WASHINGTON EKOIN.CO – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara tegas menyatakan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO sebagai bagian dari kesepakatan damai dengan Rusia. Pengumuman itu disampaikan menjelang pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih, Senin (18/8/2025). Ikuti kabar terbaru di WA Channel EKOIN.
Trump menulis di platform Truth Social bahwa jalan menuju NATO tertutup bagi Ukraina. “Presiden Zelensky dapat segera mengakhiri perang dengan Rusia jika ia mau. Tidak akan ada masuk ke NATO oleh Ukraina. Beberapa hal tidak pernah berubah,” tulis Trump seperti dikutip BBC.
Trump Tegaskan Nasib NATO Ukraina
Selain menolak keanggotaan NATO bagi Ukraina, Trump menekankan tidak ada jalan kembali bagi Krimea, wilayah yang dicaplok Rusia sejak 2014. Sikap ini diperjelas usai pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska, yang menghasilkan pembatalan tuntutan gencatan senjata serta dorongan kesepakatan damai permanen.
Sementara itu, Zelensky menekankan bahwa negaranya tetap membutuhkan jaminan keamanan dari sekutu Barat. “Kami semua memiliki keinginan kuat untuk mengakhiri perang ini dengan cepat dan andal,” ungkap Zelensky di media sosial, sambil menegaskan Ukraina membutuhkan perlindungan efektif dari mitra internasional.
Utusan AS Steve Witkoff mengatakan Rusia telah bersedia mempertimbangkan pakta keamanan ala NATO bagi Ukraina. “Kami berhasil memenangkan konsesi berikut: Amerika Serikat dapat menawarkan perlindungan ala Pasal 5,” ujarnya kepada CNN.
Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengingatkan bahwa kesepakatan ini masih jauh dari final. “Kita masih jauh dari itu,” katanya kepada CBS. Rubio juga menolak anggapan bahwa Trump menekan Zelensky menerima kesepakatan damai dengan menyebutnya sebagai “narasi media yang bodoh.”
Peran Eropa dalam Keputusan NATO Ukraina
Sejumlah pemimpin Eropa tiba di Washington untuk mendiskusikan masa depan Ukraina bersama Zelensky. Hadir di antaranya Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron, hingga Kanselir Jerman Friedrich Merz.
Macron menegaskan bahwa Eropa hadir dengan satu tujuan. “Rencana kami adalah menyajikan front persatuan,” ujarnya. Kehadiran para pemimpin tersebut menunjukkan bahwa masa depan keamanan Ukraina tidak hanya ditentukan oleh Washington dan Moskow, tetapi juga oleh aliansi trans-Atlantik secara keseluruhan.
Meski ada upaya diplomasi, kondisi di lapangan menunjukkan pasukan Rusia terus merangsek. Kini hampir 20 persen wilayah Ukraina berada di bawah kendali Moskow sejak invasi penuh dimulai pada 2022.
Zelensky menegaskan bahwa konstitusi negaranya tidak memungkinkan penyerahan wilayah. “Kami tidak bisa dan tidak akan menyerahkan tanah kami,” katanya menutup pernyataan, menandakan sikap tegas Ukraina meskipun ada tekanan besar dalam perundingan internasional.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v