Washington EKOIN.CO – Stok Amerika Serikat dilaporkan menyusut signifikan akibat penggunaan besar-besaran rudal pencegat dalam konflik Israel–Iran pada Juni 2025. Selama 12 hari intensitas tinggi, AS dilaporkan menembakkan lebih dari 150 rudal THAAD guna melindungi Israel dari serangan balasan Iran, sekitar seperempat dari persediaan globalnya
Pada periode itu, selain THAAD, AS juga menerjunkan rudal Patriot dan SM‑3 dari kapal perang untuk memperkuat pertahanan Israel terhadap gelombang serangan rudal Iran Penggunaan yang masif ini mendatangkan kekhawatiran terhadap kemampuan pertahanan udara AS di masa depan.
Berdasarkan laporan think tank dan ahli militer, hanya 11 interceptor THAAD yang diproduksi pada 2024 dan 12 lagi dijadwalkan rampung pada 2025. Proyeksi menunjukkan hanya 25–37 interceptor tambahan tersedia hingga 2026, sehingga pengisian ulang penuh stok bisa memakan waktu 3–8 tahun
Kekhawatiran khusus muncul karena sistem pertahanan AS yang dikerahkan ke Israel hanya dua dari tujuh baterai THAAD global. Salah satu sumber menyebut bahwa Washington bahkan meminta bantuan negara sekutu seperti Arab Saudi untuk meminjam persediaan interceptor, tetapi penolakan memaksa mereka mencari opsi lain
Selain itu, pasokan rudal Patriot juga sangat terbatas. AS saat ini hanya memiliki sekitar 25% dari jumlah interceptor Patriot yang diperlukan untuk dukungan operasi militer globalnya, memicu penghentian sementara pengiriman bantuan militer ke Ukraina
Krisis THAAD dan Dampaknya pada Pertahanan AS
Penggunaan lebih dari 150 rudal THAAD dalam konflik 12 hari menunjukkan tingkat pemakaian tertinggi sepanjang sejarah. Dengan biaya per unit sekitar US$12–15 juta, total penggunaan melampaui US$800 juta, menekan stok secara drastis
Ahli militer menegaskan bahwa tekanan terus-menerus terhadap sistem pertahanan rudal menimbulkan kekhawatiran terhadap readiness AS jika terjadi eskalasi global lainnya, terutama di Indo-Pasifik atau terhadap ancaman dari Tiongkok
Ketergantungan terhadap Sekutu dan Kapasitas Produksi Terbatas
Beberapa pejabat AS menyatakan bahwa pasokan interceptor sudah berada pada tingkat yang mengerikan. Bahkan Washington sempat mempertimbangkan penjatahan penggunaan rudal untuk Israel, demi menjaga stok mereka tetap tersedia jika terjadi eskalasi lebih lanjut
Produksi interceptor THAAD oleh Lockheed Martin membutuhkan waktu lama. Sementara itu, stok rudal pencegat Patriot juga masih terbatas karena tingkat produksi hanya sekitar 600 unit per tahun dan sebagian besar digunakan untuk konflik di Timur Tengah dan Ukraina
Analisis juga menunjukkan bahwa penggunaan SM‑3 dari Angkatan Laut AS meningkat tajam selama konflik, menghapus cadangan dengan kecepatan yang membuat Senat mendesak percepatan produksi sistem pertahanan udara
Secara keseluruhan, kombinasi krisis THAAD, Patriot, dan SM‑3 menciptakan tekanan besar pada strategi pertahanan global AS. Hal ini memicu pembatasan pengiriman senjata ke negara mitra lain demi menjaga kesiapan dalam konflik mendatang.
Amerika Serikat perlu segera meningkatkan kapasitas produksi rudal pencegat agar tidak terjebak dalam kekeringan strategis jika terjadi konflik skala besar. Pendanaan dan kebijakan prioritas senjata harus disinkronkan agar persediaan kritis tidak dihabiskan sebelum sumber baru tersedia.
Kerja sama industri pertahanan perlu diperkuat, termasuk mempercepat transfer teknologi dan produksi bersama dengan sekutu strategis. Hal ini bertujuan mempercepat pengisian stok interceptor tanpa kehilangan waktu respons.
Pemerintah AS disarankan mempertimbangkan diversifikasi sumber pertahanan udara, seperti pembelian lebih banyak sistem alternatif atau berinvestasi dalam pertahanan non-missile, untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis sistem.
Sementara itu, diplomasi global tetap penting agar konflik regional seperti Israel–Iran bisa mereda lebih cepat, sehingga tidak menyebabkan eskalasi penggunaan alat utama pertahanan udara secara masif.
Secara keseluruhan, deplesi persediaan rudal interceptor AS menandakan panggilan serius untuk reformasi industri pertahanan dan strategi alokasi sumber daya agar tetap siap menghadapi tantangan global.
( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v