Jakarta, EKOIN.CO – Presiden Prabowo Subianto kembali mengundang sejumlah tokoh Gerakan Nurani Bangsa (GNB), pemuka agama, serta anggota Kabinet Merah Putih ke Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Kamis sore, 11 September 2025. Pertemuan ini menjadi yang ketiga kalinya setelah gelombang demonstrasi besar di akhir Agustus lalu. Agenda tersebut disebut sebagai langkah Presiden untuk menjaga komunikasi dan merespons dinamika terkini di tanah air.
[Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Tokoh yang hadir di antaranya Franz Magnis Suseno, M. Quraish Shihab, Laode Syarif, Erry Riyana Hardjapamekas, Komaruddin Hidayat, Francisia Saveria Sika Ery Seda, Omi Komariah, dan Gomar Gultom. Mereka datang secara bergiliran setelah mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tiba lebih dulu sekitar pukul 15.40 WIB.
Tokoh GNB dan Pemuka Agama Hadir
Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan bahwa undangan awal dijadwalkan pukul 16.00 WIB, namun bergeser ke pukul 16.30 WIB. “Kami masih belum tahu mungkin masalah-masalah yang terakhir perkembangan terakhir,” ujarnya saat memasuki Istana Kepresidenan.
Selain tokoh GNB, hadir pula sejumlah pejabat Kabinet Merah Putih. Mereka meliputi Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra, Wakil Menko Otto Hasibuan, Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, serta Wamen Sosial Agus Jabo.
Tak hanya itu, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko ikut hadir bersama Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Agama Nasaruddin Umar, dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Kehadiran mereka menandai keterlibatan pemerintah secara luas dalam forum tersebut.
Pertemuan Ketiga Bahas Dinamika Nasional
Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari dua pertemuan sebelumnya pada 29 Agustus dan 1 September 2025. Pada kesempatan terakhir, Zulkifli Hasan menyebut Presiden Prabowo menyampaikan perkembangan terkini kepada para pemuka agama, termasuk terkait dampak demonstrasi yang sempat menimbulkan kerusuhan.
Menurut Zulhas, para tokoh agama kala itu memberikan dukungan luas kepada Presiden agar dapat menertibkan situasi. Dukungan ini dinilai penting untuk menjaga stabilitas sosial politik di tengah gejolak aspirasi masyarakat.
Dengan kembali hadirnya para tokoh demokrasi dan pemuka agama, Presiden Prabowo tampak berupaya membangun konsolidasi lebih kuat. Diskusi tersebut diyakini mencakup isu kerukunan, hukum, dan keberlanjutan pembangunan nasional.
Keterlibatan tokoh lintas agama, akademisi, hingga pegiat demokrasi memperlihatkan ruang komunikasi tetap terjaga. Hal ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi ketegangan sekaligus menguatkan legitimasi moral.
Melalui pertemuan berulang, pemerintah berusaha menampilkan transparansi di tengah situasi nasional yang penuh dinamika. Kehadiran Prabowo bersama tokoh kunci diharapkan memberi sinyal kuat bahwa dialog tetap menjadi jalan utama penyelesaian masalah.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Istana masih akan membuka pintu bagi berbagai kalangan dalam waktu mendatang. Dialog berkesinambungan menjadi instrumen penting dalam meredam potensi konflik yang dapat timbul dari perbedaan aspirasi masyarakat.
Dengan kehadiran nama-nama besar dari kalangan demokrasi dan agama, pertemuan ini mempertegas bahwa stabilitas menjadi agenda utama. Komunikasi intensif diharapkan menghasilkan kesepahaman bersama guna memperkuat demokrasi dan kehidupan berbangsa.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v