Washington ,EKOIN.CO – Sebuah rekaman audio yang bocor ke publik mengungkap pernyataan mengejutkan dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam rekaman tersebut, Trump mengancam akan mengebom ibu kota Rusia, Moskow, jika Presiden Vladimir Putin berani menginvasi Ukraina selama masa kepemimpinannya yang pertama.
Pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam pertemuan tertutup dengan para donatur menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024. Rekaman suara itu kemudian dipublikasikan dan dilaporkan oleh The Telegraph pada Kamis, 10 Juli 2025.
Trump mengklaim bahwa dirinya telah memperingatkan Putin secara langsung. “Dengan Putin saya berkata: ‘Jika Anda pergi ke Ukraina, saya akan mengebom habis-habisan Moskow. Saya katakan kepada Anda bahwa saya tidak punya pilihan’,” ujar Trump dalam rekaman tersebut.
Ancaman itu ditujukan untuk mencegah agresi militer Rusia terhadap Ukraina yang menjadi isu sentral pada masa jabatannya. Trump menambahkan bahwa Putin pada awalnya tidak mempercayainya, namun kemudian yakin sepenuhnya akan ancaman tersebut.
“Lalu [Putin] berkata, seperti, ‘Saya tidak percaya Anda’. Tapi dia 100 persen percaya pada saya,” lanjut Trump dalam rekaman itu. Komentar tersebut menggambarkan pendekatan keras Trump terhadap kebijakan luar negeri, khususnya terhadap kekuatan besar seperti Rusia dan China.
Trump Akui Pernah Ancam Bom Beijing
Tidak hanya terhadap Rusia, Trump dalam kesempatan yang sama juga mengungkapkan ancaman serupa kepada Presiden China, Xi Jinping. Ia menyatakan telah memperingatkan Xi terkait rencana invasi terhadap Taiwan.
“Dia pikir saya gila,” kata Trump mengenai persepsi Xi terhadap dirinya. Trump kemudian menambahkan bahwa tidak pernah ada masalah berarti antara dirinya dan Xi Jinping selama masa jabatannya sebagai Presiden AS.
Ancaman terhadap Beijing disebut Trump sebagai tindakan pencegahan untuk menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Trump mengklaim bahwa dengan pendekatannya tersebut, konflik besar dapat dihindari selama masa kepemimpinannya.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Gedung Putih ataupun dari pihak Trump terkait bocornya rekaman ini. Juga belum ada tanggapan dari pemerintah Rusia maupun China atas isi rekaman tersebut.
Isi Rekaman Timbulkan Reaksi Keras
Rekaman bocor tersebut menimbulkan reaksi beragam dari para pengamat politik dan masyarakat internasional. Beberapa pihak menilai pernyataan Trump bisa berdampak pada hubungan diplomatik AS dengan Rusia dan China.
Keterangan Trump itu muncul di tengah situasi geopolitik yang masih memanas, terutama terkait konflik berkepanjangan di Ukraina dan ketegangan antara China dan Taiwan.
Meskipun pernyataan itu berasal dari masa lalu, publikasi rekaman saat ini berpotensi memperkeruh hubungan AS dengan negara-negara pesaing globalnya.
Para analis menyebut bahwa gaya komunikasi Trump yang blak-blakan bisa memicu ketegangan baru jika tidak segera dijelaskan secara resmi.
Di sisi lain, sebagian pendukung Trump memuji ketegasan tersebut sebagai bentuk nyata dari kepemimpinan kuat yang mampu mencegah peperangan.
Pengungkapan rekaman ini juga menjadi perhatian menjelang pemilihan presiden AS mendatang, di mana Trump kembali menjadi calon kuat dari Partai Republik.
Isu ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pemilih yang masih menimbang sikap kebijakan luar negeri Trump jika kembali menjabat.
Media internasional juga menyoroti bagaimana pernyataan dalam rekaman itu menunjukkan ancaman penggunaan kekuatan militer secara langsung dari seorang kepala negara.
The Telegraph menyatakan bahwa rekaman diperoleh dari sumber internal yang hadir dalam pertemuan donatur, namun tidak disebutkan identitasnya.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti kapan dan di mana tepatnya rekaman itu diambil, namun laporan menyebut terjadi menjelang akhir tahun 2023.
Rekaman itu juga memicu diskusi di Kongres AS terkait batasan etika seorang presiden dalam menggunakan ancaman militer untuk diplomasi.
Para senator dari Partai Demokrat meminta agar isi rekaman ditelusuri lebih lanjut guna mengetahui apakah ada pelanggaran kebijakan luar negeri.
Sementara itu, Partai Republik belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden ini, meskipun sejumlah anggotanya membela tindakan Trump sebagai bentuk strategi pertahanan.
Rekaman tersebut juga menjadi viral di media sosial, memicu debat panas di antara warga AS serta komunitas internasional.
Sejumlah pakar hukum internasional menilai ancaman yang terekam tersebut bisa bertentangan dengan prinsip Piagam PBB, jika benar-benar dirancang sebagai kebijakan resmi.
Meski begitu, hingga kini tidak ada bukti bahwa Trump benar-benar berencana mengebom negara lain selama masa jabatannya.
Penting bagi pemerintah Amerika Serikat saat ini untuk mengklarifikasi isi rekaman tersebut secara resmi agar tidak menimbulkan ketegangan yang tidak perlu dengan Rusia dan China. Penegasan posisi diplomatik akan membantu menjaga stabilitas kawasan dan mencegah kesalahpahaman di level internasional.
Masyarakat internasional pun perlu menanggapi bocoran rekaman ini dengan bijaksana, mengingat konteks politik dan waktu kejadian yang telah berlalu. Namun demikian, tetap diperlukan evaluasi terhadap gaya komunikasi pemimpin dunia, khususnya terkait isu keamanan global.
Bocornya rekaman ini juga menjadi pengingat pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam kebijakan luar negeri, khususnya ketika menyangkut potensi ancaman militer. Konstitusi dan hukum internasional harus tetap menjadi pijakan dalam setiap tindakan negara.
Untuk para pemilih Amerika Serikat, peristiwa ini menjadi refleksi kritis terhadap rekam jejak para calon pemimpin mereka. Pemilihan mendatang akan menjadi momen penting dalam menentukan arah kebijakan luar negeri AS ke depan.
Akhirnya, penting untuk menjaga perdamaian dunia melalui diplomasi dan dialog, bukan ancaman kekuatan militer. Dunia telah cukup banyak mengalami konflik, dan para pemimpin global dituntut untuk menunjukkan tanggung jawab dalam menjaga stabilitas dunia.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v