JAKARTA, EKOIN.CO — Malam di kawasan Kota Tua Jakarta terasa berbeda, Jumat (10/10/2025). Jika biasanya suasana Taman Fatahillah teduh dan lengang, kali ini langitnya berpadu terang dengan gemerlap lampu, alunan musik tradisional, dan tawa ribuan pengunjung. “Melodi Nusantara”, pagelaran budaya yang menjadi bagian dari Colours of Cultures Festival (CoCF) 2025, resmi dibuka dengan penuh kemeriahan dan semangat kebhinekaan.
Festival ini digagas oleh Indonesia Tourism Information Center (ITIC) bersama Forum Komunikasi Penghubung Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (FORKAPPSI), didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemprov DKI Jakarta, serta berbagai lembaga strategis nasional.
Suara Tari Sekujang dari Kabupaten Seluma, Bengkulu, membuka malam penuh harmoni itu. Denting angklung yang dimainkan para tamu undangan menyusul mengisi udara dengan nuansa persaudaraan dan kebersamaan — seakan seluruh Indonesia hadir di satu panggung.
“Harapan saya, tahun depan seluruh provinsi bisa ikut serta. Empat provinsi yang absen bukan berarti menolak, mungkin karena ada agenda lain di daerah masing-masing,” ujar Femi Lusiana Karambut, panitia pelaksana CoCF 2025.
Sementara itu, Kepala Badan Penghubung Sumatera Selatan Dedy Rahmadi turut menyampaikan harapan agar kegiatan budaya semacam ini terus mendapat dukungan luas, termasuk dari sektor swasta dan BUMN.
“Ke depan, kami berharap perusahaan swasta, BUMN, dan kementerian terkait bisa ikut berperan aktif mendukung acara kebudayaan seperti ini,” ujarnya.
Pagelaran “Melodi Nusantara” menampilkan beragam alat musik tradisional dari berbagai daerah — mulai dari Sasando, Angklung, Kolintang, Seruling, Kompang, Calung, hingga Kecapi — dimainkan dengan cara dipetik, ditabuh, ditiup, bahkan digoyang. Setiap nada yang terdengar menjadi simbol kekayaan budaya lebih dari 17.000 pulau di Tanah Air.
Tak kurang dari 34 provinsi ikut berpartisipasi dalam ajang ini. Deretan tamu penting turut hadir di antara penonton, mulai dari pejabat pemerintah, kepala badan kepariwisataan daerah, hingga perwakilan dunia usaha dan komunitas perempuan wirausaha (IWAPI).
Beberapa di antaranya adalah Ketua FORKAPPSI H. Donald Izaac, S.Sos., M.Si, Bupati Seluma H. Teddy Rahman, S.E., M.M, Ibu Menteri Widiyanti Putri Wardhana (Kemenpar), serta Vincent Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf.
Kehadiran para tokoh tersebut memperlihatkan kuatnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku pariwisata dalam mengangkat potensi budaya Nusantara ke panggung nasional.
Dari panggung megah di depan Museum Fatahillah, dentuman gendang berpadu dengan petikan kecapi, menggema di antara gedung-gedung tua peninggalan kolonial. Malam itu, Kota Tua Jakarta bukan hanya menjadi saksi sejarah masa lalu, tetapi juga simbol hidupnya kembali harmoni dan semangat persatuan dalam bingkai budaya Indonesia.