Jakarta, EKOIN.CO – Presiden Prabowo Subianto telah secara resmi melantik Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora RI) dalam jajaran Kabinet Merah Putih. Pelantikan ini berlangsung di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Rabu (17/9). Penunjukan ini mengakhiri spekulasi yang berkembang dan menandai dimulainya era kepemimpinan baru di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Setelah serangkaian prosedur pelantikan yang khidmat, Menpora Erick Thohir memberikan pernyataan pertamanya kepada awak media, menguraikan visi dan misi yang akan menjadi prioritas kerjanya ke depan.
Sebagai figur yang dikenal luas, baik di dunia bisnis maupun olahraga, Menpora Erick Thohir menyampaikan bahwa ia akan bekerja tegak lurus sesuai arahan dari Presiden Prabowo. Ia menekankan bahwa penugasannya sebagai pembantu presiden akan dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme. Salah satu hal yang sering terabaikan, menurutnya, adalah keseimbangan antara sektor pemuda dan olahraga yang menjadi dua pilar utama kementerian ini.
Baca juga : Wamenpora Pimpin Rapat Pembahasan Permenpora 14 Tahun 2024
“Jadi nomor satu, yang pasti saya mendapat penugasan dari Bapak Presiden tentu saya sebagai profesional dan tentu sebagai pembantu presiden saya tegak lurus, di mana ini kadang-kadang orang lupa antara olahraga dan pemuda, padahal Menteri Pemuda dan Olahraga,” ujar Menpora Erick Thohir di depan awak media. Penekanan pada kata “Pemuda” dan “Olahraga” menunjukkan komitmennya untuk mengurus kedua sektor tersebut secara seimbang dan terintegrasi.
Menyoroti sektor kepemudaan, Menpora Erick Thohir menyebutkan data statistik yang menggarisbawahi pentingnya peran pemuda bagi masa depan bangsa. Jumlah populasi pemuda yang mencapai 131 juta jiwa menjadi basis kekuatan bangsa. Oleh karena itu, pembangunan pemuda akan menjadi salah satu fokus utamanya, demi menciptakan generasi yang tangguh dan berdaya saing.
“Kalau kita bicara pemuda itu ada 131 juta pemuda yang ke depan ini merupakan basis dari bangsa kita itu sendiri. Artinya, pemuda ini ke depan harus kita bangun secara kapabilitas untuk bisa bersaing secara global,” imbuhnya. Pembangunan kapabilitas ini mencakup peningkatan keterampilan, pendidikan, dan kesempatan untuk berkontribusi.
Selain pembangunan kapabilitas global, Menpora Erick Thohir juga menekankan pentingnya menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan pemuda. Kapabilitas tanpa nasionalisme tidak akan optimal dalam membangun bangsa. Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam setiap upaya pembangunan dan kemajuan Indonesia.
“Dan tidak kalah pentingnya pemuda harus cinta tanah air dan harus menjadi bagian untuk membangun bangsa kita ke depan,” tegasnya lagi. Visi ini menunjukkan bahwa pembangunan pemuda tidak hanya diukur dari prestasi individu, tetapi juga dari kontribusi mereka terhadap kemajuan kolektif bangsa.
Visi Olahraga Sebagai Pemersatu dan Penggerak Ekonomi
Di sisi keolahragaan, Menpora Erick Thohir menegaskan kembali pandangannya yang selalu ia sampaikan, bahwa olahraga memiliki peran fundamental sebagai alat pemersatu bangsa. Ia melihat olahraga sebagai bahasa universal yang mampu melampaui sekat-sekat suku, agama, dan latar belakang sosial, menyatukan seluruh rakyat Indonesia dalam satu semangat persatuan.
“Untuk olahraga sendiri, tentu olahraga harus menjadi alat pemersatu bangsa. Olahraga adalah duta bangsa di dunia, artinya kita harus menaikkan marwah dan martabat kita dan kedigdayaan kita sebagai bangsa,” urainya. Pernyataan ini menegaskan bahwa setiap prestasi olahraga di panggung internasional akan mengangkat martabat dan kedaulatan Indonesia di mata dunia.
Selain itu, Menpora Erick Thohir juga memandang olahraga sebagai sektor yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru. Ia bertekad untuk mendorong lebih banyak kompetisi di tingkat daerah dan pusat. Kompetisi yang terorganisir dengan baik akan mendorong pergerakan ekonomi di berbagai lapisan masyarakat, dari pengusaha kecil hingga industri pariwisata.
“Dan juga olahraga ke depan harus kita dorong banyaknya kompetisi di daerah dan pusat sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan,” pungkasnya. Ia percaya bahwa ekosistem olahraga yang sehat dan kompetitif dapat menjadi pendorong vital bagi kemajuan ekonomi.
Pandangan ini sejalan dengan filosofi bahwa manusia perlu memiliki tubuh dan pikiran yang sehat untuk bisa membangun bangsa. Olahraga menjadi jembatan antara kesehatan fisik dan mental, yang keduanya merupakan prasyarat utama untuk produktivitas.
Menpora Erick Thohir telah dikenal memiliki rekam jejak yang solid di dunia olahraga. Pengalamannya sebagai Ketua Umum PSSI, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), hingga Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) memberikan fondasi yang kuat untuk mengelola kementerian ini. Pengetahuan dan pengalamannya diharapkan mampu memberikan terobosan-terobosan baru dalam tata kelola olahraga nasional.
Tugas berat kini berada di pundak Menpora Erick Thohir untuk mewujudkan visi yang telah ia sampaikan. Pembangunan pemuda yang komprehensif, peningkatan prestasi olahraga yang terukur, dan pemanfaatan olahraga sebagai penggerak ekonomi adalah tiga tantangan besar yang harus ia hadapi. Transformasi di kementerian ini akan sangat bergantung pada kepemimpinannya dalam mengkoordinasikan program dan kebijakan.
Pelantikan ini menjadi bagian dari perombakan Kabinet Merah Putih yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto. Dengan masuknya Menpora Erick Thohir, diharapkan percepatan program-program strategis pemerintah di sektor pemuda dan olahraga dapat terlaksana dengan lebih efektif.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Menpora Erick Thohir adalah sinergi antara kebijakan pemerintah dengan realitas di lapangan. Membangun pemuda yang berdaya saing global memerlukan program yang tidak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi juga pada pengembangan keterampilan non-akademis. Begitu pula di sektor olahraga, ia harus mampu menciptakan ekosistem yang sehat, transparan, dan berkelanjutan untuk melahirkan atlet-atlet berprestasi.
Di samping itu, Menpora Erick Thohir juga harus menghadapi isu-isu sensitif yang kerap muncul dalam pengelolaan olahraga nasional, termasuk pengelolaan federasi olahraga, transparansi anggaran, hingga isu-isu terkait sportivitas. Pengalamannya di PSSI diharapkan dapat menjadi bekal untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dengan bijaksana.
Masyarakat dan seluruh insan olahraga menaruh harapan besar pada kepemimpinan Menpora Erick Thohir. Latar belakangnya yang profesional dan tidak berafiliasi dengan partai politik memberikan optimisme baru bahwa Kemenpora dapat berjalan lebih efisien, transparan, dan fokus pada pencapaian target. Visi “olahraga sebagai duta bangsa” dan “pemuda sebagai basis bangsa” adalah janji yang dinantikan realisasinya.
Dalam beberapa waktu ke depan, publik akan memantau langkah-langkah konkret yang diambil oleh Menpora Erick Thohir untuk menerjemahkan visinya menjadi program-program yang nyata. Sinergi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya juga akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan visi pembangunan pemuda dan olahraga yang ia canangkan.
Transformasi di Kemenpora di bawah kepemimpinan baru ini diharapkan dapat membawa dampak jangka panjang. Melalui kebijakan yang tepat, Indonesia dapat tidak hanya mencetak atlet-atlet berprestasi, tetapi juga menghasilkan generasi muda yang kompeten, berakhlak, dan memiliki semangat nasionalisme yang tinggi.
Pelantikan Menpora Erick Thohir merupakan momen krusial yang membawa harapan baru bagi kemajuan pemuda dan olahraga Indonesia. Prioritasnya dalam membangun kapabilitas pemuda agar mampu bersaing secara global sambil tetap mencintai tanah air, serta menjadikan olahraga sebagai alat pemersatu dan pendorong ekonomi, adalah langkah yang visioner. Untuk mewujudkan hal ini, penting bagi Menpora Erick Thohir untuk segera melakukan konsolidasi internal dan eksternal. Sinergi dengan kementerian lain dan stakeholder olahraga mutlak diperlukan agar program-programnya dapat berjalan efektif dan efisien.
Selain itu, ia harus berani mengambil keputusan strategis yang berorientasi pada hasil nyata, bukan hanya seremonial. Tata kelola yang bersih dan profesional harus menjadi fondasi utama dalam setiap kebijakan yang diambil. Pembangunan ekosistem olahraga yang sehat di tingkat daerah hingga pusat, seperti yang ia sampaikan, akan menjadi kunci untuk melahirkan bakat-bakat baru. Ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga mendorong masyarakat untuk hidup lebih sehat.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v