Jakarta EKOIN.CO – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan peninjauan langsung terhadap progres pembangunan Jalan Tol Harbour Road II pada Jumat, 26 September 2025. Proyek vital ini membentang dari Ancol Timur hingga Pluit, dan digadang-gadang menjadi solusi fundamental untuk mengurai kemacetan parah serta memperlancar arus logistik di kawasan utara Jakarta. Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mempercepat penyelesaian proyek strategis nasional yang berdampak besar bagi ekonomi.
Menko AHY secara rinci menjelaskan kondisi di lapangan, “Hari ini saya meninjau sebuah proyek jalan yang sedang dikerjakan, digarap oleh CMNP bersama Bapak Jusuf Hamka dan tentunya teman-teman dari Kementerian Pekerjaan Umum serta semua pihak yang telah bergabung dalam proyek strategis ini. Sepanjang kurang lebih 9,67 km akan menghubungkan Ancol Timur menuju Pluit.” Beliau menambahkan bahwa area di belakang lokasi peninjauan adalah Tanjung Priok, yang merupakan dermaga peti kemas yang sangat padat, menunjukkan urgensi proyek ini.
Tol elevated yang membentang hampir 10 km ini dirancang dengan spesifikasi teknis tinggi. Jalur ini memiliki standar kecepatan 80 km/jam, lebar lajur 3,5 meter, dan akan dilengkapi dengan junction di Ancol Timur serta Pluit. Selain itu, pembangunan ini juga mencakup ramp penghubung dengan Harbour Road I, memastikan integrasi yang mulus dengan jaringan jalan tol eksisting. Pembangunan Jalan Tol Harbour Road II ditargetkan rampung pada 31 Desember 2026, dengan masa konstruksi yang ditetapkan selama 1.697 hari kalender. Proyek ini juga memiliki masa pemeliharaan selama 730 hari untuk memastikan kualitasnya.
AHY menambahkan, “Artinya, dengan hadirnya nanti insya Allah jalur selatan ini akan bisa digunakan di awal tahun 2026, dan jalur utara pada 2027. Kehadiran jalan tol ini akan meningkatkan kapasitas, membuka konektivitas untuk mobilitas kendaraan, baik masyarakat maupun barang/logistik.” Beliau juga menegaskan harapannya, “Dengan demikian, harapannya biaya logistik akan turun, kemacetan terurai, dan kepadatan lalu lintas berkurang. Mudah-mudahan ini akan meningkatkan aktivitas ekonomi serta memperkuat pengembangan ekonomi wilayah.”
Meningkatkan Konektivitas dan Efisiensi Logistik
Hingga Juni 2025, progres pembebasan lahan untuk proyek ini telah mencapai angka 53,6%, atau seluas 209.059 m² dari total 390.091 m² lahan yang dibutuhkan. Sementara itu, progres konstruksi fisik sudah mencapai 24,9%. Capaian ini mencakup berbagai pekerjaan struktural penting, seperti pembangunan box girder, pier, pile cap, hingga bored pile. Progres yang berjalan seiring ini menunjukkan bahwa pembangunan dilakukan secara terencana dan sistematis.
Jalan Tol Harbour Road II tidak hanya berfungsi menambah kapasitas lalu lintas di utara Jakarta, tetapi juga berperan krusial dalam memperkuat jaringan empat lingkar jalan tol Jabodetabek (Ring 1, Ring 2, JORR 1, dan JORR 2). Dengan konektivitas yang lebih baik, distribusi barang dan logistik dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok diharapkan menjadi lebih efisien. Efisiensi ini secara langsung akan berkontribusi pada peningkatan daya saing ekonomi nasional.
Pengurangan biaya logistik, yang merupakan salah satu tantangan besar dalam perekonomian Indonesia, menjadi tujuan utama dari proyek ini. Dengan jalur yang lebih lancar dan terstruktur, waktu tempuh pengangkutan barang akan berkurang signifikan. Hal ini tidak hanya menghemat biaya operasional bagi pelaku usaha, tetapi juga meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Menurut Menko AHY, nilai investasi yang digelontorkan untuk proyek ini terbilang besar, “Investasi tadi bisa dijelaskan sekitar Rp15,8 triliun. Proyek ini berbentuk jalan tol elevated, dan sekali lagi kita berharap sektor transportasi yang semakin baik didukung dengan infrastruktur dasar jalan yang juga semakin kuat. Inilah yang akan meningkatkan ekonomi kita,” pungkasnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa investasi pada infrastruktur strategis seperti ini merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kolaborasi Multi Pihak dan Dampak Ekonomi
Kunjungan Menko AHY ini turut dihadiri oleh berbagai pihak terkait yang terlibat langsung dalam proyek. Dari Kementerian PU, hadir Dirjen Bina Marga Roy Rizali Anwar dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Miftachul Munir. Dari pihak swasta, Direktur Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) Arief Budhy Hardono juga turut mendampingi. Kehadiran para pimpinan ini menunjukkan sinergi kuat antara pemerintah dan pihak swasta.
Menko AHY juga didampingi oleh sejumlah jajaran penting di kementeriannya. Di antara mereka terdapat Deputi Nazib Faisal, Deputi Odo R. M. Manuhutu, serta para Staf Khusus Menteri, yaitu Agust Jovan Latuconsina, Sigit Raditya, dan Kolonel Rio Neswan. Kehadiran tim yang lengkap ini menunjukkan bahwa kunjungan dilakukan dengan persiapan matang, melibatkan koordinasi teknis, dan strategis.
Proyek Jalan Tol Harbour Road II ini diharapkan dapat menjadi contoh sukses dari kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta dalam membangun infrastruktur strategis yang berdampak luas. Investasi yang besar ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja selama masa konstruksi, tetapi juga akan memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi masyarakat dan pelaku usaha.
Selain mengurai kemacetan, tol ini akan membuka peluang pengembangan kawasan baru di sekitar utara Jakarta. Akses yang lebih mudah akan menarik investasi properti dan bisnis, yang pada gilirannya akan menciptakan pusat-pusat ekonomi baru. Dengan demikian, proyek ini tidak hanya mengatasi masalah lalu lintas, tetapi juga menjadi instrumen untuk pembangunan wilayah.
Pemerintah berkomitmen untuk memastikan pembangunan berjalan lancar dan sesuai target. Pengawasan yang ketat terhadap progres pembebasan lahan dan konstruksi menjadi kunci untuk menghindari penundaan. Keberhasilan proyek ini akan menjadi modal penting bagi pemerintah untuk melanjutkan proyek-proyek strategis lainnya di seluruh Indonesia.
Sebagai penutup, pembangunan Jalan Tol Harbour Road II adalah langkah konkret yang diambil pemerintah untuk mengatasi masalah kemacetan dan logistik yang kronis di Jakarta. Proyek ini melampaui sekadar pembangunan jalan; ini adalah investasi strategis untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Penyelesaian tepat waktu dari proyek ini sangat krusial. Penundaan dapat berdampak negatif pada biaya dan manfaat yang diharapkan. Oleh karena itu, sinergi yang telah terjalin antara kementerian terkait, BUMN, dan pihak swasta harus terus diperkuat.
Fokus pada efisiensi logistik melalui infrastruktur yang memadai adalah langkah tepat. Dengan menurunkan biaya logistik, harga barang dapat menjadi lebih kompetitif, yang pada akhirnya akan menguntungkan konsumen dan pelaku usaha. Hal ini juga akan menarik investor baru untuk berinvestasi di Indonesia.
Pemerintah perlu terus mengedukasi publik mengenai manfaat jangka panjang dari proyek ini, terutama terkait dengan manfaat ekonomi dan kualitas hidup. Kesadaran publik yang tinggi dapat membantu kelancaran proses pembebasan lahan dan dukungan terhadap proyek strategis lainnya di masa depan.
Secara keseluruhan, Jalan Tol Harbour Road II adalah simbol komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur yang modern dan efisien. Proyek ini akan memberikan dampak positif yang signifikan pada mobilitas, logistik, dan pertumbuhan ekonomi di wilayah utara Jakarta serta secara lebih luas bagi perekonomian Indonesia.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v