BATAM, EKOIN.CO – Industri pembuatan kapal di Indonesia kini berkembang pesat dan telah menjadi salah satu yang terbesar serta disegani di Asia Tenggara. Pertumbuhan sektor ini tak hanya ditopang oleh kebutuhan transportasi laut dalam negeri, tetapi juga oleh permintaan ekspor yang terus meningkat. Kondisi geografis Indonesia yang dikelilingi perairan luas menjadikan transportasi laut sebagai tulang punggung mobilitas, sehingga pembuatan kapal menjadi sektor strategis dalam pembangunan nasional.
Pembuatan Kapal Tongkang dan Tug-Boat
Hilirisasi yang dijalankan pemerintah sejak 2014 membawa dampak signifikan bagi industri galangan. Salah satunya terlihat pada pembuatan kapal jenis tongkang dan tug-boat yang kini dikerjakan puluhan hingga ratusan produsen di berbagai daerah, termasuk Batam, Samarinda, Kendari, serta kota-kota industri lainnya.
Permintaan tinggi datang dari perusahaan pelayaran pengangkut batu bara, nikel, maupun hasil perkebunan. Kapal tongkang dan tug-boat yang diproduksi di dalam negeri banyak digunakan untuk mengangkut komoditas tersebut ke kawasan industri dan pelabuhan. Di Sungai Mahakam, Samarinda, pemandangan puluhan tongkang pengangkut batu bara dan kelapa sawit sudah menjadi aktivitas harian yang menggambarkan peran vital sektor ini.
Fenomena serupa terlihat di Pelabuhan Morowali, Sulawesi Tengah, dan kawasan industri Weda Bay di Halmahera Tengah. Kapal-kapal tongkang yang mengangkut bahan tambang mengantre panjang untuk memasok kebutuhan energi maupun bahan baku bagi pabrik smelter. Di Kendawangan, Ketapang, Kalimantan Barat, tongkang juga berperan penting dalam mengangkut bauksit menuju pengolahan alumina sebagai bahan dasar aluminium.
Kegiatan produksi yang padat ini menunjukkan bahwa pembuatan kapal tak hanya menopang distribusi hasil tambang, tetapi juga menjadi motor ekonomi di berbagai daerah. Selain meningkatkan perputaran ekonomi lokal, keberadaan industri ini juga membuka banyak lapangan kerja.
Peran PT PAL dan Kapal Perang Indonesia
Selain kapal komersial, industri galangan nasional juga berprestasi di sektor pertahanan. PT PAL Indonesia menjadi salah satu perusahaan strategis yang berperan penting dalam pembangunan kapal perang maupun kapal niaga. Perusahaan yang berpusat di Surabaya ini dikenal mampu memproduksi kapal berteknologi tinggi, mulai dari Landing Platform Dock (LPD) hingga kapal fregat modern.
Kapal LPD hasil produksi PT PAL telah digunakan TNI AL dan juga diekspor ke Filipina dengan nama Strategic Sealift Vessel. Kesuksesan tersebut membuat Filipina kembali memesan kapal serupa. Bahkan Uni Emirat Arab (UEA) juga mempercayakan pembuatan enam kapal LPD ukuran besar kepada PT PAL, menandakan kualitas produksi Indonesia diakui secara internasional.
Tak hanya itu, PT PAL juga mengembangkan kapal fregat kelas perusak kawal rudal. Saat ini, proyek pembangunan Kapal Fregat Merah Putih tengah berlangsung bekerja sama dengan perusahaan Inggris, Babcock. Kemitraan ini memperkuat kemampuan Indonesia dalam memproduksi kapal perang modern dengan teknologi terkini.
Keberhasilan PT PAL tidak berhenti di situ. Perusahaan ini juga mencatat sejarah dengan membangun kapal selam melalui kerja sama dengan Korea Selatan. Alih teknologi yang terjadi membuat kemampuan nasional dalam pembuatan kapal selam semakin meningkat. Rencana terbaru adalah pembangunan kapal selam kelas Scorpene dari Prancis yang memiliki kapasitas dan kecanggihan lebih tinggi.
Dengan perkembangan ini, pembuatan kapal di Indonesia tak hanya mendukung sektor ekonomi, tetapi juga memperkuat kemandirian pertahanan negara.
Industri galangan nasional juga memberi dampak besar terhadap serapan tenaga kerja. Di Batam misalnya, perusahaan Bandar Victory Shipyard yang beroperasi sejak 2007 terus memperluas lahan dan fasilitasnya seiring meningkatnya permintaan kapal. Kondisi ini membuat kebutuhan tenaga ahli, terutama welder (ahli pengelasan), sangat tinggi.
Ekspansi industri bahkan meluas hingga Kendari, Sulawesi Tenggara. Kehadiran dockyard baru di sana bertujuan mendekatkan lokasi produksi dengan konsumen, sekaligus menyediakan layanan reparasi kapal yang sangat dibutuhkan pelaku pelayaran.
Pertumbuhan industri galangan ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga berdaya saing di pasar internasional.
Pada akhirnya, sektor ini menjadi pilar penting dalam mendukung transportasi laut, memperkuat industri tambang dan perkebunan, membuka lapangan kerja, serta meningkatkan kemandirian pertahanan negara. Dengan jejak panjang dan pencapaian besar yang telah dicatat, pembuatan kapal di Indonesia layak disebut sebagai yang terbesar dan disegani di Asia Tenggara. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v