Jakarta, EKOIN.CO – Nasabah binaan PNM Mekaar kembali menunjukkan kiprahnya dalam ajang Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025, yang digelar pada Rabu (30/7) di Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan.
PNM menghadirkan sejumlah nasabah unggulan dari berbagai daerah, termasuk Tati Herawati dari Kalitengah, Cirebon, yang membawa produk Restati Batik. Karya batik motif merawit miliknya langsung menarik perhatian tamu istimewa.
Istri Wakil Presiden, Selvi Ananda, turut hadir dan memborong beberapa lembar batik dari booth milik Tati. Ia secara khusus memilih bahan dari alat tenun bukan mesin (ATBM) untuk diberikan kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Tati tampak haru dan gembira ketika disambangi oleh istri Wapres tersebut. “Senang banget produk saya dihargai sedemikian rupa. Ibu juga pilih bahan alat tenun bukan mesin (ATBK) untuk Pak Gibran,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Sebagai ibu dari tiga anak, Tati telah menjadi nasabah PNM Mekaar sejak 2017. Ia kini berhasil memberdayakan tiga tetangganya untuk ikut memproduksi batik secara mandiri di desanya.
Panggung Perempuan Pelaku UMKM
Dalam keterangannya, Tati merasa sangat terbantu oleh program-program pendampingan yang diberikan oleh PNM. Ia menyampaikan bahwa kesempatan mengikuti pameran seperti GBN membuat batiknya semakin dikenal luas.
“Alhamdulillah ini pameran ke-2 saya. Waktu pertama juga ramai, tapi sekarang makin banyak yang kenal batik saya,” tutur Tati dengan senyum merekah.
Sementara itu, Direktur Bisnis PNM, Kindaris, menyampaikan bahwa partisipasi dalam GBN bukan sekadar promosi produk, melainkan juga sarana aktualisasi diri perempuan pelaku usaha.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pemberdayaan itu nyata. Produk para nasabah kami bukan hanya bernilai ekonomi, tetapi juga membawa nilai budaya dan cerita perjuangan yang menginspirasi,” jelas Kindaris.
Ia menambahkan, keikutsertaan di ajang nasional ini merupakan bukti bahwa para nasabah mampu bersaing dan menjawab tantangan pasar yang semakin kompetitif.
Strategi Peningkatan Daya Saing Produk Lokal
Partisipasi nasabah PNM di GBN 2025 dinilai sebagai langkah strategis dalam membuka akses pasar nasional untuk UMKM binaan. Ajang ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang potensi usaha mikro.
PNM berharap, dengan keterlibatan aktif dalam pameran batik berskala nasional, produk-produk binaan bisa naik kelas dan menjangkau konsumen lebih luas.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga memperlihatkan kontribusi nyata perempuan dalam menghidupkan ekonomi keluarga dan menjaga budaya.
Gelar Batik Nusantara sendiri merupakan salah satu agenda tahunan yang rutin menghadirkan pelaku batik dari seluruh penjuru Nusantara. Ajang ini memadukan nilai seni, budaya, dan kewirausahaan dalam satu panggung.
Nasabah PNM pun tak hanya berperan sebagai peserta, namun juga sebagai simbol dari semangat pemberdayaan yang berkelanjutan dan inklusif.
Warisan Budaya dan Pilar Ekonomi Keluarga
Menurut Kindaris, pemberdayaan perempuan melalui batik bukan hanya soal kemandirian ekonomi, namun juga bagian dari pelestarian budaya bangsa.
Banyak motif batik yang dipamerkan mengandung filosofi dan nilai-nilai lokal yang dijaga turun-temurun oleh para perajin, seperti yang dilakukan Tati.
Tati menambahkan, selain membantu pendapatan keluarga, usaha batik yang ia geluti juga menjadi inspirasi bagi ibu-ibu di sekitarnya untuk berani memulai usaha.
“Kalau saya bisa, saya yakin ibu-ibu lain juga bisa. Kita cuma butuh dorongan dan kesempatan,” ungkapnya di sela-sela pameran.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kombinasi antara pembinaan yang tepat dan semangat dari para pelaku usaha dapat menghasilkan karya yang membanggakan.
Gelar Batik Nusantara 2025 menjadi panggung penting bagi nasabah PNM Mekaar untuk memperkenalkan karya dan nilai budaya lokal ke ranah nasional. Dukungan PNM terbukti memberi dampak nyata, tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga sosial dan budaya.
Kisah Tati Herawati adalah potret keberhasilan program pemberdayaan yang menyasar perempuan pelaku usaha mikro. Dari desa kecil di Cirebon, ia kini mampu mengangkat nama daerahnya melalui lembaran batik yang sarat makna.
Dengan pendekatan inklusif, PNM terus mendorong transformasi ekonomi keluarga melalui budaya. Ajang seperti GBN menjadi bukti bahwa perempuan pelaku UMKM juga layak mendapat ruang di panggung terhormat bangsa.(*)