Murmansk, EKOIN.CO – Sebuah pesawat pengintai Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) dilaporkan terbang mendekati wilayah sensitif Rusia di kawasan Arktik pada Selasa, 4 Agustus 2025. Pesawat jenis WC-135R yang dikenal sebagai Constant Phoenix ini diyakini memiliki misi untuk mendeteksi potensi aktivitas nuklir di wilayah tersebut.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Menurut informasi dari Flightradar24, pesawat dengan tanda panggilan COBRA29 itu lepas landas dari pangkalan udara RAF Mildenhall di Inggris dan terbang melintasi pantai barat Norwegia menuju Laut Barents, sebuah perairan yang berbatasan langsung dengan wilayah Arktik Rusia.
Dekati Laut Barents, Picu Spekulasi Uji Coba Nuklir
Pesawat pengintai tersebut terpantau bermanuver selama hampir 14 jam di atas Laut Barents, tepatnya di sebelah utara kota Murmansk dan barat kepulauan Arktik Novaya Zemlya. Setelah menyelesaikan manuvernya, pesawat kembali ke Inggris. Kejadian ini memicu spekulasi luas terkait potensi uji coba rudal nuklir oleh Rusia.
Dilansir dari Newsweek, WC-135R adalah pesawat yang dirancang untuk mendeteksi partikel radioaktif di atmosfer secara waktu nyata. Pesawat ini memiliki peran penting dalam mendukung penerapan Partial Nuclear Test Ban Treaty yang disepakati pada tahun 1963 antara AS, Uni Soviet, dan Inggris.
Pesawat Constant Phoenix sering digunakan untuk memverifikasi dugaan adanya uji coba senjata nuklir, serta memantau insiden yang berkaitan dengan kebocoran atau aktivitas nuklir lainnya. Namun hingga saat ini, Departemen Pertahanan Rusia belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai penerbangan pengintaian ini.
Indikasi Aktivitas di Situs Pankovo, Novaya Zemlya
Analis militer Decker Eveleth dari lembaga CNA turut membagikan tangkapan layar dari pergerakan pesawat pengintai tersebut melalui media sosial. Ia menyatakan bahwa manuver pesawat AS mengindikasikan adanya aktivitas di situs uji coba rudal Pankovo, yang terletak di wilayah Novaya Zemlya.
Eveleth menambahkan bahwa situs Pankovo tersebut kemungkinan sedang aktif. Ini memperkuat dugaan bahwa Rusia tengah mempersiapkan uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir 9M730 Burevestnik atau dikenal dalam kode NATO sebagai SSC-X-9 Skyfall.
Kawasan Murmansk yang menjadi titik fokus pengintaian AS memiliki posisi strategis tinggi karena berdekatan dengan perbatasan Norwegia dan Finlandia, keduanya adalah anggota NATO. Murmansk juga merupakan markas Armada Utara Rusia yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir dan pangkalan udara militer utama.
Ketegangan antara Rusia dan Barat kembali memanas menyusul tindakan AS ini. Beberapa pengamat menilai bahwa keberadaan pesawat Constant Phoenix mencerminkan kekhawatiran Barat terhadap kemungkinan uji coba senjata strategis terbaru oleh Rusia.
Dalam beberapa pekan terakhir, tercatat beberapa pesawat pengintai milik AS dan Inggris mendekati wilayah Arktik Rusia. Manuver tersebut diyakini sebagai bagian dari misi pemantauan terhadap aktivitas militer Rusia yang semakin intensif.
Langkah AS ini terjadi di tengah meningkatnya sinyal bahwa Rusia kini tidak lagi mengindahkan batasan lama terkait pengembangan rudal jarak menengah maupun pendek, baik yang bersifat konvensional maupun berkekuatan nuklir.
Peningkatan intensitas pengintaian oleh pihak Barat, terutama di sekitar wilayah Arktik, mengindikasikan bahwa kawasan tersebut menjadi titik krusial dalam strategi pertahanan dan pengawasan aktivitas militer Rusia saat ini.
Sejauh ini, belum ada laporan resmi mengenai temuan partikel radioaktif di atmosfer dari penerbangan pesawat WC-135R tersebut. Namun, keberadaan pesawat tersebut tetap memicu respons dari komunitas internasional.
Pihak Rusia sendiri masih belum memberikan pernyataan apakah aktivitas militer di Novaya Zemlya berkaitan dengan uji coba rudal Burevestnik atau hanya latihan rutin. Namun beberapa analis memperkirakan bahwa pengujian mungkin segera dilakukan.
Pesawat Constant Phoenix bukan pertama kalinya digunakan untuk memantau aktivitas Rusia. Sebelumnya, pesawat serupa juga diterbangkan mendekati Semenanjung Korea dan wilayah China saat terjadi peningkatan ketegangan regional.
Wilayah Arktik, terutama Novaya Zemlya, telah lama digunakan Rusia sebagai lokasi uji coba berbagai senjata strategis, termasuk nuklir. Kawasan ini dikenal memiliki infrastruktur uji coba yang sulit dijangkau, membuatnya menjadi tempat ideal untuk aktivitas semacam itu.
Pengamatan terhadap pergerakan pesawat WC-135R akan terus dilakukan oleh berbagai lembaga pengamat penerbangan dan militer, mengingat implikasi geopolitik yang ditimbulkan dari manuver semacam ini.
Dalam situasi global yang sedang sensitif, manuver pengintaian AS ini dianggap sebagai sinyal bahwa pihak Barat ingin memastikan Rusia tidak melanggar norma internasional terkait pengujian senjata nuklir.
Selain itu, penerbangan ini juga dinilai sebagai bagian dari upaya AS untuk memberikan tekanan diplomatik kepada Moskow agar lebih transparan dalam aktivitas militer, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan senjata nuklir.
Situasi ini mengharuskan adanya komunikasi terbuka antara pihak-pihak yang terlibat agar tidak terjadi salah paham atau insiden yang dapat memperburuk ketegangan yang sudah tinggi di kawasan Arktik.
Penting untuk dicatat bahwa aktivitas pengintaian ini legal selama pesawat tidak memasuki wilayah udara suatu negara tanpa izin. Namun manuver di dekat wilayah sensitif tetap berpotensi memicu respons militer.
dari kejadian ini menunjukkan bahwa ketegangan nuklir antara Rusia dan Barat masih menjadi perhatian utama dalam geopolitik global. Pengawasan terhadap uji coba senjata strategis akan terus berlanjut untuk mencegah pelanggaran perjanjian internasional.
bagi komunitas internasional adalah meningkatkan mekanisme pemantauan dan transparansi aktivitas militer demi menjaga stabilitas regional. Peran lembaga internasional dalam mediasi juga sangat penting untuk mencegah eskalasi konflik.
Perlu juga bagi negara-negara besar untuk kembali memperkuat perjanjian pelucutan senjata dan memperbaharui komitmen pada aturan-aturan internasional demi menghindari perlombaan senjata baru.
Langkah diplomatik bersama antara NATO dan Rusia harus digalakkan untuk membahas langkah pencegahan konflik, terutama di kawasan sensitif seperti Arktik yang menjadi pusat kepentingan strategis.
Masyarakat global perlu menyadari pentingnya kontrol senjata dan mendukung upaya damai dalam mengurangi ancaman senjata nuklir di dunia. Peran aktif semua pihak sangat dibutuhkan untuk mencapai stabilitas jangka panjang. (*)