BORNO, EKOIN.CO – Perang saudara di Nigeria kian memanas setelah militer menewaskan 592 anggota milisi bersenjata di negara bagian Borno, Timur Laut Nigeria, dalam delapan bulan terakhir. Data ini diungkap langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara, Hasan Abubakar, saat menemui Gubernur Borno, Babagana Zulum, Selasa waktu setempat.
[Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v]
Abubakar menjelaskan, serangan udara yang dilancarkan berhasil menghancurkan lebih dari 200 kendaraan teknis dan 166 pusat logistik milisi. Operasi masif ini difokuskan di sejumlah titik rawan seperti Gonori, Rann, Dikwa, Damboa, Azir, dan Mallam Fatori.
“Tahun ini, peperangan udara kami lebih cepat, lebih tajam, dan lebih terarah,” kata Abubakar, dikutip Reuters, Kamis (14/8/2025).
Operasi Udara Perang Saudara Makin Intensif
Abubakar menambahkan, operasi udara dilakukan siang dan malam dengan dukungan armada canggih. Jet tempur A-29 Super Tucano digunakan untuk misi presisi termasuk pada malam hari, helikopter Mi-171 untuk evakuasi medis dan logistik, serta platform pengawasan canggih untuk pelacakan target.
Pengadaan helikopter tempur Mi-35 yang baru, kata Abubakar, akan memperkuat serangan udara jarak dekat guna mendukung pasukan darat di medan perang saudara.
Di bawah Operasi Hadin Kai, Angkatan Udara Nigeria mencatat 798 misi tempur dengan total lebih dari 1.500 jam terbang operasional. Operasi ini menjadi bagian utama strategi kontra-pemberontakan di wilayah Timur Laut.
Dampak Perang Saudara terhadap Warga Sipil
Konflik berkepanjangan di Borno dipicu oleh serangan Boko Haram dan faksi sempalan mereka, Islamic State West Africa Province (ISWAP). Serangan yang menyasar pasukan keamanan dan warga sipil memicu gelombang pengungsian besar-besaran serta ribuan korban jiwa.
Menurut Nigeria Watch, sedikitnya 2.000 orang tewas di Borno sejak 2023 akibat kekerasan kelompok bersenjata. Perang saudara ini juga memaksa ribuan keluarga meninggalkan rumah mereka demi mencari tempat aman.
Awal pekan ini, militer melaporkan keberhasilan operasi gabungan di Zamfara, barat laut Nigeria. Puluhan milisi tewas setelah lebih dari 400 orang bersenjata terdeteksi hendak menyerang desa di negara bagian tersebut.
Meski begitu, sejumlah pengamat meragukan klaim keberhasilan militer. Confidence MacHarry, analis senior di SBM Intelligence, menyebut sulit memverifikasi secara independen efektivitas kampanye udara tersebut.
“Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa klaim keberhasilan militer tidak sebanding dengan serangan yang masih dilakukan oleh faksi-faksi Boko Haram sejak akhir 2024,” ujarnya.
Situasi ini memperlihatkan bahwa meskipun serangan udara berhasil menekan pergerakan milisi, perang saudara di Nigeria belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
- Militer Nigeria berhasil menewaskan ratusan milisi dan menghancurkan ratusan fasilitas dalam operasi udara di Borno.
- Operasi dilakukan siang-malam dengan dukungan pesawat dan helikopter tempur canggih.
- Boko Haram dan ISWAP tetap menjadi ancaman utama di kawasan.
- Korban jiwa dan pengungsian besar-besaran terus terjadi sejak 2023.
- Klaim keberhasilan militer masih dipertanyakan oleh pengamat independen.
- Pemerintah Nigeria perlu memperkuat strategi darat dan udara secara simultan.
- Perluasan operasi ke wilayah rawan lain bisa menekan ruang gerak milisi.
- Kerja sama intelijen dan internasional dapat mempercepat penyelesaian konflik.
- Bantuan kemanusiaan bagi warga sipil harus ditingkatkan.
- Negosiasi damai tetap menjadi opsi jangka panjang untuk mengakhiri perang saudara.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v