan damai yang konkret antara kedua belah pihak. Seruan internasional untuk gencatan senjata tampaknya belum cukup kuat untuk menghentikan eskalasi kekerasan.
Situasi yang terus memburuk di lapangan menunjukkan bahwa upaya diplomasi harus ditingkatkan. Pihak-pihak yang memiliki pengaruh terhadap kedua belah pihak didesak untuk mengambil langkah yang lebih tegas.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Untuk meredam ketegangan yang terus meningkat, diperlukan intervensi diplomatik segera agar korban jiwa, terutama warga sipil, tidak terus bertambah. Perlindungan terhadap penduduk yang tidak bersalah harus menjadi prioritas utama dalam penanganan krisis ini.
Masyarakat internasional perlu menyoroti dan mengawal pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di lapangan. Transparansi dan akuntabilitas harus ditegakkan terhadap semua tindakan kekerasan, baik dari pihak Hamas maupun Israel.
Setiap serangan yang menargetkan fasilitas sipil seperti sekolah, kamp pengungsi, dan rumah sakit harus dikutuk secara tegas. Akses kemanusiaan untuk bantuan medis dan logistik juga harus dijamin.
Pemerintah-pemerintah negara-negara besar di dunia tidak boleh hanya bersikap netral. Mereka perlu memfasilitasi penyelesaian yang berkeadilan dan mengedepankan prinsip kemanusiaan.
Konflik ini telah berlangsung terlalu lama dan merenggut terlalu banyak nyawa. Jalan damai harus diupayakan tanpa syarat politik yang menambah penderitaan rakyat biasa di Gaza maupun di Israel. (*)