MOSKOW EKOIN.CO – Pemerintah Rusia menegaskan kehadiran pasukan NATO di Ukraina, dalam bentuk apa pun, tidak dapat diterima. Pernyataan ini disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menanggapi wacana yang berkembang di Barat mengenai kemungkinan pengerahan misi militer.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Zakharova menilai rencana tersebut berpotensi memperburuk situasi dan mengancam stabilitas kawasan. Ia merespons khususnya pada pernyataan pejabat Inggris yang menyinggung tentang misi militer Barat hipotetis di Ukraina.
Menurut Zakharova, Moskow menganggap isu pasukan NATO di Ukraina sebagai bentuk campur tangan yang tidak dapat ditoleransi. “Kehadiran pasukan NATO di Ukraina sama sekali tidak dapat diterima oleh Rusia,” tegasnya.
Tanggapan Rusia soal NATO
Pernyataan itu muncul di tengah upaya Ukraina yang terus menuntut jaminan keamanan serupa dengan sistem pertahanan kolektif NATO. Jaminan tersebut menjadi salah satu syarat yang diajukan Kyiv untuk mencapai perdamaian abadi dengan Rusia.
Namun, baik Rusia maupun Amerika Serikat (AS) telah menegaskan bahwa keanggotaan penuh Ukraina di NATO bukanlah pilihan saat ini. Washington menolak membuka jalur cepat keanggotaan, meski tetap memberikan dukungan keamanan.
Utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, bahkan menyatakan setelah pertemuan Trump-Putin pekan lalu bahwa AS bisa saja menawarkan perlindungan mirip Pasal 5 NATO kepada Ukraina. Pasal ini menekankan bahwa serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua.
Pernyataan Witkoff menimbulkan kebingungan karena Ukraina secara formal bukan anggota aliansi militer tersebut. Hal ini menimbulkan spekulasi baru mengenai bentuk komitmen AS terhadap Kyiv.
Kritik Terhadap Inggris
Zakharova juga menuduh Inggris sengaja mengacaukan proses diplomatik yang sedang dijajaki antara Moskow dan Washington. Menurutnya, komentar dari pejabat Inggris justru menghalangi jalan menuju solusi damai konflik Ukraina.
Ia menekankan bahwa diplomasi yang sedang berlangsung adalah satu-satunya cara realistis untuk menghentikan konflik. “Inggris berusaha merusak proses diplomatik yang sedang berjalan,” ujarnya.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, berbagai upaya negosiasi perdamaian sudah beberapa kali diupayakan, namun hasilnya masih terbatas. Isu keterlibatan NATO menjadi salah satu hambatan utama.
Moskow berulang kali menyatakan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO merupakan garis merah. Rusia menilai hal itu mengancam keamanan nasionalnya dan bisa memicu eskalasi besar di kawasan.
Sementara itu, Ukraina tetap berpegang pada kebutuhan jaminan keamanan eksternal. Kyiv berargumen tanpa perlindungan kolektif, perdamaian dengan Rusia tidak akan pernah stabil.
Amerika Serikat, meski menutup pintu bagi keanggotaan penuh, masih mencari formula baru yang bisa memberikan rasa aman bagi Ukraina. Salah satu opsi adalah paket jaminan bilateral yang lebih kuat.
Dinamika ini menunjukkan bahwa konflik tidak hanya berlangsung di medan perang, tetapi juga dalam arena diplomasi internasional. Persaingan kepentingan negara besar terus membayangi prospek perdamaian.
Ketegangan terbaru ini menambah kompleksitas jalan menuju penyelesaian krisis. Posisi tegas Rusia terhadap NATO kemungkinan besar akan menjadi faktor kunci dalam perundingan berikutnya.
Rusia kembali menegaskan sikap kerasnya terhadap rencana keterlibatan NATO di Ukraina. Pengerahan pasukan asing dianggap Moskow sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional.
Pernyataan itu menjadi respons terhadap usulan Barat, termasuk dari pejabat Inggris dan pernyataan utusan Presiden AS, yang membuka peluang perlindungan bagi Ukraina.
Namun, langkah tersebut justru menimbulkan kebingungan dan memperlebar jarak dalam proses diplomasi. Ketidakjelasan status Ukraina semakin mempersulit negosiasi.
Hingga kini, jalan keluar damai masih bergantung pada kompromi politik antara kekuatan besar. NATO tetap menjadi isu paling sensitif di meja perundingan.
Ke depan, konsistensi diplomasi dan kejelasan komitmen internasional sangat menentukan arah penyelesaian konflik Ukraina-Rusia. ( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v